*****
" Aku.. Benar-benar mencintaimu, Hinata Hyuga. Karena itu.. Jadilah milikku! " ucap Naruto tegas.
" Jadi milikmu?! Jangan bercanda, Naruto!! Kau pikir aku mau dengan cowok playboy sepertimu?! Sudah punya pacar masih berani bilang cinta pada gadis lain!! Lepaskan aku!! " teriak Hinata sambil memberontak, mencoba melepaskan diri dari Naruto.
" Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Hinata! Aku tidak mau kehilangan dirimu! Tidak akan pernah!! " teriak Naruto.
Ketakutannya akan berpisah dari Hinata dan kehilangan gadis itu membuat Naruto terlalu emosi hingga tidak bisa mengendalikan diri. Di dalam otaknya Naruto hanya ingin memiliki Hinata saat ini juga. Naruto lalu mencengkeram wajah Hinata dan mencium bibir gadis itu dengan paksa. Hinata berusaha melawan dengan mendorong Naruto menjauhinya tapi sia-sia saja. Tubuh tinggi besar itu tetap teguh tanpa terpengaruh oleh perlawanannya.
Hinata tidak berdaya saat Naruto menciumi bibir dan wajahnya. Hanya jeritan dan teriakannya yang terdengar memenuhi ruang apartemen Naruto itu saat Naruto memaksakan dirinya pada Hinata.
Entah apa yang merasukinya hingga Naruto melakukan hal itu pada Hinata. Tapi di dalam hatinya hanya ada satu keinginan yaitu memiliki Hinata sebelum dia tidak bisa lagi bertemu dan melihat gadis itu. Dia begitu takut ayahnya akan membawanya pergi ke luar negeri hingga dia tidak bisa lagi bertemu dengan Hinata. Naruto tidak pernah merasa setakut dan sepanik itu di dalam hidupnya hingga perasaan itu mendorongnya berbuat kejam pada Hinata.
Naruto terhanyut saat merasakan bibir manis Hinata yang diciumnya dengan paksa. Naruto juga langsung bernafsu untuk membelai dan menyentuh setiap inci tubuh Hinata saat merasakan kehalusan dan kelembutan kulit putih Hinata di jarinya saat menyentuh tangan gadis itu. Dan dia memasuki Hinata untuk menguasai dan memiliki gadis itu seutuhnya saat melihat tubuh indah Hinata tersingkap di hadapannya. Naruto begitu tenggelam dalam nafsunya untuk memiliki Hinata hingga menodai gadis itu. Hinata menangis dan meraung saat Naruto merenggut paksa kesuciannya, namun Naruto seakan tuli dengan semua itu dan meneruskan perbuatan kejinya.
Dan kini Naruto terpaku melihat Hinata yang meringkuk di lantai apartemennya sambil menangis ketakutan dan kesakitan dengan keadaan yang berantakan. Wajah gadis itu basah oleh air mata, rambut panjangnya terlihat kusut dan seragamnya koyak. Rok seragam Hinata yang tersingkap memperlihatkan bagian bawah tubuh gadis itu yang terekspos sempurna dan menunjukkan organ intim gadis itu yang terlihat mengeluarkan darah. Tanpa sadar Naruto beringsut mundur menjauhi Hinata saat menyadari betapa kejam perbuatannya pada gadis itu. Naruto merasa sangat bersalah dan menyesal, tapi semuanya sudah terlanjur terjadi.
Perlahan Hinata bangun. Gadis itu mengusap air mata di wajahnya sambil berdiri lalu mulai merapikan seragamnya. Naruto melotot kaget saat melihat darah mengalir membentuk jalur darah di kedua kaki Hinata. Naruto bangkit dan bermaksud menolong Hinata dan memapah gadis itu.
" Jangan sentuh aku!! " jerit Hinata sambil menepis tangan Naruto.
" Jauhi aku!! " tangis Hinata.
Naruto mundur menjauhi Hinata. Hatinya merasa sangat bersalah melihat wajah kesakitan Hinata. Ingin rasanya dia merengkuh Hinata ke dalam pelukannya dan mendekapnya erat dan berharap bisa memberi ketenangan pada gadis itu. Tapi Naruto tidak bisa mendekati Hinata karena penolakan gadis itu.
" Tadi kau bilang jatuh cinta padaku kan, Naruto? " ucap Hinata sambil menatap Naruto dengan air mata yang terus mengalir dari kedua matanya.
" Beginikah caramu mencintaiku?! Seperti inikah perlakuanmu pada orang yang kau cintai?! " jerit Hinata.
" Katakan padaku apa kau sudah puas dengan apa yang kau lakukan?! Atau ada lagi yang ingin kau lakukan padaku?! " teriak Hinata.
" Hinata.. " Naruto menatap Hinata dengan perasaan menyesal.