*****
Upacara pernikahan Naruto dan Hinata dilaksanakan dengan hikmad. Pendeta yang menikahkan mereka segera mempersilahkan Naruto untuk mencium Hinata setelah keduanya saling mengucapkan janji suci pernikahan dan menyematkan cincin kawin di jari manis mereka. Naruto mencium bibir merah Hinata dengan sangat lembut.
" Aku mencintaimu.. Hinata.. " ucap Naruto sambil memandang Hinata.
Tanpa sadar Kushina langsung memeluk Minato karena terlalu terharu melihat pernikahan putranya itu.
" Naruto sudah benar-benar dewasa sekarang.. Rasanya baru kemarin aku menggendongnya dan sekarang lihatlah.. Dia sudah menjadi suami dari seorang gadis cantik.. " ucap Kushina sambil menangis.
" Jangan lupakan sebentar lagi dia juga akan menjadi seorang ayah dan kita menjadi kakek dan nenek. " tambah Minato yang membuat tangis Kushina semakin keras.
" Anak itu membuatku merasa tua. "
Kushina langsung mencubit pinggang Minato saat mendengar ucapan Minato itu.
" Kau memang sudah tua, Minato! Dasar tidak ingat umur! " ejek Kushina.
Naruto memandang Hinata dengan perasaan kagum dan terpesona. Hinata terlihat begitu cantik dalam balutan gaun putih panjangnya yang membuatnya bagaikan seorang putri kerajaan dongeng. Naruto bahagia dan juga terharu karena akhirnya bisa bersanding dengan Hinata dalam ikatan suci pernikahan. Akhirnya dia bisa bersama Hinata yang sangat dicintainya itu setelah semua hal buruk dan juga kesedihan yang mereka alami berdua.
Meski hubungan Naruto dengan Hinata berawal dari hal yang tidak menyenangkan saat Naruto mengambil dan mengakui puisi milik Hinata, Naruto bisa merasa lega karena Hinata mau memaafkannya dan menerimanya sebagai pasangan hidupnya. Meskipun Hinata melakukan semua itu bukan karena cinta dan hanya demi anak yang dikandungnya, Naruto berjanji akan mencintai Hinata dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk Hinata dan juga anaknya yang akan lahir kelak. Meski sekarang Hinata belum mencintainya, Naruto bertekad akan memenuhi kehidupan rumah tangganya dengan Hinata dengan cinta dan lebih banyak cinta hingga Hinata akan tenggelam dalam cintanya dan tidak ada pilihan lain selain membalas cintanya.
" Aku.. Aku juga mencintaimu.. Naruto.. "
Mata Naruto membola kaget mendengar suara Hinata yang sebenarnya terdengar sangat lembut itu. Naruto menatap Hinata yang kini menunduk malu dengan wajah memerah.
" Benarkah kau bilang.. Kau mencintaiku, Hinata? Benarkah? " tanya Naruto. Naruto masih tidak percaya Hinata mengucapkan cinta padanya.
" Aku.. Aku memang mencintaimu.. Naruto.. " jawab Hinata dengan suara lembutnya. Wajah Hinata makin merah saat mengucapkan kata cinta pada Naruto.
" Terima kasih, Ya Tuhaan.. Aku sangat bahagia.. " Naruto langsung menangis terharu mendengar ucapan cinta dari bibir Hinata itu. Dia merasa kebahagiannya terasa lengkap. Hinata kini sudah resmi menjadi istrinya dan istrinya itu mencintainya. Naruto serasa ingin melayang karena terlalu bahagia. Naruto merengkuh tubuh mungil Hinata dan memeluknya erat.
" Bukankah seharusnya kita memberi selamat pada putra dan menantu kita atas pernikahan mereka? " bisik Minato.
" Kau benar. " Kushina melepaskan pelukannya lalu berjalan menghampiri Hinata dan Naruto.
Kushina tersenyum melihat Hinata yang sedang sibuk menyeka air mata Naruto dengan tissue.
" Mulai sekarang kau tidak boleh cengeng lagi, Naruto. Kau seorang suami dan calon ayah sekarang. " goda Kushina.
" Ibuu.. " rengek Naruto dengan wajah merah menahan malu.
" Hah?! Kenapa kau malu-malu begitu? Bukankah semua yang aku ucapkan benar? " tanya Kushina sambil tertawa.