Ada setumpuk rencana yang hendak Jepang luncurkan untuk merebut Nesia dari tangan Belanda. Dia sudah menyebarkan benih-benih melalui beberapa orang-orangnya.
Hati bergetar tak keruan, Jepang ingin segera mendekap Nesia. Dia sekarang mengenakan pakaian yang terakhir kali ia pakai ke nusantara. Dia merapatkan topi setelah menalikannya. Berjalan ke pohon rindang yang telah membuatkannya kenangan.
"Jadi inilah rumahnya, sebentar lagi ... sebentar lagi." Hampir mata menjadi merah, ada daun-daun berguguran dari puncak pohon.
Jepang terkejut oleh seseorang yang jatuh dari atas. Refleks Jepang mengulurkan kedua tangan. Siapa kira Nesia jatuh ke kedua tangannya.
Pipi Jepang membentangkan warna merah muda. Nesia mengeluh pada banyaknya daun dan debu yang menghalangi penglihatannya. Jepang segera menurunkan Nesia, mendudukkan gadis itu di rumput.
Masih dalam keadaan kelilipan, Nesia tersenyum dan berterima kasih pada Jepang.
Ah, lagi, hatinya tak bisa ditebak.
Ingin segera pergi, tapi kasihan juga melihat Nesia yang belum mampu mengusir debu di mata. Tanpa kata, Jepang tarik Nesia dan membantunya meniup debu di mata.
Nesia berhasil mendapat cahaya di mata. Oh, lihatlah wajah siapa yang dekat dan masih menatapnya dengan lekat.
"Em, te-terima kasih lagi." Sekarang giliran Nesia yang malu-malu. Dia terkekeh pelan.
Jepang cepat-cepat menjauhkan diri. Tak ingin dikenali, Jepang menarik topi ke bawah.
"Ah! Kamu yang waktu itu!" Nesia terkejut, kemudian tertawa. Tawanya renyah dan manis. "Kita bertemu lagi di sini. Lihat, ini takdir, bukan kebetulan."
Kata-kata Nesia mengirim senyuman senang. Jepang menepuk kepala Nesia dan segera pergi.
"Hei, tunggu! Setidaknya, beri tahu aku namamu. Aku kan sudah mengenalkan diri waktu itu." Nesia segera berdiri.
Jepang tak berbalik, dia melambaikan tangan dan melanjutkan perjalanan.
Nesia memaklumi sikap personifikasi Asia Timur.
"Aku harap selanjutnya dia mau mengenalkan diri ...."
°°°
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nesia-san (Hetalia)
Hayran Kurgu[Jepang x Indonesia] [Hetalia Fanfiksi] ... Sebagai pemimpin Asia Timur Raya, Jepang memiliki ambisi untuk mempersatukan bangsa-bangsa di Asia. Awal mula rencananya, ia membidik Filipina, namun ketika waktu berjalan dan situasi di Selatan terlihat...