Musim semi yang cerah. Bunga bermekaran dimana-mana, warna-warninya menyemangati siapapun yang melihatnya. Udara musim dingin yang tersisa masih melekat namun tak menghentikan langkah untuk memulai hari ini.
Seperti Kim Woo Jin yang mulai melangkahkan kakinya menuju sekolah taman kanak-kanak di dekat rumahnya. Ia mulai menampakkan senyumannya ketika melihat makhluk-makhluk kecil itu bermain dengan ceria.
Dengan ramah Ia menyapa murid-muridnya , kehadirannya merupakan hal yang di tunggu oleh anak-anak itu. Karena siapapun akan merasa nyaman berada di dekat Kim Woo Jin. Senyumannya yang tak pernah luntur dari wajah tampannya itu membuat siapapun yang memandangnya juga ikut tersenyum.
Pagi ini Ia mulai melakukan aktivitas nya. Ia mengajarkan pada anak-anaknya bagaimana mengenali huruf, membaca, dan bernyanyi bersama.
Bernyanyi.
Kim Woo Jin suka bernyanyi, Ia juga penyanyi cafe di tempatnya bekerja. Ya Woo Jin bekerja di dua tempat , saat pagi Ia mengajar dan siang sampai malam Ia akan bekerja di cafe. Sebenarnya Ia hanya bekerja di Cafe tapi karena setelah kecelakaan merenggut nyawa kedua orang tuanya, Ia menjadi kesepian, itulah mengapa Ia memilih menjadi guru di Taman Kanak-kanak. Karena kehadiran anak-anak lucu itu mewarnai harinya dan Ia tak merasa sendiri lagi.
"Woo Jin-ah hari ini ada tamu penting" ujar temannya, Felix.
"Oh? Benarkah? Siapa?"
" Agensi The Bang's Family, Kau pasti tau kan?" ujar Felix antusias.
"Oh ya Aku tau itu"
"Kenapa kau tampak biasa saja? Kau tau semua pegawai sangat senang mendengarnya"
"Lalu Aku harus bagaimana Felix? " jawab Woo Jin santai sambil mencuci piring kotor.
"Kau pintar bernyanyi bukan? Bernyanyilah dengan baik malam ini siapa tau Kau akan di rekrut oleh mereka"
"Mustahil Lee Felix"
"Why not? Kau harus mencobanya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini Hyung"
"Iya Iya" Woo Jin tersenyum sembari menata piring-piring yang sudah bersih.
"Tapi ngomong-ngomong kenapa mereka memilih cafe kecil? Kenapa tidak di restaurant yang besar? Mereka pasti mampu menyewa bukan?""Hyung mereka menyewa cafe ini karena akan menjadikan tempat pertemuan orang penting disana, jadi mungkin saja karena cafe ini kecil, mereka jadikan tempat yang privat"
"Hm masuk akal juga"
"Oy Woo Jin Hyung!"
Sang pemilik nama pun mencari sumber suara yang memanggilnya. "Ada apa Sun Woo-ya ?"
"Aku menyampaikan pesan dari pemilik Cafe, Ia bilang hari ini kau harus bernyanyi dengan baik di depan tamu karena mereka juga membayarmu dengan mahal"
Felix menepuk bahu Woo jin "Apa ku bilang". Sedangkan Woo Jin masih tertegun di tempatnya.
"Di bayar mahal? Di kira aku ini laki-laki macam apa? "
Felix berdecih "Ku pikir kau sangat pandai ternyata aku salah Hyung"
"Aku berbicara serius Felix Lee"
"Maksudnya mereka memberimu honor untuk bernyanyi bukan membelimu" Felix menjelaskan dengan penuh penekanan.
"Biasa saja, santai ,tidak perlu menggunakan otot seperti itu Felixie"
"Kalau saja kau seumuran mungkin sudah ku tenggelamkan kau di wastafel" Felix mengomel sambil berjalan meninggalkan Woo Jin.
Sore ini Woo Jin benar-benar mempersiapkan diri dengan baik. Ia mencoba berpenampilan se baik mungkin. Ia dengar dari Felix kalau CEO dari agensi itu sangat menilai penampilan seseorang. Tapi ya beginilah Woo Jin, Ia bahkan tak punya setelan Jas yang keren untuk Ia pakai malam ini.
Kiranya seperti inilah penampilannya. Tampil seperti pria pada umumnya, tapi wajahnya sangat manis di tambah fluffy hair nya . Menggemaskan.
"Yo Hyung! "
Woo Jin menatap Felix yang menganga di ambang pintu.
" Wae? Apa aku tampak kampungan dengan baju ini?"
"A.. ani Hyung"
"Lalu kenapa kau memandangku seperti itu? "
"Ah tidak, Biasanya Aku hanya melihatmu bernyanyi mengenakan kaos atau kemeja tapi sekarang kau tampak manis sekali"
"Apa maksudmu manis? Aku laki-laki" protes Woo Jin.
"Ah ya maksudku kau tampan"
"Apa ini saat nya Aku tampil ?" tanya Woo Jin sambil menyemprotkan parfum.
"Yup! , boss menyuruhmu untuk turun"
Woo Jin menghela nafas berat "Oke"
Woo Jin melangkahkan kaki menuju cafe yang sudah penuh dengan orang-orang berjas rapi tengah duduk bercengkrama dengan sesamanya. Ia melirik baju yang Ia pakai.
"Felix apa Aku pantas tampil di hadapan mereka? "
"Why not Hyung? Percaya diri saja Hyung"
"Tapi lihat mereka, rapi dan berkelas sedangkan Aku?" Ia melihat pantulannya di cermin.
"Hyung kau hanya perlu percaya diri, Be yourself okay! "
Pemilik cafe mengisyaratkan untuk segera naik ke atas panggung. Ia pun naik dan menatap semua pengunjung, hingga tatapannya berhenti pada satu titik.
"Chan" gumamnya.
Ia langsung mengalihkan pandangannya yang perlahan mulai buram karena air mata yang menumpuk di pelupuk matanya. Ia duduk di depan piano, Ia mulai memainkan tuts piano itu.
Oraenmaniya
Sudah lamaMeonjeo yeonragi ol jureun mollasseo
Aku tak tahu kau akan menyapa terlebih dahuluSigan namyeon uri
Kau mengajakku bertemuJamkkan eolgurirado bojaneun
Kalau ada kesempatanMareul naega eotteohge geojeolhae
Aku tak mungkin mengatakan tidakSeolleimgwa duryeoum baniya
Cukup gembira dan juga cukup takutAjik geuriwo
Aku masih merindukanmuHago issneungeol nunchireul chael kkabwa
Dan aku tak ingin kau mengetahuinyaSementara itu...
"Siapa laki-laki manis itu?"
"Namanya Kim Woo Jin dia penyanyi di cafe ini"
"Aku mau dia"
"Kau mau merekrutnya?"
"Tidak Aku mau membelinya"
"CHAN? KAU GILA?"
KOK ANEH YA 🙄
SARAN PLIS
VOTE JUGA BIAR SEMANGAT 😘
MAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY ◼️WOOCHAN◼️
Hayran KurguApakah terlambat untuk maafku? Apakah terlambat untuk penyesalanku? Apakah aku pantas untukmu? WOOCHAN AREAH 💢 STRAYKIDS GA SUKA? LEAVE MY WORK PLEASE