13. PINGSAN

550 192 120
                                    

Hari ini adalah hari di tampilkannya drama kelas XI IPA 1,yaitu kelas Ajeng. Ajeng harus memberikan yang terbaik buat hari ini, walaupun kondisi hati dan fisiknya tidak baik - baik saja. Yap selama berhari - hari dirinya tidak lagi berhubungan sama Aldi, keputusannya yang ingin melupakan Aldi, ingin menjauhinya tidak segampang yang dia kira, kalau kata orang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dirinya menjalani hari - hari dengan tidak bersemangat, seperti tidak mempunyai selera hidup.

semua yang di lihat atau di lakukannya mengingatkannya pada Aldi, masuk ke dalam kamar mengingatkannya Aldi yang suka berguling - guling di kasurnya, membuka televisi yang muncul siaran yang biasanya dia nonton dengan Aldi, melihat mamanya sendiri saja mengingatkannya pada Aldi, apalagi mamanya yang sering menanyakan tentang Aldi seperti yang di hadapannya sekarang.

"Jeng... Makan nasi gorengnya jangan di aduk - aduk aja" Kata Mama Ajeng memperingati

"Iya mah" jawab Ajeng pelan dan memasukkan suapan nasi goreng ke mulutnya.

"Hari ini berangkat sekolah sama siapa? " Tanya Mama Ajeng.

"Sigit"

Akhir - akhir ini juga Ajeng semakin dekat sama Sigit, ke sekolah selalu bareng, dan itu juga semakin menguatkan gosip yang ada, kalau mereka ada hubungan spesial.

"Kamu pasti ada masalah sama Aldi,ceritain ke Mama. " Kata Mama Ajeng dan yang di tanyai itu diam enggan menjawab.

"Kalau ada masalah di selesaikan baik - baik" Mama Ajeng ingin sekali mengetahui apa yang terjadi dengan anaknya itu, tetapi dia mengerti ini masalah anak remaja dan dia tidak ingin ikut campur.

"Ajeng udah makannya, kenyang" Kata Ajeng dan mendorong piringnya, nafsu makannya makin hilang karena Mamanya yang membahas Aldi.

"Kenyang, gimana? Setengah aja belum ada yang kamu makan. "

"Udah ma... Ajeng mau nunggu di luar aja"

"Terserah, tapi kalau kamu sakit jangan panggil Mama" Kata Mama Ajeng dan membuang mukanya.

"Ajeng gak apa - apa mah... " Kata Ajeng sambil mengelus punggung tangan Mamanya dan tak lupa memberikan senyum paksanya.

"Hmm... "

"Ajeng keluar dulu, kayaknya Sigit udah dateng" Ajeng berdiri dari kursi dan menyalami Mamanya, dia berjalan keluar rumah meninggalkan Mamanya yang duduk di meja makan sedang menggeleng - gelengkan kepala.

***

"Jeng" Panggil Sigit yang berada di belakang kemudi.

"Ya? " Ajeng menoleh ke arah Aldi yang sedari tadi melihat keluar lewat kaca jendela mobil.

"Enggak"

"Apa git? "

"Sampai kapan lo mau kayak gini? " Tanya Aldi yang masih fokus meyetir dan sesekali melihat Ajeng.

"Maksudnya?"

"Jeng... Semua orang itu nyadar apalagi gue,Catherin temen lo, lo itu berubah. "

"Berubah apanya? "

"Lo bukan Ajeng yang dulu, yang selalu ceria, bawel, yang kalau ke sekolah itu semangat, sekarang lo kayak gak ada selera hidup sama sekali. "

"Keliatan banget ya... Kira - kira Aldi nyadar juga? Tapi kok ga nanyain ya? Pasti dia nyadar, tapi gak peduli lagi kan sama aku, dia kan udah ngelupain aku kan git?"  Kata Ajeng dengan muka pasrah, sementara Aldi terbungkam tidak bisa menjawab dia heran kepada Ajeng yang sudah kehilangan dirinya karena Aldi dan saat itu juga Sigit sadar bahwa tidak ada sedikitpun ruang untuknya di hati Ajeng.

SHIT HEART💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang