17. Sooner or Later

428 34 5
                                    

Shawn Mendes, Camila Cabello - Señorita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shawn Mendes, Camila Cabello - Señorita

06.20

Anthares: Tumben jam segini dah berangkat?

Anthares: Jangan bilang...

Gue yang tengah berjalan di koridor kelas X tak bisa menahan kesal, nyaris saja membanting ponsel kalau saja tak ingat perjuangan gue memintanya pada Nenek. Iya, pagi ini gue sengaja berangkat lebih pagi daripada biasanya karena nggak mau bareng sama Anthares. Oke, gue nggak pernah bilang gue nggak nyaman sama Anthares atau gimana. Tapi, dia emang se-bahaya itu buat jantung gue.

Anthares: Padahal gue nggak jemput lo pagi ini.

Gue melotot, merasa malu sampai-sampai para murid lain yang lewat memperhatikan gue dengan tatapan aneh. Menarik napas, gue menyemangati diri sendiri. "Santai, Nazza. Di sini nggak ada Anthares. Lo nggak perlu malu. Oke. Lo nggak perlu malu."

Sambil terus berjalan dan menaiki tangga, gue terus merapalkan kalimat gue tadi dalam rangka mengisi ulang harga diri gue yang sempat jatuh ke dasar samudera pasifik.

Anthares: Nengok ke belakang coba.

Perasaan gue nggak enak, yakin pasti di belakang bakalan ada Anthares yang lagi senyum miring atau bahkan ketawa ngakak karena mendengar kalimat gue tadi. Wait, kalimat gue tadi? Sumpah, ya, gue bakal malu tujuh turunan kalau cowok itu sampai mendengarnya.

Menggigit bibir, gue menengok ke belakang, namun tak ada siapa-siapa melainkan beberapa murid yang lewat. Hal itu sungguh membuat gue lega, pasti tadi Anthares cuma iseng ngerjain gue atau apalah. Tapi, setelah memastikan di belakang nggak ada Anthares, gue dikagetkan dengan kehadirannya tepat di depan gue dengan jarak yang tipis.

"Mundur, nggak?"

Cowok berbahu lebar itu nyengir, "lo bakalan teriak kalo gue nggak mundur?"

Sial. Dia sengaja mau mengingatkan gue dengan pertemuan pertama kita saat awal masuk SMA ketika gue dipaksa mengantarnya sampai kelas?

"Dan lo mau gue anterin sampe kelas?"

Anthares nyengir lagi, kali ini bahkan lebih lebar. "Sure, i'd love to."

Gue mendengus, tak habis pikir dengan cowok satu itu yang kini menarik tangan gue sampai masuk ke kelasnya. Untungnya belum ada satupun manusia di kelasnya sehingga gue nggak harus menahan malu karena bisa saja mereka---apalagi Alava dan gengnya---mengejek gue dan Ares.

Awalnya gue nggak keberatan. Toh, di kelas gue juga pasti belum ada siapapun. Gue menghabiskan beberapa menit dengan mengamati kelas Anthares dan melihat-lihat sekeliling hingga gue merasa bosan dan canggung.

"Lo tau Pak Dion? Guru Biologi yang udah botak itu? Yang biasanya jaga di depan gerbang, loh! Hari ini dia masuk jam pertama di kelas gue. Dia nggak bakal maafin siapapun yang terlambat, jadi---"

AntharesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang