Jasmine Kim adalah salah satu mahasiswi yang menggantung nasib di Eastern University. Mahasiswi yang pandai dalam hal tarik suara, dan sukses menjadi salah satu sosok terpopuler di Eastern.
Status sebagai wakil ketua angkatan, menjadikan dirinya sib...
Memilih di antara yang lama penuh kisah dengan yang baru penuh debar, bukanlah sebuah pilihan. Jika diizinkan, ingin menjauh saja dari keduanya walau konsekuensi yang diterima adalah sakit tak berujung.
~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada apa denganmu, Nona Kim?"
Sudah kali ketujuh Damian melontarkan pertanyaan sama pada wanita mungil di jok samping. Namun, tak kunjung indra pendengarnya mendapat suara yang singgah.
Sedari tadi Jasmine terus bungkam dalam perjalanan menuju apartemen Damian. Radio untuk saat ini sengaja tidak disetel, karena sangat ingin mendengar keluh wanita di sampingnya yang hanya menciptakan wajah paling murung.
Lengang di luar sana turut bersanding dan seakan berusaha untuk menepis kesabaran Damian yang sudah berprinsip. Tak akan ada perubahan pada pertanyaannya sebelum Jasmine menyahut satu kata saja.
"Kau akan bertanya lagi jika lima menit telah berlalu?" tanya Jasmine. Kepalanya dibawa untuk menoleh, Damian yang tertangkap basah diam-diam menyusun konsep dalam rencananya hanya mengulum bibir dalam. Jasmine rupanya cukup teliti dalam hal kecil yang tak sengaja ia mainkan. Kriteria semacam ini, sepatutnya sudah cocok untuk dijadikan sebagai...
Dia masih mahasiswa, Damian.
"Terbayang terus dengan sahabat-sahabatmu?" Pemikiran keliru tadi segera digeser dengan peralihan topik yang cukup to the point. Kali ini Jasmine tak berlama-lama dalam kebisuan.
"Tahu darimana aku sedang memikirkan mereka?" Matanya menatap horor, cukup ngeri mengetahui kemampuan Damian yang kini dianggap supernatural. Apa mungkin dosen itu diam-diam telah berganti profesi menjadi seorang dukun?
"Hanya tak menyangka mataku singgah cukup lama pada kejadian di taman kampus tadi," Damian membanting setir ke tepi jalan dengan spontan. Beruntung keadaan jalan yang sepi mendukung untuk tidak mendapatkan protes dari pengendara yang lain. "Turunlah sebentar."
Jasmine menggeleng. "Tidak mau! Aku tidak marah kalau kau melihat kejadian tadi, jadi tolong jangan turunkan aku di sini."
Senyum simpul turut menghiasi wajah Damian. Sedikit takjub dengan akal Jasmine yang mengira dirinya tengah marah. Padahal, setelah mengatakan kalimat tadi ia pikir wanita itu akan memberontak untuk minta pulang saja.
"Aku juga akan turun." Wajah panik sirna seketika dan terganti oleh mimik kebingungan yang tampak lucu.
Tanpa sadar, Damian telah keluar dan membuka pintu di sisi kiri mobil, mempersilahkan Jasmine untuk keluar.