Kini di kamarnya Syifa sedang menonton video yang di rekamnya sejam yang lalu. Video ulang tahun sekaligus pertemuan Rossi dan Ochi.
Syifa masih menitihkan air mata ketika menonton video itu. Padahal ketika acara ulang tahun dan saat Ochi dan Rossi bertemu Syifa sudah menitihkan banyak air mata.
"Dasar cengengeng." Ejek Omar sembari menghampiri Syifa di atas kasur yang sedang duduk setengah berbaring sambil nonton video itu.
"Ih kak Omar gitu sih. Aku kan sedih dan terharu lihat Ochi dan Mbak Rossi. Apa lagi pas mbak Rossi bujukin Ochi supaya ikut Tara ke rumah neneknya. Padahalkan mbak Rossi juga pasti sangat ingin Ochi tetap disisinya." Rengek Syifa sambil menyandarkan kepalanya di bahu Omar yang kini terduduk disampingnya.
"Emang sih, kasian mereka. Tapi demi mereka bisa bersama, sekarang Rossi memang harus merelakan Ochi pulang dulu ke rumah neneknya. Karna kalo Rossi harus ngambil Ochi dengan cara seperti tadi untuk bisa bersama yang ada nanti di pengadilan malah tuntuntan yang di buat Rossi malah berbalik padanya." Omar berusaha menerangkan kewajaran disemua yang terjadi agar Syifa tidak sedih lagi.
"Aku ngerti soal itu tapi tetap aja aku sedih untuk mereka."
"Semoga ya, kalo kita punya anak nanti anak kita gak akan pernah menglami hal semacam itu."
"Aamiin jangan sampe ya Allah." Syifa brigidig membayangkannya.
"Bikin yuk!"
"Ih, kak Omar genit banget sih" Seketika Syifa langsung geli gemes gitu denger pernyataan Omar dan mncuil perut rata Omar.
Tapi Omar langsung menyerang Syifa dengan cium-cium gairah membara yang membuat Syifa tidak bisa berkutik di buatnya.
Huhuy!Aksi cumbu-cumbu mesra Omar ke Syifa pun semakin lama semakin uhuy dan ketika hampir mencapai titik uwow tiba- tiba Syifa berteriak kaget.
"Aaaaaa, tunggu kak!"
"Kenapa sayang?" sembari terengah-terengah dan seketika mengerem aksinya.
"Maaf aku dateng bulan, baru tadi sore dateng_nya."
"Hah????? Hiisssssh!" Sumpah Omar kecewa banget dan langsung membanting diri ke sisi Syifa dan langsung membelakangi Syifa.
"Maaf kak jangan marah ya" Syifa pun mendekati Omar setengah memeluk untuk memastikan Omar tidak marah padanya.
"Udah, ah aku mau ke toilet." Omar malah beranjak pergi ke kamar mandi alih-alih menggubris permintaan maaf Syifa yang menggemaskan itu.
Syifa benar- benar bingung lihat reaksi Omar. Abis mau gimana lagi, bukannya Syifa gak mau ngeladenin keinginan suaminya tapi kalo lagi dapet, kan gak bisa di atur kapan datangnya.
Akhirnya malam ini Syifa ketiduran ketika menunggu Omar kembali dari kamar mandi karna Omar lama banget disana.
Syifa sampe gak ingat kapan Omar balik ke kamar.
*****
Besok paginya Syifa sedang menyiapkan sarapan di dapur di temani bi Ninik.
Sementara Omar sedang menonton acara berita di tv dengan tampangnya yang bete-bete gitu.
Syifa sendiri mukanya agak di tekuk selagi menyiapkan makanan.
"Neng Syifa kenapa? Kok mukanya di tekuk gitu?" Tanya bi Ninik perhatian.
"Gimana gak bete bi. Aku tuh lagi dateng bulan. Bibi taukan gimana rasanya dateng bulan. Ini lagi kak Omar gak tau kenapa? Jutekin aku mulu dari bangun sampe sekarang. Aku tanya mau sarapan aja ketus banget jawabnya. Kan makin ngeselin." Syifa mencurahkan perasaannya pada bi Ninik.