Happy reading 😊
🍁🍁🍁🍁
"A-aku baik." Jawab Taeyong singkat sembari melepas tangan Jisoo dari pipinya sebelum setelahnya beranjak berdiri.
"Ingin aku temani kau pergi? Mungkin saja akan ada ular lagi di luar sana." Ucap Jisoo polos sembari tersenyum manis menatap Taeyong. Sontak Taeyong langsung menatap Jisoo horor. Ucapan gadis itu, tidak bisakah disaring terlebih dahulu?
"Oh, bukan begitu maksudku!" Ralat Jisoo cepat saat melihat tatapan Taeyong yang menatapnya ngeri.
Padahal semua orang tidak bisa melihat seperti apa tatapan Taeyong. Karena topengnya itu benar-benar menutupi seluruh ekspresinya. Bahkan, matanya sekali pun. Akan tetapi, entah kenapa Jisoo bisa tahu arti tatapan pria itu.
"T-tidak perlu." Tolak Taeyong setelah mengatur ekspresinya dan langsung melenggang pergi.
"Hati-hati!" Seru Jisoo sembari tersenyum menatap kepergian Taeyong.
"Pulang sekarang!" Perintah Chaeyoung menarik Jisoo pergi dari kedai.
"Apa kau tidak berpikir itu bahaya?!" Tanya Chaeyoung mengomeli Jisoo disepanjang perjalanan.
"Apa? Ular?" Tanya Jisoo santai.
"Tentu saja! Kau pikir ada harimau tadi?!" Balas Chaeyoung sebal.
"Sepertinya kau perlu belajar sedikit tentang ular." Timpal Jisoo menatap Chaeyoung dengan gelengan lemah.
Chaeyoung mendelik kesal, "Kenapa aku harus mempelajari ular?"
"Ada dua jenis ular di dunia ini. Berbisa dan tidak berbisa. Ular tadi bukanlah jenis ular yang berbisa." Jelas Jisoo akhirnya.
"Bisakah kau berhenti berbicara dengan bahasa yang tidak kumengerti? Aku tahu kau bukan dari sini, tetapi setidaknya hormatilah kapasitas otakku yang kecil ini!" Sergah Chaeyoung masih menatap Jisoo kesal.
"Ular tadi tidak beracun sama sekali." Ujar Jisoo menyederhanakan penjelasannya.
"Nah, seperti itu!" Ketus Chaeyoung yang membuat Jisoo menggeleng samar.
---
Saat semua orang merasa sangat penasaran dengan sosok Pangeran Kerajaan yang hari ini akan diumumkan. Lain halnya dengan Taeyong. Dia terlihat sangat tertekan dengan penobatannya pagi ini. Sungguh ingin rasanya pria itu melompati usia sembilan belas tahun saja. Dia tidak menginginkan identitasnya terungkap. Mungkin lebih tepatnya karena dia belum siap menerima apapun itu yang datang di masa depan.
"Tenanglah, Tuan. Anda pasti bisa melewati semua ini." Ucap Haechan menenangkan.
Taeyong hanya bergumam singkat, "Hmm."
---
"Apa kita harus berdesakan seperti ini?" Keluh Jisoo karena dirinya yang sejak tadi terhimpit banyak orang.
"Tentu saja jika kau ingin melihat seperti apa sosok Pangeran Kerajaan." Ucap Chaeyoung sembari bersusah payah untuk berdiri tegak.
"Tidak bisakah kita melihatnya lain kali?" Melas Jisoo yang sangat malas berdesakan dengan banyak orang.
"Tidak bisa, kita harus menjadi yang terdepan." Ucap Chaeyoung semangat saat mereka berdua sudah sampai di barisan paling depan.
"Dasar." Gerutu Jisoo sembari membenarkan pakaiannya yang tadi kusut.
"Pangeran Kerajaan di persilakan menaiki podium."
Saat pengumuman tersebut diucapkan, semua orang sontak berhenti berbicara dan memusatkan perhatian mereka ke arah podium. Secara perlahan munculah seorang pria yang menampakkan raut datar dan sikap yang agung. Jangan lupakan wajahnya yang rupawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa yang Lain ::✓::
أدب الهواة‼️ BELUM DIEDIT ‼️ Ketika Jisoo terlempar ke tempat entah di mana dan bertemu dengan Pangeran Kerajaan serta Putra Mahkota. Tanpa sadar dia malah memiliki perasaan terhadap Pangeran -yang terus saja mengacuhkannya- di saat Putra Mahkota dengan teran...