Chapter 29

11.9K 991 171
                                    

Votement yah:) biar yang baca berkah, dan yang nulis bahagia.

{Chapter ini 3K lebih lhooo, jadi Votement yang banyak nee:* aku suka yang banyak bacot😌😂}

*Awas Typo*

oOo

Taehyung terbangun dari tidurnya kala jarum jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Bola matanya mengerjap memindai ruangan bercat coklat kayu yang menjadi kamar tidurnya tadi malam.

Ini kamar Jungkook, Taehyung ingat semalam dirinya tiba di Jeju sekitar pukul 19.00, dan mereka langsung jatuh tertidur karena lelah, dan seingatnya Jungkook juga tidur disampingnya tadi malam.

Tapi, kemana sosok tampan itu sekarang?

Si cantik yang masih mengenakan piama itu sontak beranjak dari kasur yang membuatnya terlelap nyaman ini, lalu jemarinya menyibak jendela kayu disamping tempat tidur untuk bisa melihat pemandangan pegunungan Jeju di pagi hari. Dan Taehyung melihatnya, hijau, asri, sejuk, tapi pemandangannya ditutupi kabut. Ya, mungkin Taehyung harus menunggu agak siangan sampai kabutnya hilang, dan matanya bisa dimanjakan dengan pemandangan cantik didepannya ini.

Tok...Tok....Tok.....

Ceklek.

Taehyung menoleh, kala melihat sosok cantik dengan rambut digelung nampak memasuki kamar ini, sambil membawa nampan berisi makanan.

Taehyung tersenyum ramah, lalu berinisiatif untuk mengambil nampan tersebut, sebelum Nuna dari Jeon Jungkook ini meletakannya diatas nakas.

"Nuna, tidak perlu repot-repot seperti ini, kalo aku lapar aku bisa pergi ke dapur sendiri kok, jadi jangan lakukan hal seperti ini lagi nee." pinta si cantik itu ramah.

Nayeon juga balas tersenyum. "Gwenchanayo, lagi pula tadi Jungkook juga kok yang berpesan untuk mengantarkan sarapan ini untuk Tuan Muda ja--"

"Taehyung--"

"Ne?"  Nayeon mengerjap heran.

Taehyung kembali tersenyum lembut, sambil meletakan nampan itu diatas nakas. "Panggil aku Taehyung, Taetae, atau apapun yang Nuna sukai, asal jangan Tuan Muda, kumohon ini permintaanku. Oke?"

"T-Tapi memang boleh seperti itu eoh?" cicit ibu satu anak itu segan.

"Ne, tentu saja boleh. Memangnya kenapa tidak boleh? Aku sudah memutuskan untuk bersama Jungkook, bukankah itu artinya aku akan menjadi adik Nuna juga? Jadi mana boleh Nuna memanggilku Tuan Muda, hmm..."

"Geuraeso." Nayeon tersenyum lembut pada sosok cantik berambut hijau ini. Lalu menggenggam tangan lentik itu dengan lembut. "Terimakasih, terimakasih karena sudah kembali Taehyungie. Dan terimakasih karena sudah memilih adiku."

Taehyung juga balas menggenggam jemari Nayeon sambil tersenyum haru.

"Kebaikan apa yang dia lakukan hingga bisa memilikimu eoh? Kupikir aku tidak akan bisa melihat senyum uri Jungkook yang bodoh itu lagi, sejak lima tahun lalu aku tidak pernah melihat senyum uri kookie lagi. Tapi tadi pagi aku melihatnya. Jeongmal gomawoyo, Taehyungie."

"Nuna, seharusnya aku yang berterimakasih. Aku tidak tau harus melakukan apa, tapi Nuna maaf untuk segala rasa sakit yang Jungkook rasakan selama ini, aku--aku minta maaf."

Nayeon menggeleng sambil tersenyum penuh haru melihat bola mata lentik Taehyung nampak berkaca-kaca. "Aniyo, kita tidak boleh terus melihat kebelakang kan? Masa depan itu adanya dihadapan kita, jadi meskipun sekarang kalian melalui hal yang sulit, semoga kalian tetap bertahan. Semoga Taehyungie tetap bisa bertahan bersama Jungkook, jangan bosan-bosan padanya arrachi."

Uri Bodyguard (kookv) END [PDF Spesial Chapter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang