MyL: 9

4.1K 673 55
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Canggung. Satu kata yang Taeyong rasakan saat ini. Tidak bisakah gadis di depannya ini tidak membahas cara menolongnya kemarin? Kini pria itu hanya bisa bergumam bingung sembari menatap area sekitar dengan random.

"Jawab saja, aku tidak akan menyalahkanmu." Ucap Jisoo sembari menatap Taeyong penuh perhatian untuk mendengar jawaban pria itu.

"Y-ya, aku melakukannya." Jawab Taeyong akhirnya sebelum menatap Jisoo menelisik respon gadis itu.

"Jadi benar? Sudah kuduga." Gumam Jisoo mengangguk-anggukan kepalanya paham.

'Jadi aku tidak hanya berfantasi? Tidak mungkin aku berfantasi seperti itu bukan?' Gumam Jisoo dalam pikirannya.

"Kau tidak marah padaku?" Tanya Taeyong setelah hening sesaat dan dilihatnya Jisoo hanya terdiam sembari menatapnya.

"Hmm? Tidak, kenapa aku harus marah?" Tanya Jisoo sembari tersenyum kikuk.

Astaga. Apa yang Jisoo pikirkan?

"Jadi?" Tanya Taeyong saat dilihatnya Jisoo yang kembali terdiam di tempatnya.

"Emm, aku hanya ingin bertanya itu. Terima kasih banyak sudah menolongku lagi." Ucap Jisoo akhirnya sembari tersenyum canggung.

"Hmm." Gumam Taeyong singkat dan langsung mulai melanjutkan langkahnya yang tertunda.

"Hati-hati." Ucap Jisoo spontan dan langsung merutuk di detik selanjutnya. Apa yang dia katakan?

Sontak Taeyong langsung dibuat mengernyit seketika. Kenapa gadis itu tiba-tiba berubah menjadi seperti ini? Taeyong tidak habis pikir.

---

"Jadi, apa yang kau bicarakan dengan Tuan Bertopeng?" Tanya Chaeyoung saat mereka berdua sudah berada di rumah.

Ya entah bagaimana adiknya itu tiba-tiba sudah menghilang dari lapangan dan dia temukan sudah di rumah. Padahal tadi Chaeyoung sangat jelas melihat bahwa Jisoo masih berbicara dengan Tuan Bertopeng. Akan tetapi, saat dia melihatnya lagi gadis itu sudah menghilang, begitu pula dengan Tuan Bertopeng.

"Hanya mengucapkan terima kasih." Jawab Jisoo acuh. Padahal dalam hatinya dia sedikit gelisah saat mengingat kenyataan jika Taeyong memberikan napas buatan padanya. Sungguh itu hal yang tidak nyaman untuk diingat.

"Lagi?" Tanya Chaeyoung heran.

"Hmm, untuk yang terakhir kali kemarin." Jelas Jisoo balas menatap Chaeyoung yang menatapnya sembari mengernyit.

"Kenapa kau tidak mengucapkan selamat pada Putra Mahkota?" Tanya Chaeyoung penasaran.

Ya pasalnya Jisoo satu-satunya gadis yang tidak memberikan ucapan selamat pada Putra Mahkota. Dia malah mendekati Tuan Bertopeng ketimbang memberikan ucapan itu. Secara otomatis itu membuat Jisoo menjadi bahan pembicaraan. Karena sangat terlihat jelas saat keduanya terlihat berbicara di samping arena memanah tadi.

"Oh, aku lupa. Lagipula sudah banyak yang mengucapkan untuknya." Jawab Jisoo enteng menatap Chaeyoung polos.

"Wah, jika para gadis mendengar ucapanmu barusan, bisa ku pastikan kau habis di tangan mereka Jisoo." Geram Chaeyoung sembari menggeleng heran.

Hanya adiknya itu satu-satunya gadis yang tidak tertarik kepada Putra Mahkota. Bahkan, dia sangat jelas memperlihatkan ketidaktertarikannya itu. Di saat yang lain berusaha menutupi rasa kagum mereka rapat-rapat, Jisoo dengan enteng tidak mengkhawatirkan hal itu. Beruntungnya gadis itu.

Masa yang Lain  ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang