Part 14. Hurt

3.8K 274 14
                                    

*****

" Aku memang sudah melakukan suatu kesalahan pada Hinata. Aku memang tidak pantas mendapat maaf dari Hinata. Aku.. Aku telah melakukan kebodohan dan kesalahan yang sangat besar padanya. Aku rasa aku pantas dibenci oleh Hinata. " ucap Naruto dengan perasaan sedih.

" Tapi bolehkah aku berharap bahwa suatu saat nanti Hinata akan memaafkanku? " ucap Naruto penuh harap.

" Kau hanya harus memberikannya waktu, Naruto. Waktu akan menyembuhkan semua luka, atau paling tidak mengurangi rasa sakitnya. " ucap Shikamaru bijak.

Setelah menjalani terapi selama dua minggu untuk memulihkan fungsi motoriknya yang sedikit terganggu akibat cedera kepalanya, Naruto sudah dinyatakan sembuh oleh dokter yang menanganinya. Naruto lalu pulang ke unit apartemen yang disewakan ibunya di gedung yang sama tempat apartemen Shikamaru berada. Kushina juga mendatangi kepala sekolah agar mengijinkan Naruto kembali masuk sekolah dan memintanya untuk  merahasiakan tentang Naruto pada suaminya. Kepala sekolah hanya setuju saja karena dia juga tidak tega jika Naruto terus menerus tidak masuk sekolah sementara ujian kenaikan kelas sudah di depan mata. 

Naruto kembali masuk sekolah sehari setelah dia keluar dari rumah sakit. Naruto benar-benar senang bisa kembali ke sekolah. Dia sangat rindu untuk bertemu dan berkumpul bersama teman-temannya di klub basket. Dia sangat rindu bermain basket bersama mereka. Tapi sebenarnya, yang paling dirindukannya adalah Hinata. Dia sangat ingin bertemu dengan Hinata yang tidak pernah lagi menjenguknya selama di rumah sakit sejak kedatangannya bersama ibunya dulu. 

Naruto segera mencari Hinata di kelasnya dan malah bertemu dengan Shion yang sedang menyalin PR milik temannya. Gadis pirang itu langsung berlari menghambur kearahnya dan memeluknya begitu dia melihatnya.

" Naruto, Sayang! Kemana saja kau selama ini? Aku sangat merindukanmu. " ucap Shion sambil memeluk Naruto erat.

" Tolong lepaskan, Shion! Kita sedang di kelas. " ucap Naruto sambil mendorong Shion menjauhinya.

" Kau ini! Kenapa harus malu? Semua orang kan tahu kita pacaran. " ucap Shion dengan wajah cemberut. 

" Terus kau mau memamerkan kemesraan di depan semua orang? Begitu? Apakah kau tidak punya rasa malu, Shion?! " bentak Naruto.

Naruto mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas. Matanya terhenti pada tempat duduk Hinata yang berada di dekat jendela. Tanpa sadar Naruto menghela nafas dengan ekspresi kecewa melihat tempat duduk itu kosong. Hal itu tidak luput dari pengamatan Shion yang kemudian mendengus kesal.

" Sebaiknya aku segera kembali ke kelasku. Bel masuk sudah akan berbunyi. " ucap Naruto lalu berbalik dan keluar dari kelas Shion.

" Jadi benar Naruto kesini hanya untuk menemui Hinata?! Brengsek! Kenapa Naruto sangat perhatian pada perempuan sialan itu?! " geram Shion.

" Awas Kau, Hinata!! Aku tidak akan mengampunimu jika kau berani macam-macam pada Naruto!! " ancam Shion sambil tanpa sadar merobek buku yang dipegangnya. 

" Gyaa!! Buku PR-kuu!! " teriak Shion saat sadar buku apa yang baru saja dirobeknya.

Naruto sudah mencari Hinata ke hampir seluruh sekolah tapi dia tidak menemukan sosok gadis itu. Naruto jadi merasa sangat putus asa dan akhirnya kembali ke kelasnya karena pelajaran sudah akan dimulai.

" Apakah Hinata tidak masuk sekolah hari ini? " gumam Naruto.

" Hinata tidak pernah absen kalau tidak ada keadaan yang mendesak Naruto. Memangnya kamu yang dengan tenang bisa bolos selama hampir dua bulan? " ejek Kiba.

" Tapi aku tidak bisa menemukannya dimana pun. " ucap Naruto.

" Apakah kau sudah mencarinya di bawah pohon oak di pinggir lapangan bola? Dia selalu berada di sana untuk melamun. " sahut Shikamaru.

PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang