Part 2. Father

5.1K 337 8
                                    

*****

" Kyaa! Naruto hebaaat!! Selamat datang Kapten Naruto!! "

Teriakan dan sorakan mengagetkan Sasuke. Pemuda berambut hitam itu segera melihat papan skor dan melihat skor yang terlihat. 40 - 41, dengan keunggulan ada di skor di bawah papan bertuliskan Naruto. Sasuke mendengus jengkel tapi Shikamaru yang menjaga bertugas menjaga papan itu hanya mengangkat bahu lalu dengan acuh meninggalkan papan itu karena tugasnya untuk menjaganya sudah selesai.

Hinata langsung teringat pada pertemuannya dengan pemuda pirang itu pagi ini. Pemuda yang mempunyai berbagai macam ekspresi. Hinata tersenyum mengingatnya. Saat bertemu dengan Naruto pagi ini, Hinata tidak menyangka bahwa kedatangan pemuda pirang itu akan berdampak begitu besar bagi warga sekolah ini. Terutama bagi para siswi yang langsung terpesona dan terpikat pada ketampanan pemuda pirang itu dan juga klub basket sekolah yang kedatangan satu anggota baru yang dengan sangat berani menantang kapten klub basket.

" Aku mencintaimu, Sasuke!! " Suara jeritan dan juga tubrukan di punggungnya membuat Sasuke tambah kesal.

Sasuke melepaskan lengan Sakura yang melingkar dipinggangnya lalu berbalik. Dia menatap gadis berambut pink di depannya dengan sorot mata tajam.

" Kau sengaja melakukannya agar aku kalah kan? " tuduh Sasuke.

" Itu benar, Sayang. Jadi mulai sekarang kau akan jadi milikku seutuhnya. Kau pikir aku tidak sakit kau nomor - duakan setelah klub basket bodohmu itu terus menerus?! Hah?! " teriak Sakura jengkel.

Sasuke hanya memutar bola matanya pada sifat egois pacarnya. Coba saja kalau dia tidak mencintai gadis itu, dia pasti akan memutusnya sekarang juga karena telah membuatnya kehilangan posisinya sebagai kapten basket yang sangat dibanggakannya itu. Kadang Sasuke bingung apa yang membuatnya sangat mencintai pacar pinknya yang sangat possesssive itu.

" Oya. Hari ini aku akan membuatkanmu sop tomat dengan daging sapi yang lezat. Ayo. " ucap Sakura sambil menggelayut manja di lengan Sasuke.

Sasuke sibuk menahan air liurnya yang hampir menetes membayangkan lezatnya sop tomat buatan Sakura yang memang sangat pandai memasak itu dan membiarkan dirinya dibawa oleh Sakura menuju rumahnya. Sasuke baru ingat dia menerima pernyataan cinta gadis berambut pink itu setelah memakan bento berisi salad ayam tomat buatannya. Sakura ternyata mengetahui kelemahannya yang sangat menyukai buah tomat dan menjeratnya dengan masakan serba tomat buatannya yang sangat lezat itu. Akhirnya kelezatan masakan Sakura membuat Sasuke ketagihan dan menyerah dan langsung setuju untuk menjadi kekasih gadis berambut pink itu. Seperti pepatah yang sering dikatakan orang, cinta itu datang dari perut lalu turun ke hati. Atau kira - kira yang seperti itu. Sudahlah.

Hinata yang kini berdiri di pinggir lapangan basket memandang kepergian Sakura dan Sasuke sambil tersenyum. Hinata tadi langsung lari mengikuti Sakura yang segera lari saat melihat kekalahan Sasuke. Hinata takut Sakura dan Sasuke akan bertengkar karena Sakura membuat Sasuke kalah dalam pertandingan itu. Hinata sangat lega melihat keduanya tidak bertengkar sama sekali dan bahkan kini malah terlihat mesra. Hinata menggelengkan kepalanya heran melihat pasangan itu.

Hinata mengalihkan pandangannya pada pemuda pirang, Naruto, Sang Kapten Klub Basket baru, yang kini dipanggul dan di elu - elukan oleh semua anggota klub basket yang terlihat tidak merasa bersalah sama sekali karena menyambut kapten mereka yang baru dengan sangat heboh dan terkesan tidak menghiraukan perasaan kapten lama mereka. Bukan rahasia lagi kalau Sasuke menggunakan cara kejam untuk memimpin klub basket itu. Para guru bahkan kepala sekolah pernah menegur Sasuke saat pemuda itu mengadakan latihan basket hingga malam saat klub itu akan mengikuti sebuah kompetisi basket antar prefektur beberapa bulan yang lalu.

PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang