Bab 18 : Be a Princess?

158 17 11
                                    

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ •

Bucin itu sebutan untuk budak cinta. Cinta yang sesungguhnya. Lantas, disebut apa orang yang mabuk asmara di dalam hubungan yang pura-pura?

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ •

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tungkai Jasmine mulai menjejaki lantai hotel. Bersama dengan Damian, ia mengambil langkah dengan elegan untuk masuk. Interior yang mewah, menyambut dan menyapa pandangan mereka.

"Maaf," ucap Jasmine tiba-tiba. Kepalanya sengaja didekatkan agar bisikan tadi bisa sampai hanya dengan sekali angkat suara.

"Untuk apa, Nona Kim?" balas Damian tak paham.

"Untuk makan malam ini," Jasmine menjeda. "Sepertinya, kau akan mengeluarkan banyak uang."

Bibir Damian tertarik sebelah. "Kalau aku tidak kaya, itu akan jadi masalah."

Mata Jasmine berotasi ke samping tanpa memalingkan kepala. Jawabannya melegakan. Akan tetapi, pilihan katanya terlalu sombong.

"Ya ya ya," sosor Jasmine dengan kurang ajar. "Biar kugunakan semua uangmu itu malam ini sampai kau sadar bahwa miskin tidak mengenal siapa saja."

Damian terkekeh. "Mustahil. Hanya ada satu cara jika benar-benar ingin melakukannya."

Jasmine mengernyit tidak tahu. "Dengan?"

"Mengejutkan, kau benar-benar ingin melihatku miskin?"

Bibir Jasmine mengeluarkan helaan napas singkat. "Tidak sekarang. Mungkin setelah makan malam ini?"

"Jadi istriku," kata Damian cepat.

Keterkejutan tak mampu dihindari. Ucapan itu masuk dari telinga, tapi sengatannya menjalar dan hinggap cukup lama di dalam jantung. Satu organ tubuh ini dalam bahaya sekarang. Untung saja, ia masih mampu melanjutkan langkah meskipun sedikit lemas.

"Jadi istriku jika ingin membuatku miskin," lanjut Damian. "Dengan begitu, gajiku pun bisa menjadi milikmu."

Detak jantung yang berpacu di atas rata-rata sukses mematikan pergerakan bibir Jasmine. Tidak ada jawaban stau respon sedikit pun setelah pernyataan barusan. Ini salahnya. Ia yang ingin dijawab, namun malah berharap tak pernah bertanya.

"Kita akan mencobanya?"

Kepala Jasmine bergerak cepat ke samping. Membuat langkah keduanya terhenti saat itu juga. Dosen itu ternyata jauh lebih cerewet sekarang.

"Me-mencoba apa?" gugup Jasmine setengah mati.

"Mencoba membawaku bersamamu ke dalam toilet," jawab Damian.

"Apa?!"

"Lihat," Damian membawa arah pandang Jasmine ke depan. Mereka sedang berada di depan toilet wanita. "Kau masih mengencangkan tanganmu padaku dan terus melangkah. Apa kita berdua akan masuk bersama?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REMEDIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang