Psycho 14

126 12 0
                                    


Jam sekolah sudah berakhir, semua siswa bersemangat untuk pulang tak terkecuali gue. Gue terdepan kalo masalah pulang haha.

Gue ambil motor di parkiran lalu menyalakannya. Tapi di depan jalur hijau gue kena big problem.

"Stop!" Pak Tejo nyetopin gue.

"Kenapa pak?" Tanya gue bingung.

"Kenapa motornya dinaiki! Puter balik!" Suruh pak Tejo.

"Loh pak lah saya beli motor buat dinaiki lah pak, yakali saya tuntun" jawab gue polos sekali.

"Sekolah disini berapa tahun?!"

Plak! Pak Tejo nge geplak helm gue pake tongkat legendnya.

Tenggg..tenggg tenggg

masih terngiang ngiang jelas tuh suaranya di telinga gue.

"Baru satu tahun lebi lima bulan lebih dua minggu lewat tiga hari lebih empat jam lewat empat puluh lima menit, kelewat lima detik pak" jawab gue

"Peraturannya boleh menaiki sepeda motor kalo sudah di depan gerbang!" Sentak pak Tejo.

"Busett pak jauh itu pak, 99,99 meter pak gile!" Bantah gue.

"Turun! Atau kunci motor kamu saya sita!" Kata pak Tejo yang sorot matanya seolah mengintimidasi gue.

"Iye pak iyeee"

Mati gegara 'blood high' baru tau rasa loh!

Batin gue

Akhirnya gue turun lalu menuntun motor gue sampe ke depan gerbang.

"Ke depan lagi!!" Teriak pak Tejo dari jalur hijau

"Elahhh...ribet banget sih sekolah! Pake acara nuntun motor segala lagi" protes gue.

Keesokannya gue naati peraturan di sekolah jika motor harus dimatikan sebelum masuk gerbang sekolah agar sekolah bebas polusi.

Ah taik! Peraturan itu cuma buat siswa tidak termasuk guru. Gue liat banyak siswa yang menuntun motornya kewalahan apalagi yang belum sarapan.

Dan parahnya guru - guru yang masuk ke sekolah dengan santainya menjalankan motornya melewati kita semua.

Bangsat! Gue kesel banget sumpah, terlintas di otak gue buat jadi provokator demo massa di sekolah.

Rasanya pingin gue bantai tu guru!

Sabar Nes sabar kamu manusia yang penyabar.

Ah gak bisa sabar gue!

"Pak Tejo!" Panggil gue ketika pak Tejo melewati gue dengan motornya.

"Apa?" Jawab pak Tejo dingin.

"Kenapa peraturan ini hanya untuk siswa? Kenapa para guru tidak? Mereka dengan seenaknya menaiki motornya ke dalam sekolah sedangkan kita para murid harus susah payah sampai ke parkiran. Ini tidak adil pak!"

"Apa karena kita cuma siswa dan kalian para guru? Kita siswa sudah menaati peraturan di sekolah ini tapi liat para guru dengan santainya melanggar peraturan? Dan oh ya katanya peraturan ini dibuat agar tidak ada polusi di sekolah, salah besar pak! Buktinya masih banyak guru yang membuat polusi di sekolah dengan mesin motornya!"

Udah mirip bung Tomo? Gak ya? yaudah deh.

Semua siswa berhenti dari aktivitasnya menuntun motor dan semua tertuju ke gue yang sedang berteriak pada salah satu guru yakni pak Tejo.

Pak Tejo hanya memandangku murka, tapi ia hanya diam dan berlalu begitu saja.

Hahahaha knock down

Gak ada yang berani mempermasalahkan gue karena orang tua gue pemilik saham terbesar di sekolah ini. Dan apa lagi? Gue termasuk siswa unggulan di sekolah ini. Hahaha gak sombong:) iyalah ini kan cerita khayalan:v yang tak sesuai realita:)

Lanjutt..

"Gung lu mau kemana?" Tanya Siri.

"Kantin lah laper gue" jawab Agung yang pergi ke kantin sendirian.

Diam - diam Siri membuntuti temannya itu.

Siri yang mengikutinya dari belakang untuk mengerjainya terkejut dengan apa yang dilihatnya barusan.

Siri melihat Agung sedang duduk bersama Atun di kantin sekolah. Mereka terlihat begitu akrab.

Siri yang sudah tiga tahun menjalin hubungan dengan Sinta merasa sakit hati dan kecewa karena sahabatnya sendiri.

Baper rahh baper dasar manusia! Haha cinta? Basi guys....

Etahh berasa kaum bucin gue:v

Jangan ikut - ikutan bucin loh..hanya untuk orang - orang yang terlatih dan professional saja😂. Semacam aku😢

Udah gagal beberapa kali dalam urusan percintaan😂yak okeh lanjut..

"Heii pulang bareng Gung?" Tanya Siri.

"Lu naik angkutan?" Jawab Agung malah balik nanya:v

"Iye bareng yuk"

"Okeh"

Merekapun berjalan sepanjang jalan kenangan kita selalu bergandeng tangan. Gausah sambil nyanyi woy bacanya:v

Terlihat betapa bersahabatnya mereka meskipun tadi Siri sempat merasa kecewa pada Agung.

Tik tik tik bunyi hujan diatas genting..

Hujan tiba - tiba turun dengan deras membuat mereka berdua berlari ke halte untuk cepat - cepat berteduh.

Kebetulan di halte itu hanya ada mereka berdua, romantis kan beuhh romantis banget berdua - duaan di halte pas lagi hujan.

Pengen dong kek gitu, gue juga pernah berduaan di halte pas lagi ujan, iye ama pedagang cilok.

Hahaha ngenes udah ah gausah cerita masa kelam gue. Suram, kelam, gelap...

ehhh mati lampuuu ternyata.

Ceklek! Nah udah terang
Lanjut..

Cekiitttt..

Suara rem bis yang ditunggu mereka sudah datang, secepat kilat mereka masuk ke dalam bis namun hanya ada satu kursi penumpang yang tersisa untuk mereka.

Bukkk!

Siri mendorong tubuh Agung keluar dari bis yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi.

Brakkk!

Cratt!

Naasnya ketika Agung terlempar ke jalan, di belakangnya melaju sebuah truk besar yang melindas badannya.

"Kau pasti akan terkejut dengan ceritaku Atun sayang" Senyum Siri yang menyeramkan dibalik hujan sore itu.

Who's Atun?

Huh pusing, adegan romantis? Gue tak bisa membuatnya tapi kalo adegan mature gue ahlinya hehehe jangan bilang - bilang loh😂

The Psychopath Class[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang