"Kak... Di tunggu di bawah sarapan! "
"Tunggu! " Sahut Ajeng dengan sedikit teriakan merespon Qika yang berada di luar kamarnya.
Ajeng sedang melihat dirinya di pantulan kaca, dia mengambil liptint favoritnya yang akhir - akhir ini tidak di pakainya dan mengoleskannya ke bibir merahnya. Setelah tadi memakai lipbalm terlebih dahulu.
Hari ini dia kembali bersekolah setelah dua hari istirahat karena sakit.
Semenjak malam itu, dimana Mamanya memberikan nasehat kepadanya,kini dia sudah mempunyai sedikit semangat. Maka dari itu entah mengapa dia sedang mood duduk didepan meja rias mempoles dirinya dengan sedikit riasan agar terlihat lebih segar.
Dari semua nasehat yang di berikan, Ajeng menyimpulkan bahwa dirinya juga perlu bahagia. Mengikhlaskan perasaannya, dan jujur pada hati sendiri itu adalah caranya. Dia meyakinkan itu di dalam dirinya.
Setelah melihat lagi penampilannya di cermin, Ajeng berdiri dari kursi ingin segera turun ke bawah karena sudah ditunggu untuk sarapan.
"Eh earphon gue" Ajeng membalikkan arah tubuhnya berjalan ke meja belajar ingin mencari barang yang dicarinya. Setelah membuka laci meja belajarnya, dia membongkar dan tidak sengaja melihat photobox nya Dulu bersama Aldi. Dia mengingat ini, waktu itu ulang tahun Aldi, mereka berdua menghabiskan waktu bersama disebuah mall.
Di foto itu, mereka terlihat sangat akur masih tidak ada masalah cinta di persahabatan mereka. Walaupun sekarang terjadi tapi hanya dirasakan oleh Ajeng seorang.
Kedua sudut bibir Ajeng tertarik, dia mengelus foto itu dan menaruhnya diatas meja belajarnya.
Setelah earphonnya ketemu dia melanjutkan hal yang ingin dilakukannya tadi yaitu turun kebawah sarapan.
***
Ajeng menyendok nasi goreng buatan Mamanya dan menaruh kepiringnya agak banyak,Tidak seperti hari - hari biasanya yang hanya sesendok atau dua sendok takaran sendok nasi, sekarang dia ingin makan yang banyak.
Dia juga tersadar sudah lama dia tidak menikmati dengan sungguh - sungguh masakan Mamanya, dimana masakan Mamanya adalah penaik mood nya hampir tiap hari. Semua itu gara - gara Aldi. Manusia yang tingkat kepekaannya sudah sangat sekarat.
(Author juga emosi ges, hua:")
"Lah Ajeng... Barusan makannya agak banyak nak" Kata Mama Ajeng.
Ajeng menyuapi makanan ke mulutnya "Enak mah. "
Sarah tersenyum, sepertinya nasehat nya waktu itu di terima dan membuahkan hasil yang baik buat anaknya. "Kamu pergi sekolah sama siapa?"
"Bawa mobil sendiri mah. " jawab Ajeng.
"Ikut kak! " Ucap Qika semangat dan mendapat anggukan dari Ajeng.
"Ga di jemput Sigit lagi? " Mama Ajeng menanyakan itu karena di hari - hari kemarin Sigit yang selalu mengantar Ajeng.
Sedangkan Ajeng yang mendengar nama Sigit keluar dari mulut Mamanya seketika memperlambat kunyahannya dia menaruh sendoknya ke piring. Akhir - akhir ini setelah Sigit datang mejenguk Ajeng malam itu, dia tidak pernah lagi menghubungi Ajeng.
Apa dia marah? Batin Ajeng.
"Gak mah. " Ucap Ajeng pelan, mood nya seketika turun, antara sadar atau tidak dirinya kini makin gampang sekali tersentuh. "Oh ya mah, Papa kapan pulang? "
"Enggak tau, biasanya kan cuman sehari Papa kamu diluar kota, harusnya kemarin sudah pulang. "
Iya Ajeng juga sadar, Papanya biasanya kalau keluar kota begini pasti mengabari, dan barusan juga pergi melewati sehari.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIT HEART💔
Teen Fiction[TAHAP REVISI.] Kisah seorang cewek dan cowok yang menjalin persahabatan yang cukup lama. Ajeng dan Aldi, di persahabatan mereka rasa suka, sayang, dan cinta melebihi persahabatan tidak ada di kamus mereka. Tapi apakah mereka lupa?, bahwa hakikatny...