Take #9

1.5K 134 18
                                    

Pagi pertama dalam sejarah pernikahan Omar dan Syifa.
Pagi ini masih sangat dini, alarm jam beker Syifa berbunyi nyaring seperti pagi-pagi biasanya.

Jam beker yang setia nangkring di atas nakas samping tempat tidur itu selalu berhasil membuat Syifa terjaga. Dan dengan tingkat hafal yang akurat Syifa dengan satu tangannya langsung meraih dan mematikan bunyi alarm itu.

Syifa pun masih malas-malasan untuk bangun, seperti biasa dia berusaha mengumpulkan kesadarannya dengan merilekskan tubuhnya ditempatnya semula hingga akhirnya ia mendengar adzan subuh berkumandang.

Suara adzan subuh itu terdengar begitu jauh namun masih jelas terdengar. Karena letak masjid yang memang jauh dari rumah ini. Setelah adzan selesai dikumandangkan barulah Syifa bergegas bangun menuju kamar mandi. Dan sepertinya Syifa lupa bahwa ada orang lain yang tertidur di sampingnya. Maklum masih hari pertama belum terbiasa.

Selang beberapa menit kemudian Omar pun terjaga dari tidurnya. Dilihatnya sekeliling dan Omar menyadari ini bukanlah kamarnya namun sungguh semalam Omar tidur begitu pulas meskipun ini bukan kamarnya. Sekarang Omar pun bangun dengan bugar.

Lalu ditengoknya sebelah kanannya ternyata Syifa tidak ada disana. Kemana dia? Apa sudah bangun? Atau mungkin sedang sholat subuh? Tega amat gak bangunin!

Demikianlah pemikiran Omar lalu Omar pun merasa kebelet kencing dan bergegas lah Omar ke kamar mandi.

Hah!.........

Omar merasa sangat terkejut begitu melihat Syifa sedang terduduk di toilet kamar mandi itu dengan paha mulusnya yang polos.

Syifa yang terkejut pun hanya refleks menganggap dan menempelkan rapat-rapat pahanya yang tidak terbungkus itu dan menutupinya dengan kedua tangannya.

Ok, ini momen yang salah di waktu yang tepat. Gimana? Pokoknya gak sengaja salah gitulah.

"Oh, maaf, pintunya gak dikunci, gak ada suara sih, kirain gak ada orang." Ucap Omar lempeng sambil mengalihkan pandangannya sembarang lalu kembali menutup pintunya.

Sumpah, Syifa malu banget. Pengen nangis guling-guling rasanya. Kenapa ceroboh banget sih? Kenapa gak ngunci pintu? Mana, pasti bau lagi! Secara lagi poop.
Demi apapun Syifa gak mau keluar dari sini, dan gak mau ketemu Omar. MALU!

.
.
.

"Syif lama banget sih. Aku kebelet nih. Kamu gak sholat subuh apa? Nanti kesiangan lho!" Omar pun mengetuk pintu kamar mandi setelah cukup lama menunggu dan puas tertawa ditahan namun masih saja Syifa tidak kunjung keluar.

Akhirnya Syifa pun pasrah, dia tidak mungkin terus menghindar dari Omar karena rasa malunya. Maka Syifa pun keluar setelah beberapa saat mendengar ketukan pintu dari Omar itu.

Syifa keluar dengan berusaha sok cool dan mencoba sebisa mungkin terhindar dari kontak dengan Omar.

Tapi melihat sikap Syifa yang seperti itu Omar merasa tidak boleh membiarkannya. Maka Omar pun menahan tangan Syifa agar menghadap padanya saat melewatinya dengan acuh.

Mau gimana lagi Syifa akhirnya terpaksa harus berhadapan dengan Omar dan rasa malunya, tapi rasa malu yang diderita oleh Syifa cukup kuat. Sehingga Syifa hanya bisa bertahan menunduk tidak mau menatap Omar.

"Syif, aku minta maaf. Aku enggak sengaja deh, beneran. Aku kira kamu di luar kamar saat aku gak lihat kamu disini. Pokoknya aku gak bermaksud kurang ajar. Jangan marah ya."

"Aku gak marah kok, cuman aku malu kak." Syifa pun merengek mengungkap perasaannya seraya menutupi wajahnya dengan sebelah tangannya karena tangan satunya dipegangi Omar.

Cinta SelowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang