Awas typo merajalela😂
Kegelapan menyelimuti malam ini, rasa penyesalan yang hebat tengah bergejolak dalam diri empat remaja di sudut kota. Di taman, taman dimana biasanya mereka berkumpul satu kelas untuk saling melengkapi kehidupan yang tak sempurna. Tempat dimana mereka biasa berkumpul hanya sekedar berbincang dengan perbincangan absurd.
Mereka menangis, namun semua tak bisa mengembalikan nyawa teman-temannya. Mereka menyesal telah melakukan perjanjian dengan raja psikopat demi tahta itu.
Semua sudah terjadi dan tak bisa kembali. Hancur di malam itu, menangis pun tak ada gunanya lagi. Meratapi bagaimana bodohnya mereka saling membunuh satu sama lain. Menyingkapkan tirai takdir yang seharusnya berjalan semestinya malah mereka permainkan.
"Semua kelengkapan kita dulu sudah pergi"
"Tak ada keramaian lagi"
"Kini kita sepi dan sunyi"
"Gue tau gimana cara mengembalikannya seperti dulu" kata gue serius.
Semua menatap gue penuh harap, tatapan mereka seakan bertanya-tanya.
"Gimana? Cepet beritahu gue!"
Tubuh gue terguncang-guncang karena permohonan mereka. Hampir saja gue roboh terjungkal ke belakang. Jika hal itu terjadi bakalan gue lenyapin mereka semua.
Gak ngerti apa tubuh gue sakit gegara mereka.
"Stop!" Bentak gue geram karena mereka tak henti-hentinya merengek.
Mereka semua langsung terdiam membisu di tempat. Menatapku serius tentu cemas.
"Selesaikan permainan ini!" Bentak gue lalu pergi meninggalkan mereka bertiga di gelapnya malam lalu menghilang dalam sekejap.
Mereka masih memandang satu sama lain, masih memikirkan arti dari ucapan gue tadi.
Gue hanya tersenyum di balik kegelapan menatap mereka yang masih kebingungan.
"Semua akan segera berakhir" lirih gue
Setelah cukup berpikir keras, sepertinya mereka telah mengerti dengan ucapan gue tadi.
Septi dengan gerakan tiba-tiba langsung memukul Siri menggunakan balok kayu yang ada di sekitar tempat itu. Dengan brutal Septi terus memukuli Siri hingga darah mengucur dari kepala dan membasahi rambutnya.
"Aakh!"
"Sep hentikan! Lo bisa membunuhnya"
"Diam Va! Hanya ini yang bisa mengakhiri permainan ini!"
"Tapi apa benar yang dikatakan oleh Nesti?"
"Kita hanya perlu mencobanya!"
Eva yang juga mulai berpikir dengan tindakan Septi kali ini ikut membantu Septi.
Pisau.
Pisau yang selalu dibawa Eva kemana-mana tak pernah ia tinggalkan sekalipun.
Clap!
Clap!
Clap!
Clap!
Bunyi itu terus terdengar berulang-ulang dari benda tajam yang dengan sengaja Eva tancapkan di tubuh Siri.
Seketika darah membuat rumput disekitar Siri berwarna merah darah. Dan benar! Siri tak membuka matanya lagi, bahkan ia terlihat sudah tak bernapas.
Septi tersenyum melihat Eva membantunya, ia menatap Eva dengan tatapan seakan sangat berterima kasih karena telah membantunya untuk mengakhiri permainan ini dan mengambalikan teman-temannya yang dulu pernah hidup bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Psychopath Class[COMPLETED]
FantasyMereka satu kelas namun saling membunuh! Berjiwa kanibal itu hal yang biasa bagi mereka, mereka mampu berkamuflase dengan gelar kelas 'unggulan' di mata para guru. Siapa yang mampu bertahan hidup ialah yang menang dan mendapat gelar dari sang raja p...