6

902 149 8
                                    

Pagi yang cerah. Sinar matahari menembus celah-celah tirai kamarnya , ah lebih tepatnya kamar mereka - Chan dan Woo Jin.

Ketika Woo Jin hendak duduk Ia merasa sebuah lengan kokoh menahan pinggangnya dan membawanya kembali ke dalam pelukan sang empu. Chan tidur tanpa menggunakan atasan jadi Woo Jin sekarang bersandar langsung di dada bidang nan putih itu.

"D-daddy A-ku mau bangun dan membuat sarapan"

Tapi Chan tak menjawab apapun dan hanya mengeratkan pelukannya. Woo Jin tak bisa memaksa Chan karena keberadaannya disini untuk menuruti apa yang Chan mau .

Woo Jin sedikit tertarik dengan bibir berisi itu. Ia menyentuhnya dengan hati-hati.

"Kau mau bermain dengan benda itu? "

Suara itu membuat Woo Jin terkejut dan menjauhkan jari telunjuknya.

"M-maaf Aku tidak bermaksud mengganggumu"

"It's okay baby"

"Aku mau membuat sarapan Dad"

"Okay okay" Chan melonggarkan pelukannya dan membiarkan laki-laki berwajah lucu itu keluar dari pelukannya.

"Daddy segeralah bangun dan sarapan"

" 5 minute again baby "

"Okay"

Woo Jin pun mencuci muka dan menggosok gigi sebelumnya lalu pergi ke dapur. Ia memakai celemeknya, dan mulai menyiapkan bahan-bahan yang Ia perlukan. Ia ingat kata-kata Chan bahwa Ia akan sarapan dengan pancake.

Ia mulai membuat adonan pancakenya. Kalau hanya pancake Woo Jin bisa membuatnya, Ia selalu membantu Ibunya membuat pancake untuk ayahnya.

Ah Woo Jin jadi rindu Ibunya.

"Kenapa melamun sayang?" Suara berat itu memecah lamunannya disusul dengan lengan kokoh yang mulai melingkar di pinggangnya.

"Ah tidak, Aku hanya rindu Ibuku"

"Kau akan menemuinya hari minggu besok"

Woo Jin hanya mengangguk dan tersenyum sekilas.

"Where my morning kiss? "

Deg!

"M-morning kiss?"

"Aku tau kau masih belum terbiasa, jadi biar Aku yang memulainya"

Chan meletakkan mangkuk adonan di tangan Woo Jin lalu membalikkan tubuhnya. Kini mereka saling menatap satu sama lain, Chan mulai mengikis jarak di antara mereka berdua hingga kedua bibir itu menyatu. Pelan dan lembut, Ia tak ingin membuat Woo Jin nya terkejut.

Woo Jin? Ia hanya diam mematung dan menutup matanya. Ini adalah ciuman pertamanya.

"It's your first kiss?"

Woo Jin membuka matanya, Ia baru sadar kalau Chan sudah melepaskan ciumannya.

"A-ah iya"

" Pantas saja muka mu merah"

Sial! Merah!, Woo Jin merutuki dirinya dalam hati. Ah memalukan sekali.

Woo Jin membalikkan badan dan melanjutkan acara masaknya. Tidak lupa dengan Chan yang masih memeluknya dari belakang.

"Daddy apa kau tidak bekerja?"

"Aku meliburkan diri, haha"

"Kau membolos? Bagaimana kalau bos mu marah? "

"Bos mana yang berani memarahi CEO?"

"Hah? CEO? daddy adalah CEO? " Woo Jin terkejut.

"Kenapa?"

"A-ahh tidak aku hanya terkejut"

Mereka pun melanjutkan acara paginya. Chan membantu Woo Jin mencetak pancakenya yang berakhir tak berbentuk, Woo Jin mengajarinya dengan baik hingga bisa. Tapi entah kenapa sekarang fokusnya hanya pada Woo Jin.

Chan merasa nyaman berada di dekat Woo Jin. Entahlah senyuman Woo Jin selalu berhasil membuat sesuatu di balik dadanya berdetak tak karuan.

Apa Chan sudah jatuh cinta?

To be continued.....

Mentok gan
😌
Vo+ment nya ya
Butuh semangat akutuh

SORRY  ◼️WOOCHAN◼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang