Part 3. Atraction

4.1K 298 8
                                    

*****

Hinata berjalan pelan menuju perpustakaan sekolah untuk mengembalikan buku rumus praktis matematika yang dipinjamnya seminggu lalu. Begitu masuk, Hinata dibuat heran dengan banyaknya siswi yang berada di dalam perpustakaan padahal biasanya perpustakaan itu sepi pengunjung.

" Nona Miho, kenapa perpustakaan tiba-tiba jadi ramai pengunjung? Apakah ada penulis terkenal yang akan mengadakan acara pembagian tanda tangan di perpustakaan sekolah kita? " tanya Hinata pada Miho, petugas perpustakaan yang kebetulan berpapasan dengannya. Wanita berkaca mata itu membawa keranjang berisi buku - buku yang sudah dikembalikan yang akan dijajarkan kembali ke raknya masing-masing.

" Memangnya kau belum tahu? Naruto Namikaze, kapten klub basket sekolah, yang juga idola para siswi itu, dia sedang dihukum kepala sekolah untuk menjadi petugas perpustakaan karena lemparan bola basketnya memantul ke jendela perpustakaan hingga memecahkannya. Kepala sekolah menghukumnya dengan mengharuskannya mengganti kaca yang pecah dengan yang baru dan menjadi petugas perpustakaan selama seminggu. " terang Miho sambil membawa keranjang bukunya ke jajaran rak-rak buku.

" Oh.." ucap Hinata sambil mengikuti Miho.

Miho merasa heran melihat reaksi Hinata yang terlihat tidak peduli dengan kedatangan Naruto di perpustakaan itu.

" Kau tidak ingin bergabung dengan gerombolan siswi yang mengerumuni Naruto di meja pengembalian? " tanya Miho.

" Aku tidak mau, disana terlalu ramai. Aku mengembalikan buku ke Nona Miho saja ya? Ini." Hinata menyerahkan buku rumus matematika itu pada Miho. Miho menerima buku itu lalu menatap Hinata.

" Kau tidak mau meminjamnya lagi? " goda Miho.

Soalnya Hinata sudah dua kali meminjam buku itu dan sudah dua kali pula memperpanjang masa peminjamannya. Hinata cemberut mendengar ucapan Miho.

" Walau pun aku meminjamnya lagi, aku tetap saja tidak bisa mengerti. Aku nanti mau minta diajari Kakak sepupuku saja. " ucap Hinata dengan wajah lelah.

" Semangat ya. Semoga kakak sepupumu bisa membuatmu lebih mengerti matematika." ucap Miho sambil mengusap kepala Hinata.

" Nah. Hari ini kau mau pinjam buku apa? " tanya wanita berkaca mata itu.

" Aku mau pinjam buku magic bleed! Bukunya sudah dikembalikan kan Nona? " tanya Hinata antusias.

" Coba kalau kau juga seantusias ini saat mempelajari buku rumus matematika itu. Kau pasti tidak akan mendapatkan nilai merah lagi. " ucap Miho sambil memutar bola matanya. Hinata hanya tersenyum malu sebagai jawabannya.

" Buku itu belum kembali. Kemarin ada siswa lain yang meminjamnya. " ucap Miho sambil berjalan meninggalkan Hinata begitu saja. Hinata langsung cemberut.

Setelah memilih sebuah buku novel tentang bajak laut, Hinata duduk di lantai di sudut perpustakaan yang dekat dengan jendela lalu mulai membaca. Tidak lama kemudian gadis berambut panjang kebiruan itu sudah tenggelam dalam dunia bajak laut di mana tokoh utama dalam novel yang dibacanya berpetualang. Gadis itu begitu terhanyut dalam cerita yang dibacanya hingga dia tidak mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya.

" Kenapa juga aku harus melakukan pekerjaan seperti ini?! Harusnya aku berlatih di lapangan untuk persiapan kompetisi basket tahunan itu! Benar-benar Sial! " gerutu Naruto sambil membawa setumpuk buku-buku IPA yang baru saja dikembalikan oleh anak-anak klub KIR untuk riset. Naruto sengaja membawa semua buku itu sekaligus agar tidak repot bolak-balik membawanya. Tumpukan buku yang berjumlah puluhan itu sangat tinggi, hampir mencapai dagu Naruto sehingga membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas jalan di depannya. Karenanya Naruto tidak melihat Hinata yang sedang duduk di lantai. Tanpa sengaja Naruto tersandung kaki Hinata yang duduk berselonjor yang mengakibatkan Naruto terjatuh dan semua buku yang dibawanya jatuh dan menimbulkan suara berdebum. Naruto jatuh dengan posisi tengkurap dan menimpa kaki Hinata, sementara buku-buku IPA yang dibawanya jatuh berserakan dan ada beberapa yang jatuh mengenai Hinata.

PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang