TAKE #26

1.2K 99 13
                                    

Kini di kamarnya Omar benar-benar lelah dan prustasi. Omar terus mengabaikan Syifa yang masih lunglai dan sedih di balik pintu. Omar ingin berhenti marah tapi perasaannya sungguh kesal saat ini. Omar pun mulai membuka satu-persatu kancing bajunya dengan gerakan yang kasar pertanda dirinya masih dikuasai emosi. Lalu berniat mandi. Tapi ketika dirinya beranjak meuju kamar mandi hape Syifa yang masih terletak di tasnya yang sebelum pergi di taruh sembarangan tiba-tiba berdering.

Dengan perasaan penasaran Omar segera memutar langkahnya untuk melihat siapa yang menelpon ke hape Syifa.

Abang Aldo

Nama itu yang tertera di layar. Seketika pikiran Omar teralihkan dan emosinya tersisihkan. Omar seketika berpikir kalau panggilan itu di abaikan takutnya abang menelpon karna ada urusan penting.

Akhirnya Omar segera bergegas membuka pintu untuk memberikan hape itu ke Syifa.

Namun ketika mendapati Syifa terisak di balik pintu sambil terduduk tak berdaya seketika Omar merasa tidak tega. Tapi emosinya seketika mengusik dan aknhirnya membuat Omar memilih mendiamkan Syifa dan membalik badan lalu mengangkat telpone bang Aldo itu sambil menjauh dari Syifa dan membiarkan pintu terbuka.

"Assalamualikum bang, ada apa?" Omar berusaha terdengar santai.

........

"Syifa lagi di toilet bang, nanti aku suruh Syifa telpon balik abang aja ya."

........

"Oh, ya. Kalo gitu biar nanti aku bilangin ke Syifa."

.......

"Waalaikumsalam"

Omar pun menghela napas berat setelah mengakhiri telpon. Dan kini Syifa pun mendekat ke Omar.

"Ada apa abang telepone aku kak?" Lalu Syifa bertanya dengan sisa-sisa suara tangisnya.

"Abang cuma ngingetin besok ulang tahun papah kita harus dinner keluarga." Jawab Omar ketus sambil lalu menuju kamar mandi.

"Kita harus bicara kak." Syifa tetap gigih berusaha menjelaskan kesalah pahaman ini.
Tapi Omar sepertinya masih enggan membahasnya Omar tetap pergi mandi dan membanting pintu begitu sampai di kamar mandi.

Syifa prustasi dan ikut kesal kalo gini caranya. Syifa gak mau begini terus Syifa pun menghela nafas berat lalu tanpa ragu menyusul Omar yang hendak mandi.

"Kak, please dengerin penjelasan aku!" Bentak Syifa campur memohon begitu memasuki kamar mandi. Yang membuat Omar yang baru saja membuka bajunya tetap sok cool walaupun sebenarnya kaget.

Omar samasekali tidak pernah menyangka Syifa bakal bersikap seperti ini. Tapi Omar kembali menegaskan.

"Aku mau mandi. Aku mau nenangin emosiku dulu Syif. Baru nanti kita bicara." Omar terlihat berusaha keras untuk tidak membentak ke Syifa.

Syifa yang melihat betapa marah dan kecewanya Omar tapi tetap berusaha tidak kasar padanya membuat Syifa merasa sangat sedih. Omar pasti sangat kesal tapi terus menahannya.

Syifa gak tau lagi harus bagaimana sama Omar "dia pasti sangat tersiksa sekarang" pikir Syifa atas Omar. Tapi disisi lain dirinya juga gak salah kok. Ini salah paham. Maka spontan Syifa melompat ke pelukan Omar yang kini tengah bertelanjang dada

Syifa gak mesum kok. Ini hanya tindakan spontan dorongan dari jiwa nya yang sangat mengasihi Omar dan hati kecilnya yang tersentuh karna sikap marah Omar yang samasekali tidak kasar.

"Kak aku tadi abis ngurusin mbak Rossy di rumah sakit makannya aku bisa bareng sama mas Tara. Jangan salah paham aku akan ceritain semuanya." Rengek Syifa dipelukan dada telanjang Omar.

Cinta SelowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang