11. Scent

607 42 2
                                    

Tomorrow X Together - Our Summer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tomorrow X Together - Our Summer

Kalau bukan karena masih memakai hoodie biru Anthares, gue nggak akan diam dan tak mengomel saat cowok itu menarik paksa gue dari Taman Kota.

Saat ini, dia berjalan di samping gue sambil menuntun sepeda gunungnya. Sangat nggak mungkin kalau gue berpikir dia gak bakalan sadar baju apa yang gue kenakan.

Gue masih merangkai kalimat yang masuk akal untuk menjadi alasan ketika Anthares menatap gue lekat dan bertanya, "lo sesuka itu, ya, sama hoodie gue?"

Hancur. Rangkaian kalimat yang tadinya sudah gue susun jadi berceceran dan mungkin saja terdengar sangat nggak logis kalau gue katakan sekarang. "G-gue tadi asal ambil doang, gak liat-liat!"

Dia tertawa. Jelas jenis tawa yang membuat gue geregetan karena malu.

"It's okay, Za. Mau sekalian lo simpen di lemari kaca terus dimasukin museum juga nggak pa-pa."

Gue memberengut.

"Lo berhutang penjelasan sama gue."

"Hah?"

Anthares berhenti berjalan, menoleh dan menatap gue lekat seolah gue adalah rusa yang hendak ia tembak.

"About you, and Archie."

Kali ini gue ketawa ngakak.

"Gue sama Archie?"

Anthares tersenyum, dia meneruskan langkah sambil tetap menuntun sepedanya. Cowok itu mengantar gue sampai ke rumah, padahal gue nggak sedikitpun bilang rumah gue dimana dan jalannya lewat mana.

"Ares," kata gue pelan, ketika kami berdua sama-sama diam setelah sampai tepat di depan rumah gue.

"Hm?"

Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang harusnya gue tanyakan sekarang. Misalnya, dari mana Anthares tahu jalan pintas tercepat ke rumah gue dan mengapa cowok itu menarik gue dari Taman Kota tepat setelah gue memberikan sebotol air minum pada Archie. Tapi, melihat Anthares menaiki sepedanya,membuat gue mengurungkan niat.

"Nggak jadi, deh."

Anthares tersenyum. "Gue pulang, ya?"

Gue mengangguk, membiarkan Anthares menaiki sepedanya hingga ia menginjak pedal dan nyaris mengayuhnya kalau saja gue tidak menghentikannya.

"Anthares!"

Meski sempat terkejut, cowok itu terlihat tenang, sungguh berbanding terbalik dengan Anthares yang gue lihat di Taman Kota tadi. Mereka ini, orang yang sama, kan?

"Hmm?" Anthares mengangkat sebelah alisnya, menanti jawaban dari gue yang malah mengalihkan perhatian ke Corolla Altis hitam yang terparkir tak jauh dari tempat kami berdiri.

AntharesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang