Malam ini disebuah restoran seafood yang tersohor. Dua keluarga sedang melakukan makan malam bersama di ruang VIP di restoran tersebut.
Dua keluarga itu adalah keluarga Omar dan keluarga Syifa. Tentunya Syifa dan Omar pun ikut serta dalam acara makan malam ini. Kakak-kakak mereka pun turut hadir dalam acara tersebut.
Omar sebagai anak bungsu memiliki tiga kakak perempuan yang mana mereka sudah menikah semua.
Syifa pun anak bungsu dan memiliki dua kakak laki-laki yang juga keduanya sudah menikah. Mereka semua pun menghadiri acara makan malam ini beserta keluarga kecil mereka.
Makan malam bersama ini dilakukan dalam rangka memperingati hari ulang tahun pernikahan kedua orang tua Syifa. Dan keluarga Omar di undang karena mamah Omar dan mamah Syifa berteman dekat sejak dua tahun yang lalu.
Awalnya acara makan malam ini berlangsung biasa saja. Mereka semua menyantap makanan yang disajikan sambil saling mengobrol, membicarakan hal-hal yang menyenangkan sampai Akhirnya mamah Omar berkata.
"Sebenarnya tujuan utama kita makan malam bersama ini karena kita sudah sepakat untuk menjodohkan kalian, Omar dan Syifa."
"Hah!" Omar dan Syifa seketika terkejut.
Sedangkan yang lainnya bereaksi datar karena sebenarnya mereka semua memang sudah mengetahui tujuan kedua orang tua mereka itu.
Semua kakak dan kakak ipar serta para keponakan tetap asik dengan makanan mereka. Seolah membiarkan urusan perjodohan itu biar menjadi perundingan antara kedua orang tua serta Omar dan Syifa saja.
Karena para kakak sudah sangat memahami adik bungsu mereka yang keras kepala dan paling tidak suka dipaksa apalagi dikekang.
Namun keberadaan dua keluarga besar yang kini berkumpul setidaknya diharapkan bisa meredam emosi satu sama lain agar tetap bisa berkomunikasi dengan tenang. Mengenai perihal yang sensitif ini.
"Kami semua sudah berunding dan setuju. Sekarang tinggal mengambil keputusan dan itu tergantung pada kalian berdua." Mamah Syifa menambah penjelasan perihal pernyataan mamah Omar sebelumnya.
"Mamah gimana sih? Gimana aku bisa memberikan keputusan kalau gak di ajakin rundingan sebelumnya." Protes Syifa pada mamahnya dengan menahan geregetan dan sedikit merengek kesal.
"Aku juga bingung kalau begini caranya." Omar pun ikutan protes sewot padahal sudah menahan kesal sebisa mungkin.
"Anggap saja ini juga sebagai perundingan antara kita dan kalian. Setelah itu kita sama-sama putuskan." Papah Omar pun ikut bersuara.
Kini Omar dan Syifa hanya bisa tertunduk kesal dalam diam karena merasa disergap dan dikepung tanpa bisa berkutik. Sambil mengunyah makanan mereka yang rasanya semakin di kunyah semakin alot saja.
Kedua mamah mereka pun saling mengode tatap lalu lanjut berbicara setelah menelaah keadaan. Karena kedua ibu ini sangat mengenal betul anaknya. Kalau mereka kesal dalam diam begini maka inilah saat terbaik untuk bicara. Karena walaupun kesal dan diam mereka sudah pasti mendengarkan. Kecuali yang repot itu kalau kedua anak ini ngambek dan gak mau denger lalu milih mabur ke kamar. Biasanya gitu tuh kalau diajakin ngomong serius soal jodoh kalau di rumah empat mata saja.
"Selama ini mamah dan Tante Gadis (mamah Omar) sering mengobrol tentang kalian dan ternyata kalian ini punya banyak kesamaan." Ucap mamah Syifa.
"Salah satunya kalian itu sama-sama jomblo. Gak mau di cariin pasangan, katanya takut kalau misalnya nanti gak suka kalau dicariin, mendingan cari sendiri, tapi sendirinya gak bisa nyari." Sambung mamah Omar.
Sementara kakak-kakak yang berderet di sebelah kanan sana terlihat menahan tawa dan pura-pura tidak mau ikut campur mendengar ibu mereka mulai mencecar si bungsu.
