MyL: 2

6.2K 858 30
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Apa kau tidak berasal dari negeri ini?" Tanya Tuan Kim saat mereka sudah sampai di kediaman keluarga Kim itu.

"Kenapa?" Tanya Jisoo was-was.

Ya pasalnya dia bingung akan menjelaskan apa nanti. Karena dia sendiri tidak paham bagaimana bisa berakhir ke tempat seperti ini. Padahal terakhir kali jelas-jelas dirinya sedang di perpustakaan.

"Warna matamu berbeda dengan kami." Jawab Nyonya Kim tenang.

"Benarkah?" Gumam Jisoo ragu sembari menatap mata semua orang di ruangan tersebut. Benar saja, warna mata mereka semua berbeda dengannya.

"Benar, warna matamu berwarna coklat terang. Sedangkan semua orang di sini memiliki warna mata abu-abu." Jelas Chaeyoung sembari mendekati Jisoo.

"Apa itu akan menimbulkan masalah besar?" Tanya Jisoo cemas.

"Tidak juga, paling kau akan menjadi pusat perhatian dan bahan omongan orang karena warna matamu." Jawab Chaeyoung sembari mengedikkan bahunya.

"Kau hidup bukan untuk orang lain. Jadi, tidak perlu risau dengan perkataan orang terhadapmu." Ucap Tuan Kim dengan tersenyum menenangkan.

"Lebih baik kita melihat kain-kain yang baru saja tiba. Kurasa kalian akan menyukai warnanya." Timpal Nyonya Kim mengalihkan topik.

Ya Tuan dan Nyonya Kim adalah pedagang kain terkenal. Bahkan, Nyonya Kim juga mengembangkan bisnisnya pada pembuatan pakaian wanita. Terbukti hasil jahitannya memang yang paling bagus dan memuaskan. Bahkan, Jisoo tidak henti-hentinya berdecak kagum setiap kali mencoba pakaian-pakaian itu.

Satu hal lagi yang sangat Jisoo syukuri karena terlempar ke masa entah kapan ini. Dia menjadi memiliki keluarga yang tidak pernah dia rasakan selama dua puluh tahun hidupnya. Ya usia sebenarnya Jisoo adalah dua puluh tahun. Entah bagaimana dia berubah menjadi gadis berusia tujuh belas tahun di tempat ini. Padahal saat dia bercermin, wajah Jisoo tidak berubah sedikit pun. Apalagi beralih menjadi muda, itu sama sekali tidak terjadi.

---

"Ibu pilihkan baju untuk kami nanti malam." Pinta Chaeyoung antusias sembari menarik tangan Jisoo menuju Nyonya Kim yang sedang berbicara dengan para penjahit pakaian.

"Untuk apa?" Tanya Nyonya Kim mengalihkan atensinya pada kedua putrinya.

"Untuk pesta lentera nanti malam. Apa Ibu lupa?" Tanya Chaeyoung dengan wajah sedikit cemberut.

"Kalian akan pergi?" Tanya Nyonya Kim sedikit mengernyit. Pasalnya mereka berdua adalah seorang gadis. Keselamatan mereka sangat rentan, apalagi saat malam hari.

"Ya itu acara yang selalu diadakan setiap satu tahun sekali dan aku tidak akan melewatkannya." Jawab Chaeyoung dengan wajah berubah ceria.

"Aku menebak kau hanya ingin melihat Pangeran Kerajaan dan Putra Mahkota bukan?" Timpal Jisoo yang sedari tadi hanya diam.

Ya sejak mereka tiba di kediaman keluarga Kim, Chaeyoung selalu saja menceritakan tentang kedua pria itu. Yang bahkan gelar keduanya membuat Jisoo pusing. Apa bedanya Pangeran Kerajaan dan Putra Mahkota? Kenapa dia tidak pernah menemukan hal seperti itu dalam buku sejarah?

"Benar, ini salah satu kesempatan bagi para gadis untuk melihat mereka secara langsung." Jawab Chaeyoung dengan senyum berbinar.

"Apa Ibu akan mengizinkan?" Tanya Jisoo beralih pada Nyonya Kim.

Ya dia sudah mulai memanggil Tuan dan Nyoya Kim dengan sebuatan ayah dan ibu. Tentu Jisoo tidak akan menyia-nyiakan kesempatan mendapat keluarga yang sangat baik seperti mereka. Karena semua itu seperti keberuntungan terbesar dalam hidupnya.

"Jika kalian ingin, Ibu bisa apa?" Jawab Nyonya Kim dengan senyum hangat. "Lagipula kau belum pernah melihatnya bukan?" Imbuhnya pada Jisoo yang langsung mendapat anggukan semangat dari Jisoo.

Jisoo tidak akan menampik jika dia juga merasa penasaran. Tentu dengan pesta lenteranya bukan dengan para pangeran itu. Karena jujur saja Jisoo masih belum percaya dengan tempat ini.

Sejak kapan ada seorang pangeran di kehidupan modern seperti ini? Jika pun benar adanya, itu berarti Jisoo yang terlempar ke tempat lain. Itu satu-satunya spekulasi yang Jisoo pegang saat ini. Akan tetapi, alasan bagaimana dia bisa terlempar, Jisoo sendiri masih belum tau.

---

"Kau sangat cantik." Puji Chaeyoung dengan decakan kagum.

"Kau juga sangat cantik." Balas Jisoo sembari tersenyum. "Ibu benar-benar hebat dalam membuat pakaian." Imbuhnya sembari tersenyum menatap Nyonya Kim.

"Kenapa pakaian kalian terlihat cantik ketimbang yang memakainya?" Goda Nyonya Kim dengan nada jenaka.

"Ibu!" Seru Chaeyoung dengan wajah cemberut.

"Haha, anak ibu memang cantik-cantik." Ucap Nyonya Kim kemudian sembari tersenyum geli.

"Terima kasih atas pakaiannya, Bu." Ucap Jisoo sembari tersenyum manis.

"Sama-sama. Jangan bosan menjadi kelinci percobaan Ibu ya?" Bisik Nyonya Kim tersenyum geli.

"Tentu tidak!" Jawab Jisoo dan Chaeyoung kompak serta langsung diakhiri tawa kecil.

---

Di lain sisi seorang pria muda yang terlihat berusia di awal dua puluhan sedang duduk termenung sembari mengetuk-ngetukan jarinya di tangan kursi. "Jadi, Pangeran Kerajaan akan datang malam ini?" Tanyanya.

"Benar, Yang Mulia. Kabar mengatakan hal itu." Jawab pengawal pria muda itu.

"Bukankah dia tidak akan bisa menunjukkan dirinya kepada banyak orang meskipun dia datang?" Tanya pria muda itu lagi.

"Benar, Yang Mulia. Namun, kali ini Pangeran Kerajaan akan tetap datang meskipun harus menyembunyikan identitasnya. Melebur dengan orang banyak adalah tujuan utamanya." Jelas sang pengawal.

"Ingin menikmati kehidupan biasa, hmm?" Gumam pria muda itu. "Menarik." Imbuhnya dengan senyum misterius.

---

Tbc

P: 19 Februari 2019

Masa yang Lain  ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang