"Wah makasih banget loh kang, akhirnya pipin punya temen yang bisa diandelin kalau pagi bangun telat."ujar gue sambil nyengir.
"Hahaha.. besok apa lusa ya gue udah gak pake damri, kayanya udah naik motor."
"Wah kok pipin rasanya gak rela ya motor akang bener."ujar gue pura-pura kecewa padahal iya.
"Kalau lo mau berangkat bareng, pake motor gue boleh kok pin."ujar nya mencoba menghibur.
"Tidak terimakasih. Pipin gak mau dituduh jadi pelakor."
"Emang lo ada niatan buat jadi pelakor?"Kang Arka tersenyum manis.
"Enggak gituh sih Kang. Orang yang liat mungkin mikirnya begitu."
"Lo ternyata peduli ya apa yang orang pikirin."Kang Arka menatap seperti menyelidik.
"Pipin manusia biasa Kang. Bukan artis yang setiap ada haters ngehujat, selalu ada fans yang siap ngebela."
"Tapi lo punya gue yang bakal ngebela lo kali."ucap dia dengan cueknya.
Dia gak tau apa efek kalimat dia buat gue? Ini bener-bener gak boleh dilanjutin.
"Gimana Kang, udah nyoba-nyoba nonton The Law Of The Jungle?"gue mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Gue iseng nyari sih kemarin malem, cuma resolusinya itu gak bagus. Jadi gue kemarin kelamaan nyari yang resolusinya bagus, tapi harus download gituh. Kan mager, gue lebih suka streaming."
"Oh gituh, kayanya hari ini pipin bawa hardisk."
Gue segera mengeluarkan hardisk gue dari tas dan memberikannya pada Kang Arka.
"Tinggal copas dari hardisk nih Kang."ujar gue.
"Wah thanks banget pin. Anime juga ada dong?"ucapnya sambil mengambil hardisk itu.
"Film juga Kang. Silakan copas sepuas-puasnya. Tontonnya kalau gak sibuk ya Kang."ujar ku sambil nyengir.
"Gue tau prioritas kok pin"jawab nya sambil tersenyum.
***
"Pin.. Liat catetan kuantum dong, catetan yang gue gak lengkap. Takutnya gue bingung buat belajar UAS."ujar Aqila-siapa lagi kalau bukan dia.Baru aja duduk dibangku gue udah disemprot sama Aqila.
"Ambil sendiri di tas gue."jawab gue, Aqila langsung melakukannya.
"Eh pin, udah buka-buka canva Kan?"
"Iya ibu.. udah gue coba-coba buat design poster dari situ, mayanlah."
"Gak khawatir lagi Kan lo sekarang?"Aqila segera memfoto catetan gue.
"Iya.. nggak."jawab gue malas.
Tiba-tiba seseorang manggil gue.
"Dicariin Angga tuh pin."ujar vani, temen sekelas gue.
Gue segera meninggalkan bangku dan nemuin Angga (kordinator angkatan gue). Dia gak sekelas sama gue, jadi diangkatan gue ada dibagi dua kelas.
"Kenapa ga?"ujar gue setelah sampai didepan pintu, dihadapannya.
Angga mengajak gue agak menjauhkan dari kelas. Dan saat itu gue ngeliat Kang Arka keluar dari kelas yang lain. Dia tersenyum manis, gue hanya bisa tersenyum membalas senyumannya.
"Lo jadi panitia dekor diesnatalis himpunan ya?"
"Maksud lo?"
"Lo kan jago gambar, kreatif.. bantuin panitia diesnatalis.."terangnya.
"Gimana ya, gue udah jadi panti mabim nih.. lo tau sendiri gue kan gak ngekost ga."
"Iya sih, tapi divisi dekor kurang orang yang ngarahin nih pin. Nanti yang ngerjain maba kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Ketiga
RomanceSUDAH TERBIT! YUK PESAN HARD COPY NYA! LINK PEMESANAN DI PROFILE YA TAMAT "Mereka itu cocok banget ya.." "Gue denger mereka pacaran dari SMP loh." "Wah gila sih lama banget ya.. pantes chemistry nya dapet." "Serasi bangetkan?" "Bisa ya langgeng samp...