Jasmine Kim adalah salah satu mahasiswi yang menggantung nasib di Eastern University. Mahasiswi yang pandai dalam hal tarik suara, dan sukses menjadi salah satu sosok terpopuler di Eastern.
Status sebagai wakil ketua angkatan, menjadikan dirinya sib...
Kau tahu permainan apa yang begitu sukar? Permainan yang melibatkan perasaan.
~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ Karina Jeslyn, 29 tahun ]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam yang semakin larut, tak disadari keduanya. Tangan kekar Damian masih setia berada di belakang leher Jasmine. Menahan agar ciuman itu masih berlanjut.
Sempat merasakan pemberontakan kecil dari gadis di depannya, namun dirinya dengan lihai memainkan bibir mungil yang pada akhirnya memberi balasan sambil mengalungkan tangan di leher Damian.
Yah, mereka menikmati saat-saat ini.
Pinggang Jasmine semakin didekap posesif sedangkan mata keduanya sedari tadi telah ditutup untuk merasakan sensasi berbeda yang membetahkan. Adanya tabrakan kecil dari hidung mancung mereka, tak menjadi alasan untuk menghentikan kegiatan ini.
Lembut juga hangat dirasakan dari masing-masing bibir. Tatkala ciuman itu semakin liar, Jasmine memekik tertahan sebab merasa bibirnya kini berdarah akibat gigitan. Sebagai penyalur rasa sakit, spontan jemarinya menjambak rambut Damian.
Begitu kehabisan napas, barulah ciuman itu terjeda. Damian bersiap melanjutkan, akan tetapi Jasmine menahan. "Bu-bukankah kita akan ke pesta?"
Karenanya, seketika ada rasa canggung yang menghantui. Malu, itu yang Damian rasakan ketika ditolak. Berikutnya merutuki diri yang tak mampu menahan nafsu. Sebagai yang lebih dewasa, bukannya menyudahi malah ingin melanjutkan. Ah, betapa bodohnya ia saat ini.
"Ditambah, bibirku terasa perih," lirih gadis itu. Menghela napas, adalah apa yang Damian lakukan. Sungguh, ini kali kedua ia merasa sangat bersalah setelah kejadian di masa lalu. Lihat, bibir ranum tadi kini lecet akibat ulahnya. Seharusnya lembut saja permainan itu ia kendalikan. Tidak, lebih baik tidak usah memulai.