JALAN KELUAR

355 148 35
                                    


"Pak Ilham sudah jam berapa nih? belum berangkat antar Tiara?" tanya Panji heran. Lelaki separuh baya itu memberi isyarat melalui kedua tangannya bahwa dia tidak tahu. Panji bergegas menemui gadis kesayangannya di kamar. Namun ruangan itu kosong.

"Aunt tahu Tiara di mana?" pemuda tampan itu terlihat sangat gelisah.

"Itu ada di belakang, dekat kolam," kata Aunt.

"Tiara!" seru Panji. Didapatinya anak ABG itu sedang memberi makan ikan.

"Maaf Pa aku nggak masuk Sekolah hari ini. Satu hari ini saja tolong ya?" kata Tiara merayu.

"Ada masalah apa di Sekolah," ucap panji menatap tajam ke arah Tiara hingga gadis itu berbicara;

"Satu bulan sekali ada acara Seni Akbar di Aula Sekolah. Setiap siswa dan siswi menampilkan bakatnya masing-masing.

"That good. Dengar kabar dari Aunt Rani kamu happy belajar di Sekolah."

"Ya kalau belajar aku suka. Tapi acara ini aku nggak suka. Seluruh murid berkumpul di Aula dan menampilkan bakatnya masing-masing menggunakan sistem seperti kocok arisan. Kalau nama ku disebut aku harus menunjukkan kemampuanku sesuai perintah yang sudah ditentukan panitia. Bulan kemarin Adriana berakting menjadi Kepala sekolah berpidato persis seperti beliau ketika ada apel pagi. She amazing. Terus Ronald bergaya seorang reporter televisi."

"Then?" tanya Panji mau tahu kelanjutan ceritanya.

"Ya mantap," jawab Tiara membenarkan.

"Lantas Si cantik ini takut, malu, kurang percaya diri atau nggak bisa?" ucapan Panji tidak di jawab Tiara karena sudah mewakili isi hatinya.

"Aku mau bantu Papa di kantor aja boleh ya?" kata Tiara lagi merayu Panji untuk kedua kali.

"Jadilah dirimu apa adanya. Natural dan menjawab setiap persoalan dengan berkata: "Aku bisa." Kalau orang lain mampu tentu kita juga mampu. Misalnya Papa adalah panitia dan memanggil kamu untuk membuat puisi bebas. Coba Papa mau lihat apa reaksi kamu," ujar Panji memberi semangat.

"Aku berusaha membantumu tolong ikuti perintahku. Pejamkan matamu. Bayangkan apa yang kamu pikirkan. Dan sekarang action!" seru Panji memberi aba-aba.

Hati ini tak dapat sembunyi

Hasrat naluri menyeru rasa ini

Saksi abadi

Antara taman dan ikan berhias warna alami

Untukku dan Kamu

"Bukannya itu isinya puisi cinta.  Maksud dari kata saksi abadi kejadian ada adegan meluncur itu kan? Jangan-jangan Tiara ada perasaan sama Fatih anak SMK Galaxy," terka Panji mengomentari puisi.

"How's my performance?" tanya Tiara.

"Lumayan. Tapi nanti kalau namamu di sebut langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah rilex jangan panik apapun yang kamu orang yang kamu lihat anggaplah benda-benda kecil atau semut. Langkah kedua bersikap optimis bahwa'kamu mampu melakukannya oke," ucap Panji.

"Tapi sudah telat kalau mau berangkat Sekolah," kata Tiara mencari alasan yang tepat untuk tidak hadir pada pentas seni bulanan.

"Kalau Papa yang antar kamu nggak akan telat. Siap-siap Papa tunggu kamu di pintu samping."

Cinta Tiara Di Negeri MustanirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang