"Aldi!? " Kaget Ajeng dan Sigit bersamaan dan melepas pelukan mereka
"Lo, udah dari kapan di sini? " Tanya Ajeng.
"Gue tadi dari jauh udah liat orang 'pelukan'kayak gue kenal, gue mendekat eh ternyata kalian." Jawab Aldi.
"Ohw... "Ajeng bernafas lega, karena Aldi tidak mendengar omongan nya bersama Sigit.
Air mata? Untung gue nangisnya kecil tadi. Untung Aldi dateng saat gue udah ga ngeluarin air mata. Hufttt Batin Ajeng.
"Lo katanya sakit jeng, tapi kok disini? Kalau lo emang mau jalan sama Sigit, ga usah bohongin gue lah, gak mau di ganggu? Bilang..." Kata Aldi dan Ajeng yang melihat itu mengetahui bahwa Aldi, sedang marah.
"Lo... " belum lagi Sigit ingin mengeluarkan penjelasannya Aldi sudah beranjak dari hadapan Ajeng dan Sigit, karena kecewa sebelum beranjak tadi dia mengangkat tangannya seolah tak ingin mendengar apapun.
Aldi pergi dari lapangan.
"Gue susul Aldi harus di... "
"Gak usah! " Ajeng menahan tangan Sigit yang ingin menyusul Aldi. "Gak, usah di jelasin, ke Aldi. "
"Tapi dia, kira nanti kita ada apa - apa... Dan lo... "
"Gak apa - apa! " Potong Ajeng lagi
"Dia salah paham jeng! "
"Ini bagus... " Kata Ajeng lirih.
"Maksud lo? " Tanya Sigit heran.
"Iya... biar gue lebih mudah ngelupain dia" Kata Ajeng yang sedari tadi menunduk.
"Ha? "
"Iya... Bagus kalau dia kecewa, otomatis dia marah, ngejauhin gue... Dan gue gak akan lagi dapat perlakuan manis nya itu, yang dia anggap sebagai rasa sayang ke sahabat. Tapi gue nganggap nya lebih. Jadi gue gak sakit hati terus dan bisa ngelupain dia". "biar gue yang udah sakit makin sakit, gak apa - apa semoga habis ini udah gak ada lagi.
"Lo, gak apa - apa? " Kata Sigit sambil memegang pundak Ajeng, dan sedikit menunduk agar bisa sedikit melihat wajah Ajeng yang menunduk.
Ajeng mendongakkan kepalanya membalas tatapan Sigit. "Kalau gue bilang gak apa - apa, lo percaya? "
"Sabar jeng... " Hanya kalimat itu yang bisa di lontarkan oleh Sigit saat ini, untuk menenangkan hati Ajeng.
***
Aldi berada di mobil, berusaha mencerna apa yang dia lihat tadi di lapangan,ini sebenarnya bukan kesalahan Ajeng yang besar, malahan bisa di bilang bukan kesalahan. Tapi dia hanya kecewa dengan Ajeng karena sudah membohonginya. Padahal maksudnya baik ingin mengantar Ajeng latihan drama. Tapi Ajeng membohonginya dan sekarang berada di lapangan bersama Sigit.
"Ck! Berubah lo jeng... Gue juga bisa" Aldi berbicara sendiri, mengeluarkan kata - kata di bibirnya karena merasa kecewa.
Aldi menjalankan mobilnya dan meninggalkan parkiran lapangan, dia sekarang ingin pulang ke rumah.
Hari ini memang di kelompok Aldi tidak latihan drama. Berhubung rumah Steffi yang di pakai untuk latihan dan orang nya habis pingsan tadi pagi, jadi latihan di lanjut besok. Sebenarnya bisa saja di rumah anggota lain, tapi rumah Steffi tempat yang paling strategis dari anggota lainnya karena dekat dari rumah anggota - anggota lainnya.
Aldi sudah di depan gerbang rumahnya, saat sudah memasuki halaman rumahnya, dia melihat mobil yang tidak asing terparkir.
Aldi keluar dari mobilnya, dan berjalan menuju pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIT HEART💔
Teen Fiction[TAHAP REVISI.] Kisah seorang cewek dan cowok yang menjalin persahabatan yang cukup lama. Ajeng dan Aldi, di persahabatan mereka rasa suka, sayang, dan cinta melebihi persahabatan tidak ada di kamus mereka. Tapi apakah mereka lupa?, bahwa hakikatny...