Suara petikan gitar itu memenuhi Bale santika. Saat suara petikan itu dimainkan sorak penonton memenuhi ruangan. Lalu suara lembut keluar dari bibir sang gitaris, dan beberapa bait lagu berbahas korea terdengar merdu dari mulutnya.
Neon jigeum museun saenggakhae
Naneun neoreul saenggakhae
Nae sesangeun ontong neoro gadeukhaeGue termenung ditempat gue berdiri saat ini, gue menyesali karena meremehkan orang yang sedang bernyanyi diatas panggung. Walau setiap kata yang dinyanyikan terdengar dipaksakan gue bisa tahu seberapa keras orang itu berusaha menyanyikan lagu ini dengan baik.
Gieokna? Imamttae seolledeon neowa na babe
Beberapa anak yang mengetahui lagu ini ikut bernyanyi bersama. Gue tau Aqila bukan kpopers kaya gue tapi, walau baru mendengar lagu ini dia terlihat menikmati. Gue memalingkan arah pandang gue dari Aqila kembali kedepan.
Yunanhido banjjagideon hayan gyejeori
Jeo dathin changeul neomeo bureowaPada akhirnya gue mencoba menikmati lagu ini. Gue dan Aqila menggerakan bahu dan badan kami kekanan dan kekiri mengikuti orang-orang didepan.
Haru jongil neol geurimyeo ttokgateun jaril
Gidarineun nae mameul alkkaGue bisa melihat beberapa pengurus BEM sudah berada dipinggir panggung tertawa dan tersenyum bersama. Teh Asti, gue juga bisa melihat dia dari sini, namun yang nampak kentara adalah kehadiran Kang Luky disebelahnya. Kang Luky adalah wakil ketua BEM fakultas. Betul, dia adalah anak dari jurusan TI yang dulu pernah gue dan Aqila sempat lihat sedang berduaan dengan Teh Asti.
Nuni ol geot gateunde
(Bakkeul bwa eoneusae)
Neomu neujeumyeon an dwae
(Yaksokhae)
Uriga mannaneun giri eotgalliji anhgeJika melihat mereka, memori gue seperti mundur kebelakang. Dimana gue melihat Kang Arka memergoki mereka sedang berduaan, mereka sangat mesra dan dekat. Tidak seperti teman biasanya. Dari kejauhan gue bisa melihat gurat kegelisahan di wajah mereka berdua. Terbalik dengan pengurus BEM lainnya yang terlihat bahagia penuh tawa.
Now all I do
(All I do)
All I do is waitGue segera memalingkah wajah gue dari mereka, ketika mereka berdua berjalan keluar gedung Bale Santika. Aqila menepuk bahu gue lalu berbisik ditelinga.
"Anterin ke wc gue kebelet nih pin.."
Kami berdua berjalan bersama beriringan menuju toilet yang berada diluar gedung. Kami pun sudah sampai didepan wc.
"Pin.. tungguin ya loe.. awas jangan ninggalin."dia mengarahkan jari telunjuknya ke muka gue menghakimi.
"Iyaa iyaa Qila dasar penakut banget sih."jawab gue kesal.
Gue menunggu Aqila diluar bilik kamar mandi dengan memainkan handphone ditangan gue. Sayup-sayup gue mendengar lagu itu sudah selesai, tergantikan sorak sorai tepuk tangan yang meriah. Aqila sudah keluar dari bilik kamar mandi dia berjalan menuju wastafel mencuci tangannya. Kami berdua pun berjalan beriringan keluar kamar mandi.
Sebelum masuk ke Gedung Bale Santika, keyakinan kami- Gue dan Aqila semakin jelas. Kami melihat Teh Asti dan Kang Luky sedang berdua dengan wajah cukup menegangkan dan suara tinggi. Tiba-tiba saat itu juga Kang Arka keluar dari gedung. Terlihat Teh Asti meninggalkan Kang Luky dengan wajah yang cukup tegang. Terlihat juga dia menyekakan air mata lalu berjalan terburu. Saat berpapasan dengan kami-Gue, Aqila dan Kang Arka dia menundukan wajahnya berjalan cepat melewati kami. Kang Arka yang lihat itu tidak tinggal diam, dia mengikuti Teh Asti menyusulnya.
Gue dan Aqila saling berpandangan. Aqila kayanya tahu apa yang gue rasakan saat ini. Bagaimana pun gue nutupin segalanya dari dia. Kami selalu bersama saat dikampus, dia pasti ngerasakan sesuatu. Tiba-tiba dia langsung menarik gue menuju parkiran. Saat sampai diparkiran dia memeluk gue. Gue membalas pelukannya dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Ketiga
RomanceSUDAH TERBIT! YUK PESAN HARD COPY NYA! LINK PEMESANAN DI PROFILE YA TAMAT "Mereka itu cocok banget ya.." "Gue denger mereka pacaran dari SMP loh." "Wah gila sih lama banget ya.. pantes chemistry nya dapet." "Serasi bangetkan?" "Bisa ya langgeng samp...