MyL: 4

5K 751 48
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Tidak! Apa kau berpikir akan mendorongku?!" Seru Jisoo spontan saat pria bertopeng di depannya akan mendorong pinggang Jisoo.

Secara otomatis pria itu menghentikan gerakannya dan mengerjap bingung. Pasalnya posisi mereka sedikit hmm tidak nyaman dilihat. Jadi, dia hanya ingin keluar dari zona itu. Akan tetapi, gadis di depannya malah melarangnya.

"Tunggu aku berdiri terlebih dahulu." Imbuh Jisoo sembari menekan pelan bahu pria itu untuk membantunya berdiri tegak.

"Jadi, bisa kau menjawab pertanyaanku tadi?" Pinta Jisoo saat dia sudah berdiri tegak sembari sedikit menunduk pada pria yang berdiri dua tangga di bawahnya. Jujur Jisoo masih sedikit kesal dengan pria itu.

"Kau bisa berbicara bukan, Tuan?" Tanya Jisoo lagi yang hanya menerima tatapan tanpa jawaban dari pria di depannya.

"Aku... " Ucap pria tersebut terdengar ragu untuk berbicara.

Di dalam hati pengawal pria itu merasa gelisah. Pasalnya tidak ada yang pernah mengajak tuannya berbicara selain dirinya. Jadi, sangat wajar jika tuannya tidak bisa menjawab sedikit pun pertanyaan gadis itu.

"Dia hanya berniat menolong Anda, Nona." Ucap pengawal itu akhirnya mengambil inisiatif. Tentu dia tidak akan membiarkan tuannya terlihat seperti anak kecil yang takut berbicara.

"Menolong dengan cara membiusku?" Tanya Jisoo mengernyit kesal.

"Di dalam hutan berbahaya dan banyak binatang buas. Jadi, kami berpikir lebih baik membius Anda agar Anda tidak ketakutan." Jelas pengawal tadi.

Dalam hati dia meringis nelangsa. 'Astaga apa yang aku ucapkan?' Batin pengawal itu berbicara. Sedangkan pria bertopeng hanya bisa sedikit mengernyit heran dengan ucapan omong kosong pengawalnya itu.

"Huh? Alasan konyol!" Dengus Jisoo benar-benar dibuat kesal karena alasan tidak masuk akal tersebut.

Sedangkan kedua pria itu langsung mengerjap bingung dengan bahasa yang digunakan Jisoo. Apa itu 'konyol'?

"Lalu bagaimana dengan aku yang berakhir di tepi hutan? Apa kalian berniat memberikanku pada binatang buas?" Tanya Jisoo kembali berubah dalam mode interogasi.

"Itu... " Ucap pengawal itu tergagap.

Tidak mungkin jika dia berkata jujur bukan? 'Kami tidak bisa membawamu ke istana. Karena hal itu sangat dilarang.' seperti itu? Mungkin gadis ini akan langsung tergelak. Toh tuannya juga tidak bisa menunjukkan jika dirinya adalah salah satu anggota kerajaan.

"Kau seorang gadis... akan lebih baik tinggal bersama sebuah keluarga." Ucap pria bertopeng tadi dengan suara rendah memberanikan diri untuk berbicara.

"Darimana kau tahu aku tidak memiliki keluarga?" Tanya Jisoo setelah sedikit tertegun mendengar suara pria bertopeng di depannya itu.

"Dari warna mata Anda, Nona. Kami yakin Anda bukan orang dari negeri ini." Jawab pengawal tadi kembali mengambil inisiatif.

Dia melihat gelagat tuannya yang tidak nyaman dengan situasi saat ini. Padahal tadi dengan angkuhnya tuannya itu mengatakan ingin melebur dengan orang-orang. Akan tetapi, menghadapi satu gadis saja sudah mengkerut di tempat.

"Dan kami juga memastikan Anda akan di bawa oleh keluarga yang baik-baik." Imbuh pengawal itu lagi.

Ya memang benar tuannya memastikan gadis itu dibawa oleh sebuah keluarga. Bahkan, semua itu sudah diatur oleh tuannya. Maksudnya adalah keluarga yang akan membawa gadis ini. Tuannya tidak sembarangan memilih keluarga itu. Bukankah tuannya itu sangat baik? Bahkan, pada gadis asing yang membuat tangan tuannya sedikit terkilir karena menangkap tubuh gadis itu sekalipun.

Masa yang Lain  ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang