MyL: 6

4.4K 731 88
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Apakah di sekitar sini ada tempat bagus?" Tanya Jisoo menarik kesadaran Taeyong dari kegugupannya.

"Hmm?"

"Jujur aku tidak pernah berjalan-jalan sebelumnya. Tempat ini kurasa memiliki banyak hal tersembunyi." Ujar Jisoo dengan senyum manis. Dia membayangkan dirinya menjelajah dan menemukan tempat yang sangat bagus di dalam hutan. Ya katakan saja halusinasinya terlalu tinggi.

"Air terjun?" Jawab Taeyong ragu.

"Apakah ada hal seperti itu di sini?" Tanya Jisoo berubah antusias.

Bahkan, kecanggungan gadis itu sudah kembali memudar. Jelas saja, karena Jisoo hanya akan gugup dan canggung jika berjarak dekat dengan pria. Sedangkan saat ini? Ya keduanya cukup berjarak.

"Hmm." Gumam Taeyong singkat.

Sedangkan dengan jarak lima meter dibalik pohon besar, Haechan sedang menghela napas. Kenapa tuannya serasa seperti orang yang kasmaran? Menuruti segala kemauan gadis asing itu. Jika kedepannya seperti ini terus, tuannya pasti akan dimanfaatkan banyak orang.

---

"Wah!" Pekik Jisoo spontan sembari tersenyum cerah.

Pemandangan di depannya benar-benar sangat indah. Tempatnya sangat asri seperti belum terjamah manusia. Jisoo beruntung bisa melihat tempat semacam ini.

"Boleh aku ke sana?" Tanya Jisoo sembari menatap Taeyong penuh mohon.

"Hmm." Gumam Taeyong mengiyakan. Toh dia bukan ayah Jisoo yang harus melarangnya apapun. Gadis itu juga sudah besar, pasti dia bisa menjaga diri.

"Wah! Airnya sangat jernih!" Teriak Jisoo yang suaranya teredam oleh suara air terjun yang cukup deras.

"Kemari, Tuan." Ajak gadis itu pada Taeyong untuk mendekat.

Sedangkan Haechan dengan malas hanya duduk di atas batu besar tidak jauh dengan keduanya. Biarlah keberadaannya terlihat oleh Jisoo. Toh dia memang tidak berniat sembunyi. Dia hanya tidak ingin berinteraksi dengan Jisoo. Cukup tuannya saja yang baru Haechan sadari adalah orang yang sangat sabar menghadapi seorang gadis.

"Anda tidak berniat bermain air dengannya, Tuan?" Tanya Haechan yang memutuskan untuk mendekati tuannya. Ya karena perintah mutlak dari Taeyong, mulai malam itu Haechan memanggilnya dengan sebutan 'tuan'.

"Kau pikir aku anak kecil?" Timpal Taeyong sembari mendengus.

"Berarti gadis itu anak kecil?" Tanya Haechan polos.

"Mungkin masa kecilnya kurang bahagia." Jawab Taeyong asal. Ya pasalnya Jisoo bermain air dan tertawa seorang diri seperti sibuk dengan dunianya. Persis seperti anak kecil yang baru pertama kali melihat air.

"Kalian tidak ingin ke sini?!" Teriak Jisoo yang bahkan suaranya masih kalah kecil daripada air.

Jika kedua pria itu orang biasa, mungkin mereka tidak akan mendengar apa yang diucapkan oleh Jisoo. Airnya saja derasnya bukan main. Percaya atau tidak sebenarnya mereka berdua adalah orang yang terlatih daya inderanya.

"Apa dia tidak akan jatuh?" Tanya Haechan memperhatikan Jisoo yang berdiri cukup dekat dengan air.

"Sedikit saja sentuhan gadis itu akan tercebur." Imbuh Haechan lagi. Sedangkan Taeyong dalam hati membenarkan ucapan pengawalnya itu.

Byuuuur!

"Benar bukan!" Seru Haechan tertawa puas melihat Jisoo yang tercebur. "Ucapanku benar, Tuan." Imbuhnya antusias seperti baru mendapatkan lotere.

Masa yang Lain  ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang