14. Consequences

482 38 5
                                    

Louis Tomlinson - Two of Us

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Louis Tomlinson - Two of Us

Nenek tiba-tiba membuka pintu kamar saat gue tengah berkutat dengan buku paket biologi yang tebalnya minta ampun.

"Nasa? Kok belum tidur?"

Gue mendongak, menatap nenek dibalik cahaya lampu belajar. Belum sempat menjawab, Nenek lebih dulu masuk ke kamar dan memeluk gue erat.

"Kayak gini dong dari dulu." Nenek menepuk punggung gue, "semangat, ya, sayang."

Gue cuma mengangguk pelan dan merasa bersalah, tak kuasa melihat Nenek yang mulai berkaca-kaca.

"Jangan kemaleman, nanti radang Nasa kambuh." Begitulah kata-kata terakhir Nenek sebelum melenggang keluar kamar dengan air mata yang siap meluncur saat itu juga.

Sumpah. Gue menyesal selama ini nggak pernah berusaha bikin Nenek bahagia. Untuk belajar pun gue enggan. Gue selalu menyalahkan kenyataan kalau gue salah masuk jurusan, dan itu karena Nenek. Tanpa sedikitpun mencoba untuk belajar.

Menarik napas panjang, gue kembali membuka buku, berusaha memahami materi Sistem Ekskresi sampai mata gue mulai mengantuk.

Dan ketika gue nyaris saja tertidur, ponsel gue mendadak berdering. Oh God, rasanya gue harus berterimakasih pada sang penelepon karena gue hampir tidur padahal belum menyelesaikan seluruh materi.

Archie Orion is calling.

Gue mendengus, membatalkan niat untuk berterimakasih karena orang seperti Archie ini bakalan tambah besar kepala nantinya.

"Apa?" kata gue sewot, langsung mendapat balasan tawa renyah dari seberang sana.

"Lo pasti udah mau tidur, kan?"

Gue menelan ludah, segera mengintip di balik jendela tapi hasilnya nihil.

"Lo ngintipin gue dari mana?"

"Bodoh. Nggak guna banget gue ngelakuin hal semacam itu."

"Yaudah, gue matiin. Gue harus belajar kalo mau ngalahin orang songong yang kebetulan punya otak encer kayak lo."

"Nazz, jangan dong!"

"Bodo, ya. Gue matiin sekarang."

"GUE MAU NGOMONG SERIUS NIH."

Lalu, dengan bodohnya gue benar-benar mendengarkan ocehan tak berguna Archie hingga jarum jam menunjukkan angka duabelas.

Sial. Gue dijebak.

"Oke, Nazza. Misi gue ngurangin waktu belajar lo selesai. Good luck for tomorrow!"

Brengsek.

Setelah itu, gue menghabiskan sepanjang malam untuk belajar. Bahkan, gue menyeduh kopi dan meminumnya supaya nggak ketiduran. Hal itu berhasil membuat gue hanya tertidur selama 3 jam, dengan kondisi kantung mata yang menghitam dan tenggorokan mengering.

AntharesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang