BAB 11 : Romansa Tujuh Kali Dua Puluh Empat Jam [ 1 ]

158 21 4
                                    

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

Mereka yang membina suatu hubungan, tidak pernah lepas dari yang namanya masalah. Ujian berupa masalah itu yang dipikir dapat merusak siapa sangka akhirnya? Semua tergantung dari pemberian sikap kita terhadap masalah. Penentuan baik tidaknya berdasarkan ketulusan dalam hati. Akankah kau menjadi perusak atau penyelamat hubungan?

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

"Sekian untuk hari ini, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekian untuk hari ini, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat. Sampai bertemu di pekan selanjutnya."

Pembahasan materi ditutup oleh mister Hwall setelah kesan dan pesan ia sampaikan sebagai akhir kelas yang memakan waktu cukup lama.

Raut kusut Jasmine kini berganti menjadi senyum ketika mendengar mister Hwall menutup kelas.

Akan sangat menjengkelkan bila salah satu di antara mereka mengacungkan tangan untuk bertanya kembali tentang pembahasan apa yang akan mereka pelajari minggu depan, seperti Joshep saat ini.

Sialan.

Kurang panjangkah pidato mister Hwall tadi sampai tidak cukup untuknya? Di saat semua kelas telah bubar, hanya kelas ini yang masih tertutup rapat pintunya.

Mengeluh akan sangat pantas untuk keadaan Jasmine saat ini ketika sarapan pagi di rumah Damian ia lewatkan begitu saja demi mengejar jam pertama Mister Hwall.

Teguran keras Damian sempat ia telan dengan keki karena tak sesuap pun masuk ke mulutnya, bahkan air pun tidak. Alhasil, Jasmine menyesali tawaran Damian untuk singgah di gerai guna membeli sekotak nasi bento saat perjalanan ke kampus pagi ini, itu menyebalkan.

Dan sekarang apa? Setelah pidato panjang mister Hwall, kini Joshep si kutu buku memberi pertanyaan lagi?

Rasanya Jasmine ingin menangis saja ketika perutnya kembali berbunyi. Pasti akan memakan waktu lagi mengingat mister Hwall ini adalah tipe dosen yang gemar mengajar lewat lisan, atau bermulut cerewet.

Setelah melewati menit-menit yang menyiksa, Jasmine bernafas lega saat yakin mister Hwall meninggalkan kelas. Tanpa basa-basi, segera ia masukkan bukunya dan berlari menuju kantin.

Bunyi pesan dari handphone-nya yang bergetar sedari tadi, ia abaikan saat tahu itu semua dari sahabat-sahabatnya yang menunggu di kantin.

Turun dari tangga dengan hati-hati kemudian lanjut lari setelah sampai di lantai bawah. Tubuh mungilnya menyelip di antara kerumunan kelas yang baru saja bubar.

Setelah keluar dari desak-desakan tadu, Jasmine bersiap lari kembali sebelum wajahnya menghantam sesuatu yang keras, membuat kepalanya terayun kebelakang.

Hidungnya sakit.

"Sialan kau menghalangi jalanku--"

Dada bidang Damian, adalah apa yang Jasmine tabrak barusan. Umpatan di ujung lidah hampir saja ia teriakkan, jika saja itu bukan Mister Damian.

REMEDIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang