BAB 2 : Adik Kecil yang Nakal

265 47 0
                                    

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

Ibarat sebuah perisai, kau harus pandai memainkan mulutmu yang sewaktu-waktu dapat menikam balik dan menjauhkan dari kepercayaan.

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Aldrich Kim, 18 tahun)

Sang surya yang tampak bersinar dengan penuh percaya diri, malah berdampak pada suhu di kota ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang surya yang tampak bersinar dengan penuh percaya diri, malah berdampak pada suhu di kota ini. Setiap garis lurus cahaya yang menerpa permukaan bumi serasa tengah memanggang kulit di seluruh tubuh. Namun, hal tersebut tidak berarti apa-apa bagi seseorang yang tengah melancarkan aksinya bersama dengan setiap roda-roda kecil dari sebuah papan kayu yang kini tengah berada di bawah kendalinya.

Gang kecil yang jarang dilalui oleh khalayak ramai menyukseskan aksinya. Kakinya yang panjang dengan terampil memainkan skateboard. Mengendalikan papan tersebut ke mana pun ia inginkan, sesekali menunjukkan aksi dengan melompat berganti posisi dan kembali mendarat di papan yang sama. Tiba-tiba saja suara klakson motor yang muncul dari arah belakang mengejutkannya. Hampir saja ia menabrak dinding gang.

"Aldrich!" seru seseorang yang berhasil menghentikan aksinya, dengan kesal ia menoleh, "Kenapa kau malah menggunakan itu? Di mana Ariana yang biasa menemanimu?"

"Daniel, kau selalu saja mengacaukan segalanya. Kau tidak lihat, aku hampir saja celaka?" Daniel hanya tertawa renyah sedangkan Aldrich yang masih merasa kesal dengan Daniel hanya menghembuskan napas kasar dan beralih duduk di jok belakang motor Daniel dengan seenaknya, membuat si pemilik motor merasa heran.

"Apa yang kau lakukan?" Daniel menoleh ke arah Aldrich yang kini sudah duduk dengan manis di belakang sambil memegang skateboard miliknya. Aldrich tersenyum, "Tolong antar aku ke tempat Ariana di rawat. Dia lagi sakit sekarang."

"Apa? Kau pikir aku tukang ojek? Tidak, tidak, tidak," Daniel berujar sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat yang justru malah mengundang rasa gatal di tangan Aldrich untuk segera menimpuk sahabatnya dengan papan skateboard miliknya. Alhasil, Daniel mengeluh kesakitan. "Are you crazy! Kau tidak berpikir papan jelek itu bisa merobek kepalaku?"

REMEDIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang