BAB 14 : Romansa Tujuh Kali Dua Puluh Empat Jam [ 4 ]

197 22 18
                                    

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

Maaf bila egoku malah memberi sial padamu. Ketahuilah kehendak hanya ingin hari ini usai bersamamu.

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ •~ • ~

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ •~ • ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ting.

Ting

Ting.

Ting.

Kedua sumpit yang beradu satu sama lain dengan napan, menghasilkan suara ribut, menyaingi suara bising televisi yang sedang menyiarkan acara rumahan.

Si pelaku yang tidak lain dan tidak bukan adalah seorang gadis muda yang lebih memilih menyibukkan diri dengan daging sapi santapannya daripada memperdulikan tatapan seseorang yang berada di depannya.

Meski cukup menggoyahkan pendirian untuk mempertahankan egonya, namun semua dapat ia tepis karena nikmatnya rasa daging yang dikunyah dengan lahap.

Sementara Damian, yang merasa bersalah telah lelah dengan berbagai cara agar Jasmine membuka mulutnya yang membisu. Ada banyak hal dan upaya ia lakukan untuk mengetahui mengapa Jasmine bersikap dingin seperti ini.

Jujur ia membenci keadaan ini. Damian tahu, bahkan sangat tahu jika Jasmine mengalami banyak masalah di luar, namun apakah mendiamkan diri seperti patung dapat menyelesaikan semua permasalahannya? Tentu tidak, Damian pikir ada baiknya jika Jasmine bersedia bercerita kemudian ia yang akan memberi saran sebagai jalan tengah permasalahannya.

"Katakan jika kau tidak setuju tentang aku yang mengumumkan hubungan kita, Nona Kim." Damian menyerah, akhirnya memulai membuka suara terlebih dahulu.

Ingatkah jika Damian itu membenci Jasmine yang pendiam seperti ini, sangat bertolak belakang dengan kesehariannya yang berapi-api.

Tapi tidak ada suarapun yang keluar dari mulut Jasmine sebagai jawaban. Tetap memilih asyik dengan makanan di depannya.

"Nona Kim?"

Tidak ada jawaban.

"Nona Jasmine Kim?"

Masih tidak ada sahutan.

"Jasmine Kim?!"

Bahkan bentakan Damian tak menggerakkan hati Jasmine untuk menyahut.

"Mine-ku sayang, tolong katakan sesuatu?" Menyerah dengan Jasmine, Damian memilih melunak dengan panggilan manis daripada memberi bentakan.

Namun panggilan manis barusan lagi-lagi tak bisa membuat Jasmine menoleh. Sejurus kemudian sepasang sumpit diarahkan padanya dengan salah satu yang benar-benar mengenai mata.

REMEDIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang