Lorong yang kini tampak sepi secara tiba-tiba terdominasi oleh suara nyaring khas sepasang wedges milik seorang gadis. Napasnya ikut memburu seiring dengan langkah yang diambil. Sedikit lagi ia akan sampai di ruangan tersebut.
Tiba-tiba saja seseorang meneleponnya saat ia tengah asyik berbelanja sendirian di salah satu mall. Maka dari itu, ia terburu-buru untuk segera kembali ke kampus.
Tepat di depan ruangan yang dimaksud, tangannya terayun untuk mengetuk pintu sebanyak tiga kali setelah mengatur napas sejenak sambil merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Sedetik kemudian sahutan dari dalam ruangan mendorong dirinya untuk masuk ke dalam.
Dengan hati-hati ia menutup pintu dan berbalik sambil menyunggingkan senyum. Namun, orang yang duduk di kursi sana tidak membalas senyumannya, justru memilih untuk fokus pada majalah yang digenggamnya.
"Jasmine Kim, bukankah sudah jelas perkataan di telepon tadi kalau saya sudah tidak sanggup menanganimu. Tidak perlu datang jauh-jauh ke sini." Baru saja Jasmine hendak mendaratkan tubuhnya di salah satu sofa, perkataan ketus tersebut berhasil mengurungkan niatnya.
"Mr. Hwall, Anda memberikan alasan yang tidak logis. Mengapa Anda ingin berhenti menjadi dosen pembimbing saya secara tiba-tiba?" Keluh Jasmine dengan wajah memelas.
"Itu karena," Mister Hwall meletakkan majalah yang tadi digenggamnya ke atas meja dengan sedikit membantingnya. Alhasil, Jasmine sempat memekik kaget. "Kau bodoh. Tidak, maksud saya kau sangat bodoh."
DOUBLE KILL.
Jasmine membalasnya dengan tersenyum kecut. Karena sudah sering mendengar kalimat itu dari banyak orang, ia tidak merasa terintimidasi.
Kalau aku sudah pintar, tidak mungkin menggunakan jasa dosen pembimbing.
"Mr. Hwall saya mohon, hanya Anda satu-satunya harapan saya. Tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan saya jika Anda bersikap seperti ini." Jasmine memohon sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada, tak lupa ia memasang puppy eyes-nya.
"Kau dengar ini baik-baik, Nona Jasmine. Masa depan saya kemarin, sangat indah sampai kau datang dan berurusan dengan saya. Pulanglah, kau hanya akan mengganggu di sini."
Masih teguh untuk membujuk, Jasmine tidak goyah. Ia masih di tempat dan berujar, "Saya akan tetap di sini sampai Anda berubah pikiran."
"Tetaplah di sana dan aku akan berubah pikiran untuk memberi nilai D saja pada mata kuliahmu," Jasmine tertegun, tidak mungkin ia membayar keras kepalanya dengan mendapat nilai D. Sangat tidak masuk akal dan tidak menguntungkan sama sekali baginya. "Masih ingin berdiri di sana?"
Jasmine melirik ke kanan dan ke kiri berusaha mencari jawaban yang akan membuatnya tetap berdiri di sini, tetapi sama sekali tak ada ide yang melintas di otaknya sekarang. Sebodoh inikah dirinya? Tidak bisakah otaknya bekerja sama dengannya sekarang?
Jasmine menghela napas, menandakan ia menyerah dan akan keluar dari ruangan. Tidak tahu apa yang akan terjadi pada nilai-nilainya ke depan. Mencari dosen pembimbing itu bukan perkara yang mudah.
"Setidaknya berikan daftar nilaiku yang merah." Jasmine berteriak saat sadar kalau ia membutuhkan daftar nilainya.
Pintu terbuka dan tangan Mister Hwall muncul untuk memberikan beberapa lembaran, namun saat Jasmine hendak mendekat, dengan santainya dosen tua itu melempar kertas-kertas di tangannya, memuat daftar nilai merah itu berserakan.
"Ah, sial!"
Next ...
_________________________________________
Semoga enjoyyy
Ig : @amandarskyy
@ghinalya__
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEDIAL
RomanceJasmine Kim adalah salah satu mahasiswi yang menggantung nasib di Eastern University. Mahasiswi yang pandai dalam hal tarik suara, dan sukses menjadi salah satu sosok terpopuler di Eastern. Status sebagai wakil ketua angkatan, menjadikan dirinya sib...