Part 8. Doubt

3.1K 262 3
                                    

*****

Hinata baru saja sampai di lantai satu dan bermaksud untuk segera pulang saat Shion terlihat berjalan ke arahnya bersama dua temannya. Hinata menghela nafas lelah melihat wajah marah Shion dan tatapan tajam mata beriris ungu gadis pirang itu yang seakan ingin menusuknya. Ada apa lagi ini?! Batin Hinata kesal.

" Kau!! Kenapa kau tidak pernah kapok untuk mengusik pacarku?! Kau benar-benar ingin menantangku ya?! " tanya Shion sambil menunjuk muka Hinata.

Hinata menepis telunjuk Shion dari wajahnya. Lama - lama Hinata kesal juga terus dituduh mengganggu pacar Si Gadis Pirang di hadapannya ini. The Hell! Dirinya juga punya harga diri! Mana mungkin dia mengganggu cowok yang sudah punya pacar? Dia masih bisa kalau misalnya ingin mencari pacar. Di dunia ini lelaki selain Naruto sangat banyak. Seorang temannya yang bernama Yukari bilang sebanyak semut jumlahnya.

" Siapa yang mengusik pacarmu?! Hah?! Kenapa kau tidak bosan-bosan mencari perkara denganku?! " teriak Hinata.

" Tutup Mulutmu yang penuh kebohongan itu!! Aku melihat sendiri kau menemui Naruto siang tadi!! Kau pikir aku tidak tahu?! " teriak Shion.

Hinata mengerjap kaget. Oh! Jadi Shion marah-marah padanya hanya gara-gara dia bertemu Naruto saat dia tidak sengaja berpapasan dengan pemuda itu yang sedang menemui ayahnya setelah kembali dari makan siang tadi? Ya Ampun!

" Kami tidak sengaja bertemu, Shion!! Apa kau tidak tahu kalau di dunia ini ada yang namanya kebetul.. " 

Plakk!! Ucap Hinata terhenti saat tangan Shion sudah melayang dan mendarat keras di pipinya. Hinata mengerjap kaget dengan serangan Shion yang tiba-tiba itu. Rasa panas dan sakit segera menjalari pipinya yang kini memerah. 

" Shion!! " jerit Hinata sambil menatap tajam ke arah Shion. 

Hinata hampir saja membalas tamparan Shion saat dia melihat seorang gadis kecil berambut merah berdiri tidak jauh di belakang Shion sambil menatapnya. Hinata langsung mendorong Shion sekuat tenaga hingga gadis itu terjatuh dan mendarat dengan pantatnya dengan keras di lantai diiringi suara mengaduh.

" Hinata!! Aku benar-benar akan menghajarmu!! " Shion berteriak marah.

Gadis pirang itu menepis tangan kedua temannya yang berusaha menolongnya berdiri. Sementara itu Hinata tidak mempedulikan teriakan Shion dan terus berjalan menghampiri gadis kecil berambut merah itu. Hinata berjongkok di hadapan gadis kecil itu untuk menyamakan tinggi pandangan mereka.

" Hey, Adik Kecil.. Apa kau tersesat? " tanya Hinata sambil membelai pipi gembul gadis kecil itu.

" Aku mau jemput Kak Nalu! " jawab gadis itu dengan tegas. Hinata tertawa mendengar suara cedal gadis kecil yang terdengar sangat lucu itu.

" HINATA!! AKU BELUM SELESAI DENGANMU!! " teriak Shion. Hinata menghela nafas mendengar teriakan Shion itu.

" Kau tunggu sebentar disini ya, Adik Kecil. Kakak mau bicara dengan teman kakak itu dulu. " ucap Hinata sambil membelai rambut merah gadis kecil itu.

Hinata berdiri lalu berbalik ke arah Shion. Hinata berjalan menghampiri Shion dan berhenti tepat di hadapan Shion. Hinata menarik kerah seragam Shion lalu menatap gadis pirang itu dengan tatapan tajam yang membuat Shion tanpa sadar menelan ludahnya dengan perasaan gugup.

" Kalau selama ini kau pikir aku takut padamu?! Kau salah besar, Shion!! Aku tidak takut pada pengecut yang selalu menyerangku bersama dengan gerombolanmu itu!! Aku hanya tidak mau punya urusan dengan gadis yang pengecut, kurang percaya diri, dan selalu merasa ketakutan gadis lain akan merebut pacarnya!! Aku peringatkan padamu!! Jangan ganggu aku dan urusi saja pacar tersayangmu itu!! " ucap Hinata dengan nada tegas dan diiringi sorot mata tajamnya yang mengintimidasi. 

PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang