Pagi ini Omar dan Syifa mulai sibuk mempersiapkan segala keperluan masing-masing karena mulai pagi ini Omar dan Syifa akan kembali pada masa kerja mereka. Omar dengan kantor nya dan Syifa dengan butiknya.
Omar dan Syifa melakukan sarapan bersama sebelum berangkat kerja dengan sarapan yang Syifa siapkan sebelumnya.
Tidak lupa mereka berdiskusi untuk menjalani kegiatan hari ini dan kebiasaan yang harus mereka lakukan mulai hari ini dan seterusnya.
"Kita berangkat kerja bareng ya, pagi ini naik taksi online aja. Biar lebih hemat" Usul Omar sambil ngunyah.
"Boleh, tapi aku yang pesan. Soalnya tiket promo ku masih banyak." Sahut Syifa lembut dan santai sambil menikmati sarapannya juga.
"Kamu tutup butik jam berapa?" Tanya Omar selanjutnya.
"Sesuai jam kerja kak Omar." Jawab Syifa santai. Sebenarnya seharusnya butik Syifa beroperasi hingga jam sembilan malam. Tapi Syifa merasa jam itu tidak sesuai dengan idealisme nya sebagai seorang istri. Masa suami sudah pulang kerja. Istrinya masih bekerja. Karena itu Syifa mengubah jam operasional butiknya. Tentu saja Syifa tidak ingin memberitahu hal ini ke Omar.
"Berarti pas aku pulang kerja, aku sekalian jemput kamu, dan kita pulang bareng lagi."
Syifa pun hanya mengangguk sebagai tanda setuju_nya.
Dan karena mereka belum membawa kendaraan berarti mereka akan menggunakan jasa kendaraan umum online untuk dua hari ke depan. Karena lusa mereka baru akan melakukan kunjungan pertama ke rumah orang tua mereka setelah genap satu Minggu, sekaligus mengambil kendaraannya. Dan mereka juga bersepakat untuk saling memberi kabar kalau ada sesuatu di tempat kerja.
Saatnya berangkat kerja dan menunggu jemputan jeng jeng jeng.
"Ko, lama ya, perasaan udah on the way dari tadi." Keluh Syifa sambil keluar rumah dan membiarkan pintu terbuka karena di dalam sinyalnya malu-malu.
Sedangkan Omar anteng-anteng menunggu instruksi duduk santai di kursi yang tidak jauh dari pintu yang terbuka itu.
Eh, tetiba si pemilik taksi online telepon.
Hallo Bu, maaf saya tidak bisa memenuhi pesanan. Tiba-tiba istri saya telepon mau melahirkan katanya. Jadi, saya puter balik. Ibu cancel aja ya, pesan yang lain aja.
Oh, a_baik pak. Semoga lancar ya, lahirannya.
Istri saya yang melahirkan Bu.
Ya, maksudnya itu pak, semoga istrinya lancar melahirkan bayinya.
Oh, baik Bu. Maaf ya.
Iya, gakpapa pak.
Terimakasih
Sama-sama
Tuuuuuuut.......
Dan telepon pun terputus.
"Siapa yang melahirkan Syif?" Tiba-tiba tanya Rossi di sebrang sana yang tadi tidak sengaja mendengar obrolan Syifa di telepon saat hendak masuk mobil karena Rossi juga sepertinya mau berangkat kerja. Yang membuat Omar tidak jadi buka mulut karena keburu keduluan Rossi nanya nya.
"Itu mbak, istrinya supir taksi online. Jadi, minta di cancel pesanannya gitu."
Akhirnya Syifa dan Rossi pun mengobrol dan Omar pun nimbrung. Membahas perihal berangkat kerja dan lokasi tempat kerja mereka. Yang ternyata deketan.
"Ya, udah bareng aku aja. Kita searah kok." Ajak Rossi menawarkan solusi.
"Nanti, ngerepotin lagi." Syifa pun merasa tidak enak hati.