Happy reading 😊
🍁🍁🍁🍁
"Ekhem." Dehem Taeyong yang tiba-tiba rasa gugupnya kembali. Padahal tadi dia sudah berbuat cukup berani dengan cara memeluk gadis di depannya.
"Kau baru saja menciumku?" Tanya Jisoo menatap Taeyong tidak percaya. Mungkin lebih tepat jika dikatakan kecupan kilat.
Jelas gadis itu terkejut dan tidak habis pikir sebenarnya. Bukankah mereka tidak sedekat itu? Apa perilaku seperti itu umum di masa seperti ini?
"Emm." Gumam Taeyong yang langsung memalingkan wajahnya dan melepas pelukannya. "Ingin ke suatu tempat?" Tanyanya gugup untuk mengalihkan topik.
"K-kemana?" Tanya Jisoo yang entah kenapa juga ikut gugup saat melihat Taeyong yang terlihat malu.
"Suatu tempat yang sering aku kunjungi saat merindukan ibuku." Jawab Taeyong dengan senyum samar dan mulai memakai topengnya kembali.
"Kenapa kau masih mengenakan topeng?" Tanya Jisoo penasaran sembari beranjak berdiri mengikuti Taeyong. Entah sadar atau tidak, kecanggungan di antara mereka sudah lenyap seiring bergantinya topik yang mereka bicarakan.
"Aku akan lebih leluasa jika berpergian denganmu." Ujar Taeyong masih dengan senyuman dan mengulurkan tangannya pada Jisoo yang malah terlihat bingung.
"Kenapa? Aku tidak memiliki uang." Jawab Jisoo polos sembari menabok telapak tangan Taeyong.
"Aku tidak meminta uang. Aku hanya meminta tanganmu." Timpal Taeyong menahan tangan Jisoo dan langsung menggenggamnya.
"Untuk apa?" Tanya Jisoo polos sembari menatap Taeyong dan ikut melangkah di samping pria itu yang sudah mulai berjalan.
"Bergandengan." Jawab Taeyong enteng sebelum tersenyum menatap Jisoo yang malah menatapnya heran.
Untung saja Jisoo pandai menyamarkan ekspresi wajahnya. Jadi, Taeyong tidak tahu apa yang sebenarnya gadis itu rasakan. Sejujurnya Jisoo hanya pura-pura bodoh dan polos. Tentu dia tahu jika Taeyong ingin menggandengnya. Namun, tujuan dibalik itu yang ingin dia ketahui. Akan tetapi, sayangnya Taeyong malah tidak bisa dipancing untuk menjawab.
Jujur saja, sebenarnya jantung Jisoo sedang cukup ekstra bekerja saat ini. Ingat jika gadis itu selalu berlebihan dalam menanggapi semua hal yang Taeyong lakukan bukan? Tentunya saat ini juga itu yang sedang terjadi.
"Mungkin ini akan melelahkan." Ucap Taeyong yang menyadarkan Jisoo dari pikirannya.
"Apa tempat itu sangat jauh?" Gumam Jisoo berusaha menikmati waktunya dengan Taeyong ketimbang memikirkan tentang jantungnya yang tidak jelas. Bukankah masih baik jantungnya masih bekerja dengan semestinya? Ya berdetak.
"Tidak juga. Kita akan lewat jalan pintas." Jawab Taeyong sembari tersenyum menenangkan.
---
"Kuil?" Gumam Jisoo lirih saat mereka sudah sampai di tempat yang Taeyong ceritakan.
"Kau lelah?" Tanya Taeyong menatap Jisoo khawatir.
"Mau jawaban jujur atau bohong?" Tanya Jisoo balik sembari mengatur napasnya.
"Bagaimana dengan bohong?" Balas Taeyong menahan senyum yang sebentar lagi muncul di wajahnya.
"Aku tidak lelah, ini bukan masalah besar." Jawab Jisoo cepat sembari tersenyum lebar yang jelas berbeda dengan napasnya yang terengah.
"Bagaimana dengan jujur?" Tanya Taeyong kemudian sebelum menggiring Jisoo untuk duduk di salah satu bangku panjang yang berada di situ.
"Tidak hanya lelah. Ini sangat lelah!" Bentak Jisoo menatap Taeyong tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa yang Lain ::✓::
Fanfiction‼️ BELUM DIEDIT ‼️ Ketika Jisoo terlempar ke tempat entah di mana dan bertemu dengan Pangeran Kerajaan serta Putra Mahkota. Tanpa sadar dia malah memiliki perasaan terhadap Pangeran -yang terus saja mengacuhkannya- di saat Putra Mahkota dengan teran...