*****
Naruto memandangi para pemain basket dari tim SMA Konoha yang sibuk berlarian memperebutkan bola. Mereka terlihat bermain habis – habisan melawan para pebasket dari tim basket SMA Otto. Tentu saja karena ini adalah pertandingan final. Kedua pihak bernafsu untuk memenangkan pertandingan dan menjadi juara kompetisi basket tahunan kali ini. Kedua tim saling menyerang dan bahkan kadang menggunakan cara kasar. Berkali-kali wasit memberi peringatan tapi sepertinya kedua tim sama-sama tidak ada yang mau mengendurkan syarafnya lalu bermain basket dengan kepala dingin.
" Ck! Jirobo itu!! " teriak Hinata kesal saat Jirobo dari Otto melanggar Kiba. Lagi.
Naruto menoleh mendengar teriakan Hinata itu. Gadis itu terlihat sangat kesal pada Jirobo. Sepasang mata ungunya terlihat berkilat tajam saat menatap Jirobo. Naruto tersenyum melihat ekspresi marah Hinata itu. Dia sangat bersyukur Hinata mau kembali menjadi manager saat Gaara membujuknya. Kenapa Gaara? Karena Hinata tidak mau menemuinya saat Naruto berkali-kali mendatangi kelasnya. Terpaksa Naruto meminta pertolongan kepada sahabat merahnya itu untuk menggunakan kekuasaannya sebagai ketua OSIS untuk memaksa Hinata kembali menjadi manager klub basket. Naruto beralasan Shion selalu mencari gara-gara dengan Hinata dan bahkan mengancamnya. Karena itu Naruto meminta Gaara agar memaksa Hinata kembali menjadi manager tim basket karena Shion tidak akan mungkin berani mengancam Hinata saat gadis itu ada di dekatnya.
Naruto merasa bahagia sejak Hinata sudah kembali berada di sekitarnya meskipun hanya selama ada kegiatan di klub basket. Entah kenapa dia merasakan begitu senang hanya karena keberadaan Hinata di dekatnya. Padahal Hinata selalu berusaha tidak terlalu banyak bicara padanya dan selalu berusaha berada sejauh mungkin darinya. Tapi bisa melihat Hinata di sekitarnya sudah cukup membuat hati Naruto tenang. Naruto mulai berpikir dia memang menyukai gadis berambut sebiru lautan dalam itu. Bahkan mungkin sejak pertemuan pertama mereka dulu, saat dia pertama kali menginjakkan kakinya di SMA Konoha.
Naruto jadi bingung sendiri kenapa dulu dia mau menerima Shion. Apakah karena warna matanya yang mirip dengan Hinata? Atau karena Shion berusaha begitu keras mendekatinya? Atau karena Hinata yang terlihat begitu jauh dari jangkauannya dan begitu tertutup? Atau dirinya yang kurang berusaha mendekati Hinata? Mungkin semua hal itu mempunyai peran yang saling terkait yang membuatnya menerima Shion.
" Sasuke!! "
Jeritan Hinata membuat Naruto terbangun dari lamunannya. Mata Naruto melotot kaget melihat Sasuke terkapar di tengah lapangan. Pemuda itu terlihat tidak menunjukkan pergerakan sama sekali pertanda pemuda itu sudah kehilangan kesadarannya. Sasuke pingsan. Para wasit langsung menahan para pemain Kohoha yang ingin menghajar Jirobo yang telah melakukan offensive foul pada Sasuke dengan sangat keras hingga kapten mereka itu pingsan. Petugas medis segera membawa tandu lalu membawa Sasuke ke pinggir lapangan yang disambut tangisan histeris Sakura. Wasit menghentikan pertandingan sementara untuk memberi kesempatan pada pemain dari SMA Konoha memastikan keadaan Sasuke.
" Bagaimana ini? Kita tidak akan menang dengan formasi cadangan pertama. Kita tidak hanya membutuhkan pemain yang kuat, tapi juga pemain yang cerdas dan tanggap menghadapi situasi kita yang sulit dan bereaksi cepat. " ucap Shikamaru. Seakan dikomando, semua orang langsung menatap Naruto setelah mendengar ucapan Shikamaru itu.
" Kenapa kalian semua menatapku? " tanya Naruto sambil mengerutkan kening.
" Tentu saja kau yang harus menggantikan Sasuke, Naruto!! " jawab Kiba kesal.
" Hanya kau yang bisa menandingi Kimimaru. Kau cepat dan juga pintar mengatur strategi. Kau adalah orang yang tepat, Naruto. " Guy sensei menguatkan usulan Kiba.
" Shikamaru yang jadi playmaker kan sudah ada. Dan Rock Lee juga cukup kuat. " jawab Naruto.
" Bukan hanya kekuatan dan kepintaran yang mereka butuhkan Naruto. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa memimpin mereka, membuat mereka merasa bisa dan yakin untuk menang. Dan kau adalah orang itu. " ucap Hinata.