Malam ini gue terpaksa duduk disamping Azka berhadapan dengan ibu dan kakak perempuannya. Iya, demi memuluskan rencananya, agar ibu dan kakaknya tidak menjodohkan dia. Azka mengajak gue bertemu mereka malam ini disebuah restoran passtries dimall daerah sarijadi. Gue mencoba memakai baju yang sopan, berbeda dengan style yang biasa gue pakai saat pergi ke kampus. Tempat duduk gue dan Azka menghadap jendela besar restoran ini, otomatis kami dapat melihat lalu lalang orang yang berjalan diluar restoran.
"Jadi udah berapa lama kamu pacaran sama Azka, Fina?"tanya kakaknya Azka mencoba membuka obrolan.
Seketika gue menatap Azka dan membulatkan mata gue, tanda memberi kode bahwa gue perlu bantuan dia.
"Tiga bulan kak.."jawab Azka.
"Iya betul kak tiga bulan.. hehe"sahut gue menambahkan dengan tersenyum kikuk.
"Oke Azka, Mamah percaya bahwa kamu normal dan masih doyan perempuan.."sahut ibunya lalu meminum teh laci hangat digelasnya, dengan anggun.
Tapi gue bingung, maksudnya normal? Bukannya Azka bilang bahwa dia mau dijodohin ya?
Gue menatap orang disebelah gue sedikit tajam dengan pandangan mengejek. Membuat orang disebelah gue sedikit keheranan.
"Lo gak normal?"gue menggerakan mulut agar tak terdengar ucapan yang gue lontarkan.
Azka menggerlingkan matanya tanda kesal. Dia balas melotot menatapa gue, sementara gue tidak mengacuhkannya mencoba fokus dengan macha latte ditangan gue. Ketika kakak Azka asyik mengajak ngobrol, tiba-tiba Azka menyenggol bahu gue.
Dasar Azka nyari perhatian mulu orangnya. Gue memandang dia sambil menaikan kedua alis gue tanda bertanya kenapa. Mata dia menunjuk ke arah jendela dihadapan kami. Tidak jauh dari sana gue bisa melihat Kang Arka dan Teh Asti berjalan dari kejauhan. Gue membeku seketika, ada perasaan sesak di dada. Mata gue mengikuti pergerakan mereka, ketika mereka berdua tepat melewati kaca besar itu dengan tawa diantaranya. Kang Arka dan Teh Asti terlihat bahagia saat itu.
"Jadi, Fina ini kakak tingkatnya Azka?"
"Iya tante, Fina kakak tingkatnya Azka.."ujar gue mencoba seceria mungkin tidak lupa senyum terpatri di bibir gue.
***
Kami, Gue dan Azka - Mamahnya dan kakaknya berpisah setelah keluar restoran tersebut. Bukannya langsung pulang, Azka malah ngajakin berkeliling mall ini dulu. Dalam hati gue paling dalam sebenernya gue pingin banget pulang. Gue takut ketemu Kang Arka dan Teh Asti. Syukur banget tadi mereka gak nyadar dan gak liat gue.
"Loe mau apa Pin? Gue traktir deh sebagai balas jasa loe hari ini?"ujar Azka.
"Gue mau pulang.."jawab gue tegas.
"Gak seru loh pin, malam minggu orang-orang pada keluar tau bukannya dikerem dirumah terus.."sahut Azka rese.
"Azka... mereka sama pasangannya ya, pasangan.."
"Lah kita kan pasangan ini, loe cewek, gue cowok.."
"Iya pasangan bohongan maksud lo kan?"
Gue menatap Azka tajam dan sengit. Gue berjalan cepat meninggalkan dia dibelakang. Didepan ada toko elektronik besar gak tau kenapa gue masuk begitu aja ke dalam. Dari salah satu TV yang mereka jual diperlihatkan tayangan favorit gue The Law Of Jungle. Tiba-tiba gue merasakan kehadiran sesorang disamping gue. Gue mencoba gak memedulikan dan fokus pada tontonan dilayar LED 42 inci itu. Saat disajikan adegan lucu gue tertawa seketika, dan orang disebelah gue pun ikut tertawa. Dan gue tau banget tawa siapa ini. Kami berdua seketika saling berpandangan, dan tertegun ditempat masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Ketiga
RomanceSUDAH TERBIT! YUK PESAN HARD COPY NYA! LINK PEMESANAN DI PROFILE YA TAMAT "Mereka itu cocok banget ya.." "Gue denger mereka pacaran dari SMP loh." "Wah gila sih lama banget ya.. pantes chemistry nya dapet." "Serasi bangetkan?" "Bisa ya langgeng samp...