Psycho 4

219 14 0
                                    

Lanjut yang kemaren yak..

Gue ngambil tali yang ada di belakang ruang lab lalu mengikat Lusi dengan erat.

Tak lupa Eva membungkam mulut Lusi dengan lakban hingga ia tidak bisa bicara.

Agung menghampiri Lusi sambil membawa kotak kecil lalu memberikannya kepada Lusi.

"Ini hadiah untukmu" Agung membuka kotak itu.

Ampunn dah isinya adalah sepasang bola mata milik adik Lusi.

Lalu Hani dan Silpa memberikan kotak yang berisi sepasang kaki dan tangan milik bokap Lusi.

Terlihat Lusi yang sudah mulai mengeluarkan air matanya.

Oh Andi sang ketua kelas melupakan kotak yang paling besar itu, dan...

Ah isinya tubuh nyokap tercinta Lusi yang sudah tidak utuh lagi dan dibagian lehernya masih meneteskan darah hampir terputus.

Semua tertawa melihat ekpsresi Lusi kala itu, gue juga sumpah receh abiss hahaha.
Hahahahhahahahahahhahahahah hmm:v

Eva datang menghampiri Lusi dengan sebuah silet ditangannya dan mulai menggores pipi Lusi dengan sayatan panjang.

Tak hanya Eva, semua mendapat gilirannya masing - masing.
Rizal, Angga, Murhuda, Paros dan Siri mendapat tugas di bagian kakinya.

Putri, Silpa, Hani dan Denti bertugas menusuk telingan Lusi dengan besi panjang.

Herni, Vinni, Novy dan Mira mencongkel mata Lusi dengan garpu yang tadi mereka gunakan untuk makan siang.

Dan gue bertugas untuk membasahi tubuh Lusi dengan air garam dan sedikit jeruk nipis sisa es tadi.

Oh ya Mita dan Elvi bertugas untuk memotong kuku Lusi atau tepatnya jari Lusi.

Ekhemm...mereka melakukan tugasnya dengan sangat pelan agar Lusi tidak merasa tegang, ingat guys sesuatu yang terlalu terburu - buru hasilnya tidak akan baik.

Ingat itu guyss kata - kata mutiara eh bukan kata mutiara maksudnya kata guee.

Ah Lusi memang gadis yang penyabar, ia terharu karena kejutan dari teman - teman sekelasnya. Ia bahkan mengingat jelas bagaimana mereka menyiksa dirinya.

Uhhh darah..Lusi melihat sebuah bola pingpong yang menggelinding jatuh dari pipinya.

Oh shitt ternyata bola pingpong itu adalah matanya sendiri. Hahahaha aku tertawa melihatnya, ohh Lusi kesayangan.

Gue tau, gue tau ia menjerit keras membatin menerima perlakuan teman - temannya sendiri.

Agung mendekatkan sebilah pisau roti yang telah diasahnya tadi dan berbisik pada Lusi.

"Sekarang kau boleh bilang makasih ke kita semua karena kita sudah mengabulkan permintaanmu untuk selamanya bersama dengan keluargamu"

Cratt

Pisau itu menggores lehernya dan sekali lagi mengeluarkan sedikit cairan berwarna merah. Sedikit sekali malah haha:v

Dan yaa gue membantu proses kejutan ini untuk segera berakhir karena setelah ini ada ulangan kimia yang gurunya bedebahhh killernya.

Jlebb! jlebb! jlebb!

Ah berapa kali gue menancapkan pisau roti itu? Gue lupa berapa kali.
Ah sepertinya gue terkena penyakit faktor U, ohh tidakk kenapa pisaunya tidak bisa ditarik.

Maafkan aku, sepertinya pisau itu akan terus tertancap di jantungmu Lusi.

Ohohohoho ini drama yang sangat menyenangkan.

Gelap, yaa gelap sudah hatiku..

Eh maksud gue gelap sudah pandangan Lusi.

Dan...

Selamat jalan teman baikku

Ah bahagianya, btw dia jalan pake apa? Hayoo tebakkk

Ya kaki lah hadeh:v

Error nih wattpadnya gak bisa publish:(

The Psychopath Class[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang