18. SATU PERMINTAAN

610 176 147
                                    

"Hufttt" Helaian nafas hampir terdengar dari setiap sudut kelas XI IPA 1. Tak, terkecuali gadis remaja yang duduk di pojok paling ujung kanan, Ajeng. UTS hari terakhir telah selesai dilaksanakan, beban di punggung maupun pikiran Ajeng perlahan mengurang, tinggal selangkah lagi yaitu menghadapi UAS setelah itu beban - beban yang tersisa akan hilang.

Ajeng menyandarkan punggungnya yang pegal di kursi, matanya yang cantik sesekali melirik orang yang dia diami sampai detik ini. Dia melihat Aldi, membereskan peralatan yang dia kenakan saat mengerjakan soal tadi.

Ajeng tersenyum kecut saat melihat Steffi datang mendekat kearahnya. Ralat, mendekat ke Aldi, karena kebetulan Aldi duduk bersampingan dengan dirinya.

Masih dengan badan yang disandarkan ke kursi, Ajeng memalingkan wajahnya, melihat keluar jendela tujuannya hanya satu tidak ingin hatinya merasakan sakit melihat kedekatan Aldi dan Steffi.

Sampai saat ini juga, Ajeng masih memendam perasannya yang sama sekali tidak ingin menjauhi Aldi, malahan dia masih bisa merasakan bahwa dirinya memang telah jatuh cinta kepada Aldi.

"Ish" Ajeng mendecak dia lupa membawa earphonnya, sehingga mau tidak mau telinganya yang masih berfungsi dapat mendengar perbincangan orang di sebelahnya.

"Di, habis ini mau kemana? " Tanya Steffi kepada Aldi.

"Lo mau kemana? " Kata Aldi.

"Temenin, gue ke toko buku bisa? "

"Boleh. "

Hanya sampai disitu Ajeng mendengar kata - kata yang keluar dari mulut Aldi dan Steffi, sudah itu tidak ada lagi.

Tatapan Ajeng masih tertuju di tempat yang sama, melihat keluar jendela yang tepat di sampingnya. "Ah" Ajeng meringis kecil, dia mengerjapkan matanya berkali - kali penglihatannya berkunang - kunang dia merasakan ada sesuatu yang keluar dari dalam hidungnya.

"jangan lagi" Kata Ajeng bermohon dan tangannya dengan segera meraba hidungnya, benar saja dia melihat jari - jarinya sudah berlumur darah, Ajeng mimisan.

"Ash, kenapa harus disekolah sih! "
Sudah yang kedua kalinya dia mimisan seperti ini, tapi waktu itu pertama mimisan ,dia sedang belajar dirumah sampai tengah malam, dia tidak menyangka akan mengalaminya lagi dan di sekolah.

"Lo kenapa jeng? " Tanya Aldi terkaget melihat darah di hidung dan tangan Ajeng.

"Gu.. Gue mimisan" jawab Ajeng pelan dengan telapak tangan yang masih berada dibawah hidung, menahan darah yang terus mengalir agar tidak mengenai bajunya.

"Ayo ke UKS! " Kata Aldi dan setelah itu Ajeng terkaget dengan apa yang di lakukan Aldi. Aldi tanpa permisi langsung membopong Ajeng, dan ingin membawanya ke UKS, Ajeng ingin menolak tapi badannya sudah terlalu lemas, untuk berbicara pun dia sudah tidak bisa.

"Ajeng kenapa? " Sahut Sigit dan Catherin bersamaan.

"Dia mimisan" Jawab Aldi, dan dia beralih menatap Steffi "Stef ke toko bukunya bentaran dulu yah" Aldi berjalan cepat menuju ke UKS dan tidak melihat bagaimana ekspresi Steffi sekarang.

Selama Aldi mengangkatnya ke UKS, Ajeng hanya menutup matanya, kepalanya terasa sangat berat dan pusing. Dia pasrah, tidak memikirkan lagi bahwa dirinya kini dalam situasi menjauhi Aldi.

Dia membuka sedikit matanya, wajah Aldi sangat dekat dari pandangannya bibir merahnya terukir senyum kecil "Aldi gue kangen. " Kata Ajeng pelan dan setelah itu pandangannya kabur, dan menghitam. Ajeng tidak sadarkan diri.

***

"Akhirnya lo, sadar juga kak! " kata - kata pertama yang didengar Ajeng saat membuka mata.

SHIT HEART💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang