MyL: 16

3.8K 611 114
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Perang? Mungkin itu kata yang tidak pernah terpikir akan terjadi oleh semua orang yang hidup di sebuah kerajaan yang terkenal sangat damai. Namun, apa yang sekarang terjadi di antara keluarga istana, benar-benar membuat semua orang tidak menyangka sama sekali. Ya meskipun bukan perang yang terjadi.

Putra Mahkota yang digadang-gadang akan menggantikan posisi Kaisar, yang sebentar lagi akan turun tahta, nyatanya malah menjadi penyebab sebuah perseturuan dalam keluarga kerajaan. Dia seolah membidik naga yang sedang mengawasi tingkah lakunya. Alhasil bukannya berdampak baik, sang naga tentu saja mengeluarkan semburan apinya.

"Hanya pertarungan antara pria dan pria." Ucap Taeyong sembari menenangkan Jisoo yang menangis dalam pelukannya.

Sudah selama satu jam lebih Jisoo menangis karena kabar tentang pertarungan individu antara Taeyong dan Jaehyun. Padahal pernikahannya tinggal menghitung hari akan dilaksanakan. Namun, Putra Mahkota yang sayangnya tidak tahu diri atas tahta yang secara tidak langsung Taeyong berikan, benar-benar membuat pria itu geram.

Bahkan, yang menantang duel itu sendiri adalah Putra Mahkota dengan sangat lantangnya. Yang membuat Taeyong ingin segera menghabisi nyawa pria itu adalah hal yang menjadi taruhan sepihak Putra Mahkota. Siapa yang menang dia yang akan mendapatkan Jisoo. Jelas Taeyong akan menjadi orang terdepan untuk menumpas orang yang berani menjadikan gadisnya taruhan seperti itu.

"Bagaimana jika terjadi hal buruk?" Tanya Jisoo untuk kesekian kalinya.

"Tidak akan." Tegas Taeyong menenangkan Jisoo. "Jangan menangis. Aku akan memenangkan pertandingan ini. Kali ini aku tidak akan pernah mengalah. Dia tidak akan pernah bisa merebutmu dariku." Imbuhnya sembari menatap Jisoo yang mendongak dalam rengkuhan Taeyong.

"Jadi, tersenyumlah dan beri aku kekuatan untuk memenangkan pertandingan ini." Pinta Taeyong sembari menyatukan kening keduanya. Secara otomatis Jisoo langsung tersenyum menatap manik emerald yang sejak awal berhasil menarik perhatiannya itu.

"Menangkan pertandingan ini." Pinta Jisoo lirih sembari tersenyum menatap Taeyong yang menatapnya dengan penuh tekad.

"Hmm, pasti." Gumam Taeyong singkat dan langsung mencium dahi Jisoo lama.

Sungguh di dalam hati Taeyong merasa takut kehilangan gadisnya. Sebelum pikirannya mempengaruhi dirinya, Taeyong harus segera menumpas akar ketakutannya itu. Meskipun harus menghabisi saudara tirinya sendiri sekali pun.

Sedangkan tanpa disadari oleh Taeyong, Jisoo merasa seolah dirinya sedang dicekik. Terkadang dia merasa sesak napas dan seolah seperti angin besar menghembusnya sampai Jisoo dibuat sangat merinding. Apakah itu tanda dia ketakutan akan kehilangan Taeyong nantinya jika pria itu tidak bisa memenangkan pertandingan?

---

Sedangkan di lain sisi, seorang pria dengan pakaian santai sedang menatap buku yang berada di tangannya. Dia sedang bingung bagaimana caranya menghentikan kegilaan dari buku tersebut. Ya pasalnya buku itu sudah menarik beberapa orang entah kemana. Nasib mereka pun tidak ada yang tahu akhirnya. Itu menurut cerita sang ayah.

Sekarang dia ingin menghentikan buku aneh itu. Karena bagaimanapun perintah itu dia dapat dari sang ayah yang paling dia hormati. Setelah mencari cukup lama, akhirnya buku tersebut dia temukan juga.

"Bagaimana cara memusnahkan buku ini?" Tanya pria itu pada pengawalnya yang setia menemaninya kemana pun. Bahkan, seperti sekarang saat mereka ada di rooftop apartemen pria itu.

"Mungkin Anda harus membakarnya?" Jawab sang pengawal ragu.

"Mungkin patut dicoba." Gumam sang pria yang langsung memberi kode untuk mempersiapkan peralatan pada sang pengawal.

Masa yang Lain  ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang