Six

14.2K 1.4K 29
                                    

Di sinilah mereka sekarang berada. Di ruang BK yang telah dihadiri oleh orangtua Rin, Pak Song guru BK, dan tentu saja ketujuh gadis itu. Di mana Yeri dan Rin sudah diobati terlebih dahulu.

"Mana, wali kalian?" tanya Pak Song ke Lisa, Yeri dan Rosé.

"Di jalan kali Pak," jawab Lisa dengan nada malas.

"Udah Pak, mulai aja. Gak usah nungguin wali mereka," ucap Nyonya Yoo yang tak lain adalah Mama Rin.

"Enak aja, ya ga bisa lah Bu. Harus tunggu Kakak saya datang dulu," sahut Lisa tak terima.

"Mohon tenang, kita akan mulai jika wali mereka sudah datang." Lerai Pak Song.

Tok...tok...

Suara ketukan pintu mengambil alih fokus mereka dan mendapati Irene yang baru datang. "Permisi, maaf saya terlambat datang, tadi ada hal yang harus saya selesaikan lebih dulu," ucapnya sambil memasuki ruang BK dan segera duduk di samping Lisa.

Tuan Yoo begitu melihat Irene masuk, langsung menundukkan kepalanya sedikit ke arah Irene. Membuat Nyonya Yoo dan Rin menatap Tuan Yoo dengan bingung serta aneh.

"Karena semua sudah berkumpul di sini, saya akan mulai membahas kejadian yang baru saja terjadi. Seperti yang diketahui dari rekaman CCTV di lorong sekolah, bahwa Yeri masuk toilet dan tidak keluar-keluar selama kurang lebih 20 menit. Ia baru keluar setelah pintu di dobrak oleh Lisa apa itu benar, Yerim?" tanya Pak Song.

"Benar Pak," jawab Yeri pelan.

"Apa benar jika Rin, Nono, dan Flo juga berada di toilet dalam waktu yang sama dengan Yerim?"

Nono menganggukkan kepalanya mewakili Rin dan Flo.

"Lantas, apa yang terjadi di sana, Yerim?" tanya Pak Song secara penuh memperhatikan Yeri.

"M...ereka me... mbully saya pak," jawab Yeri tergagap.

"Fitnah itu Pak," jawab Rin membela diri.

"Betul Pak, tidak mungkin jika anak saya yang membully. Liat! Tangannya aja ada lebam-lebam kayak gini. Gimana bisa dia dituduh yang membully?" timpal Nyonya Yoo yang tidak terima anaknya dituduh membully.

"Terus apa bedanya dengan adik saya yang juga luka-luka, akibat kelakuan anak anda dan teman-temannya?" ujar Lisa sambil menatap tajam Nyonya Yoo.

"Apa yang kamu katakan itu, dapat dipastikan kebenarannya Yerim?" tanya Pak Song untuk memastikan.

"Iya bisa Pak, buat apa saya berbohong. Mereka melakukan hal yang sama ke saya kemaren dan sekarang."

"Kalo emang gue dan temen-temen gue yang lakuin, mana buktinya hah?" tanya Rin sewot.

"Emang harus pake bukti apa lagi? Kalo yang lo buat itu udah ngebuat bekas di kulit gue?" jawab Yeri sambil menunjukkan lengannya yang penuh luka dan lebam.

"Nono dan Flo apa benar kalian yang melakukan itu semua?" tanya Pak Song pada kedua gadis itu.

Flo mengangguk, "Kami berdua di suruh Rin Pak, untuk membully Yeri." Jawaban Flo sukses langsung membuat Rin menatap tajam dirinya.

"Mana buktinya HAH!?"

"Kayaknya lo gak mau ngaku salah, banget ya? Apa-apa minta bukti, kalo salah bilang aja sih salah. Ribet banget hidup lo," sinis Lisa.

"Lisa, apa yang kamu lakukan tadi dengan Rin?" tanya Pak Song beralih menatap Lisa.

"Hanya memberinya sedikit pelajaran Pak. Karena sudah menyakiti adik saya," jawab gadis itu dengan santai.

Sisters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang