Terbongkarnya Rahasia

434 193 57
                                    


Hari-hari Tiara dilalui sebagaimana remaja seusianya seperti sekolah dan bermain bersama teman sebaya. Seminggu sekali Dia membawa teman akrabnya dari sekolah untuk belajar kelompok atau sekadar berenang dan makan-makan. Walaupun Panji luar biasa sibuk masih menyempatkan waktu untuk mengawasi Tiara melalui ponsel atau dari alat sensor di ruangan pribadinya.

"Tiara aku nggak larang kamu berenang tiap hari. Tapi aku nggak suka kalau ada pakaian basah masih ada di lantai, terus airnya tercecer di mana-mana. Aku juga nggak mau dengar kamu suruh Aunt Rani dan asistennya bersihkan tempat kamu main,"kata Panji menutup pembicaraan melalui handphone. Suaranya terdengar oleh teman-teman yang duduk disebelahnya.

"Maaf ya Tiara, aku lupa pakaian renangnya belum di ambil. Aku taruh di kursi dekat kolam renang," kata Rahma temannya merasa bersalah.

"Nggak apa-apa kok. Tenang aja Mr. Panji orangnya baik mungkin hari ini lagi banyak kerjaan jadi kata-katanya agak gimana gitu," ujar Tiara merasa tidak enak dengan kawan-kawannya.

"Nanti kita bersih-bersih sebelum pulang jadi nggak kena komplin Mr. Panji," ucap Risca memberi ide, lalu mereka semua mengacungkan jempol tanda setuju.

"Tiara ini pesanan kamu," Mutia sahabatnya memberikan sebuah kotak kepada gadis bermata lentik itu.

"Makasih ya, modelnya cakep nih. Terus gimana cara kerjanya," kata Tiara tak sabaran.

"Benda ini otomatis lihat aja keterangannya. Produk keluaran terbaru dan aku minta kakakku untuk modifikasi alatnya. Ukurannya kecil dan nggak kelihatan kalau ini CCTV. Kelebihan kamera ini memiliki resolusi 4K Full HD berkemampuan canggih bergerak 180° untuk berputar ke kanan dan kiri serta 60° untuk bergerak ke atas. Kelebihan lainnya adalah bisa mengambil gambar tanpa ada yang tahu dan Kamera ini bisa juga dipakai untuk memperoleh informasi secara diam-diam," Mutia menjelaskan begitu lugas.

"Oke," jawab Tiara girang.

"Nggak di cek dulu?" tanya Mutia lagi.

"Nggak usah aku bisa pasangnya disini juga ada petunjuk cara penggunaannya kok," Tiara menjawab penuh kepastian. Tiara takut curiga dengan kotak yang dipegangnya. Kemudian gadis itu menaruh barang penting miliknya ke tempat yang aman.

"Memangnya mau di pasang di mana. Kita bersedia bantu mumpung ada di sini," kata Van menawarkan diri.

"Gampang nanti aja. Gimana kalau kita sekarang makan Tom Yam buatan Aunt Rani?" kata Tiara mengganti topik pembicaraan.

***

Tiara menyusun rencana memasang CCTV di hari pangerannya tidak ada di rumah. Hari Jum'at kewajiban rutinitas kaum adam pergi keluar untuk beribadah. Momen paling tepat di pakai remaja itu merakit alat pengintai yang dibeli dari teman sekelasnya memakai uang tabungan pribadi yang selama ini di simpan. Dia harus merogoh fulus puluhan juta hanya untuk memantau ruang tengah menyelidiki kegiatan Panji.

"Maaf Pa, Banyak hal yang belum ku tahu tentang dirimu. Lagi pula Papa juga selalu mengawasiku setiap waktu. Jadi kita sama-sama impas. Saling melihat, saling memantau, dan saling menjaga," kata Tiara bicara seorang diri.

"Aku bisa lihat kamu lewat laptop, tablet atau gadget ini," ucap gadis itu dengan tersenyum puas berhasil menyelinap ruang terlarang bagian tengah ruang tamu tanpa sepengetahuan Aunt Rani yang tengah menyiapkan makan siang.

Tiara beraksi di malam hari dengan membawa misi sebagai detektif mengamati ruangan tengah lewat laptop pemberian Panji. Sekitar 11 orang berkumpul di sana. Seperti biasa Abang Rey selalu ada menemani Panji. Rekan bisnis berjumlah 3 orang duduk di sofa ruang tamu menungggu giliran. Orang tua berumur sekitar 50 tahun tengah berdiskusi dengan Panji dan asistennya. Selebihnya teman-teman Panji duduk di kursi panjang melakukan kesibukan masing-masing.

Cinta Tiara Di Negeri MustanirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang