Psycho 35 [End]

102 2 0
                                    

Awas typo merajalela😂

Flasback On

"Nes! Lu nanti malem di rumah kan?" Tanya Andi

"Iya emang kenapa?"

"Nanti malem kita semua ke rumah lu" kata Andi

"Satu kelas?" Tanya gue

"Iya" jawab Angga

"Oke"

Padahal nanti malam adalah malam bulan baru. Dan gue takut kalo Tuan Gergio datang ke rumah gue. Apa yang nanti bakalan gue jelasin ke mereka semua?

Wuzzzz...

Angin tiba-tiba bertiup kencang menyibakkan tirai jendela kamar gue.

Yaish..kan dia datang,

"Nesti abdi setiaku, sang psikopat sejati"

"Hamba Tuan"- Gue

"Bagaimana? Masa abdimu akan habis tapi aku masih menginginkanmu sebagai abdiku"

"Tapi Tuan hamba tidak bisa, ini sudah perjanjian yang sudah kita sepakati" - Gue

"Ya ya..kau benar-benar keras kepala"

"Maaf Tuan"-Gue

"Hmm bagaimana kalau kau tetap ikut bersaing bersama mereka lagi, aku berharap kaulah pemenangnya"

"Tapi Tuan.."-Gue

"Kau tak boleh menolaknya"

"Ampun Tuan, bagaimana jika hamba merasakan kematian untuk kedua kalinya?"-Gue

"Jika kau mati, aku akan membuat arwahmu masih diterima bumi"

"Kau akan tetap hidup meski sebenarnya itulah arwahmu"

"Sampai kapan Tuan? Hamba hanya ingin tenang, hamba sudah banyak merubah takdir di dunia Tuan"-Gue

"Hmm baiklah ini tugas terakhirmu, kau harus membunuh sang psikopat sejati itu"

"Baik Tuan"-Gue

Wuzzz ...

Cahaya itu hilang dari kamar gue, ternyata semua perbincangan gue dengan Tuan Gergio tadi didengar oleh teman-teman gue yang sudah berdiri di depan pintu kamar gue. Ehmm teman satu kelas tepatnya.

Emang bangsat tu mereka malah nguping,

Mereka terlihat terkejut sekaligus kebingungan. Tidak, mereka tidak takut tapi malah tergiur dengan tawaran Tuan Gergio.

"Apa keuntungan perjanjian itu?" Tanya Eva.

"Kita akan tetap hidup meski jasad kita mati" jawab Gue terpaksa.

"Mengagumkan, ayo kita ikut!" Ajak Denti.

"Jangan!" Bantah gue

"Kenapa? Lo mau hidup abadi sendiri? Jangan egois dong" bentak Eva.

Mereka seakan tak peduli apa resikonys jika mereka melakukan perjanjian dengan Tuan Gergio. Mereka harus saling membunuh satu sama lain untuk membuktikan bahwa mereka bisa bertahan dan menjadi yang terkuat diantara yang terkuat.

Flashback Off

Angin menerpa kencang membelai pohon yang terlihat melambai-lambai di kejauhan.

Hal bodoh yang pernah mereka lakukan di masa indah mereka. Tiga puluh enam remaja yang mengajukan dirinya menjadi abdi dari sang king psycopath.

Mereka terlalu egois untuk memilih dan mereka juga terlalu bodoh untuk tetap memilih keputusan yang hanya akan berujung penyesalan dan kematian.

Saling membunuh bukanlah pilihan yang benar tapi juga bukan rencana yang buruk. Semua pasti ada jalan keluar, meskipun tak akan bisa kembali seperti sediakala.

Ruangan itu kini kosong, ruang kelas itu kini tak berpenghuni. Hanya ada seorang gadis terduduk memeluk lututnya di sudut ruangan yang sepi.

Dulu di ruangan ini berpenghuni tiga puluh enam bocah gila yang selalu saja berbuat masalah. Mereka belajar tanpa belajar dan mereka menulis tanpa menulis.

Kehidupan mereka sungguh ramai dengan tingkah konyol yang mereka buat. Sekarang? Lihatlah ruangan kosong ini. Hampa dan sepi seperti tak berpenghuni.

Tap..tap..tap..tap

Selangkah demi selangkah gue susuri ruangan itu, kini berdebu karena tak bertuan. Kilatan kenangan tertampil jelas disana.

"Woy buku gue anjayy"

"Jangan lari woy tu kabelnya mulur"

"Hahahahahaha tas ungu"

"Waaa ora usum"

"Cemett loo"

Kebisingan itu membuat telinga gue berdenging keras semakin menambah rasa penyesalan yang ada di otak gue.

Gue menghampiri Eva yang masih terduduk di pojok dengan raut wajah pias.

"Nes lu masih hidup"

Gue hanya mengangguk menatap dingin Eva.

"Bagaimana bisa? Apa karena perjanjian itu? Kenapa teman-teman kita tidak?" Tanya Eva bertubi-tubi.

"Gue sudah jauh lama menjadi abdi Tuan Gergio, kemampuan itu diberikannya hanya untuk gue karena ada tugas terakhir yang harus gue selesaikan"

"Lalu?"

"Tapi tidak dengan teman-teman kita"

"Lalu gue?"

"Lo juga sama seperti mereka"

Gue semakin mendekat hingga Eva kini terpojok di sudut ruang kelas itu. Memang gue sebenarnya sudah lama mati, tepatnya di bagian Psycho 13. Eva yang membunuh gue karena Eva pikir gue adalah lawannya.

Tapi Tuan Gergio membuat arwah gue masih hidup layaknya manusia yang hidup. Gue bisa terlihat oleh siapapun tapi setelah tugas terakhir gue selesai. Gue bakalan kembali ke tempat yang seharusnya gue ada disana sejak dulu. Ya sejauh ini gue sudah mengalami dua kali kematian. Dan sepertinya ini kematian yang terakhir.

"Va lo masih inget gimana elo bunuh gue?!"

"Lo udah ngerusak rencana gue buat jadi psikopat sejati itu!"

"Dan lo udah buat gue gak bisa hidup lagi!"

"Sekarang lo puas sudah mendapat abdi Tuan Gergio?!!"

"Jawab gue Va! Jawab!!"

Seharusnya Eva gak membunuh gue waktu itu, jika gue masih hidup sampai sekarang mungkin semua kejadian itu tak akan terjadi.

Gue bisa memohon Tuan Gergio untuk mengembalikan jasad dan arwah teman-temanku seperti semula meskipun gue rela harus menjadi abdinya seumur hidup.

Namun sepertinya semua rencana gue gagal.

Gue harus membunuh lo Va!

Oh shitt kenapa gue emosian begini:v

Gue dekati Eva dan mulai mengeluarkan sesuatu dari saku.

Pisau...

Hahaha gue suka bermain-main dengan benda itu,

Sebentar lagi semua akan berakhir.

"Lihatlah Va malaikat mautmu sudah menunggumu di depan pintu" senyum gue tapi sebelum itu..

"Maaf.."

Gue tersenyum "tugasku selesai Tuan"

"Ttiiidakkkk Nes hentikann!!!!" Teriak Eva.



























































































"Om malaikat mau ngajak gue kemana om?"

"Ke tempat yang indah"

"Serius om dimana?"

"Lu juga akan tau nanti"

"Aduhh om jangan ngebut! Gue takutt"

"Bacot lu!"

End





Eitss tunggu, besok masih ada BONCAP nya...

The Psychopath Class[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang