Part 22. My Perfect Beauty

7.3K 265 18
                                    

*****

" Tante Kariin!! " teriak Boruto saat melihat kedatangan Karin. Bocah itu segera berlari menyongsong kedatangan Karin dengan antusias.

" Boruto sayang, keponakanku tercinta! " ucap Karin tidak kalah heboh.

Hinata hanya geleng – geleng kepala melihat pasangan tante dan keponakan itu berpelukan sambil melompat – lompat dan berputar – putar. Untung saja mereka melakukan itu di beranda luar. Kalau tidak, Hinata pasti akan memarahi keduanya jika sampai Himawari yang tidur di pangkuannya sampai terbangun dengan keributan yang mereka berdua lakukan.

" Hah! Sudah, Boruto. Aku capek. " ucap Karin.

Gadis berambut merah itu melepaskan Boruto lalu masuk ke ruang tamu. Karin hampir saja berteriak memanggil Himawari tapi Hinata menutupkan telunjuknya di bibirnya sambil mendesis sebagai tanda Karin tidak boleh mengganggu Himawari yang sedang tidur. Karin menutup mulutnya lalu duduk di sofa ruang tamu di depan Hinata. Boruto lalu menyusul duduk di samping gadis itu.

" Oya. Tante Karin bawa apa buat Boruto? " tanya Boruto sambil menatap Karin penuh harap.

" Boruto. " panggil Hinata.

" Harusnya kamu itu menawari tamu yang baru datang dengan minuman atau snack. Bukannya malah meminta oleh – oleh! Itu tidak sopan, Boruto sayang! " ucap Hinata penuh penekanan ditambah tatapan tajam mata beriris sewarna lotusnya pada Boruto.

Hinata benar – benar tidak suka dengan sikap Boruto yang selalu mengharapkan untuk dibawakan sesuatu oleh Karin setiap kali adik iparnya itu datang. Benar – benar kebiasan buruk.

" Maaf, Ibu.. " ucap Boruto.

" Tidak apa - apa, Kak. Oya Boruto. Tante hanya membawa coklat. Ini untukmu. " ucap Karin sambil mengambil dua batang coklat dari tasnya lalu diberikan kepada Boruto. Boruto tersenyum menerima coklat kesukaannya itu. Tapi senyumnya langsung lenyap melihat tatapan tajam Hinata.

" Bilang apa kalau diberi sesuatu, Boruto sayang? " tanya Hinata sambil tersenyum.

" Terima kasih, Tante Karin. " ucap Boruto sambil menatap ke arah Hinata takut - takut. Kadang ibunya itu terlihat sangat mengerikan saat dia berbuat kesalahan atau bersikap kurang sopan.

" Hah.. Tante Karin serak. Tadi habis menonton dan memberi semangat saat pertandingan basket. Tapi berkat dukungan dari Tantemu yang hebat ini, tim basket sekolah Tante Karin menang lhoo.. " ucap Karin sambil mengambil botol airnya lalu meminum isinya sampai habis.

" Tolong ambil minum untuk Tante Karin, Boruto sayang. " ucap Hinata sambil menatap Boruto.

Boruto langsung bangkit lalu pergi ke dapur untuk mengambil minuman sebelum ibunya yang lemah lembut itu berubah menjadi galak karena marah. Tak lama kemudian Boruto sudah kembali bersama wanita pelayan yang membawa nampan berisi tiga buah gelas dan satu pitcher penuh berisi lemonade dingin.

" Terima kasih, Bibi. " ucap Hinata saat pelayan itu meletakkan nampan itu di meja rendah di depannya.

" Wah! Terima kasih, Bibi yang baik. Aku memang masih haus. " ucap Karin sambil mengambil satu gelas lemonade itu lalu meminumnya.

" Aku juga haus. " Boruto meniru perbuatan Karin dan bahkan langsung menghabiskan lemonade di gelasnya. Hinata menghela nafas melihatnya.

" Lain kali kau harus belajar melakukannya sendiri, Boruto sayang. Jangan selalu mengandalkan orang lain. Bukankah Bibi tadi sedang menyiapkan makan malam? Tapi kau malah mengganggunya dengan pekerjaan yang bisa kau lakukan sendiri. Jangan kau lakukan hal seperti itu lagi. Kau mengerti? " nasehat Hinata.

PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang