Smethport, Pennsylvania, USA.
Ray masih berdiri dengan tangan bersedekap dan bersandar di depan sebuah toko sembari memerhatikan seorang pria di seberang jalan sana yang tengah mengikuti seorang gadis. Suasana siang ini tak terlalu ramai, namun gadis itu nampaknya tak sadar bahwa ia tengah diikuti oleh seorang vampir haus darah yang baunya saja sudah mampu membuat deretan gigi di dalam mulut Ray bergesekan karena geram, tak sabar ingin mencabut lepas kepala si vampir dari tubuh dingin itu.
Dari sudut pandang orang lain, mungkin saja vampir itu nampak seperti seseorang yang berjalan pada arah yang sama dengan si gadis. Namun dari aspek Ray yang seorang werewolf, hal itu tak dapat di abaikan. Sekalipun nampak wajar, tapi gadis itu bisa saja nantinya akan berganti predikat menjadi santapan siang si vampir.
.
.Ray mulai bergerak melangkahkan tungkai panjangnya kala kedua orang yang sedari tadi diperhatikannya itu berbelok ke sebuah tempat yang tampak lebih sepi. Ada sebuah gang gelap beberapa meter di depan keduanya, dan Ray memperkirakan bahwa mungkin saja vampir itu akan menarik si gadis dengan kekuatan yang dimiliki untuk masuk ke dalam gang dan melaksanakan aksi bejatnya. Namun itu tak akan terjadi selama ia masih di sana. Ini adalah area kekuasaan pack-nya. Mereka melindungi tiap penduduk di dalamnya dari serangan mahluk biadab yang telah menjadi musuh alami mereka itu.
Benar, werewolf dan vampir takkan pernah bisa beranalogi sampai kapanpun. Itu sudah takdir yang harus mereka jalani.
.
.Oh, perhitungan Ray sepertinya meleset. Si gadis terus berjalan melewati gang, sedangkan si vampir masuk ke dalam gang seorang diri.
Terjadi sebuah transisi dalam asumsi yang Ray utarakan di pikirannya tadi. Namun ia tak akan pernah tahu apa yang mungkin saja terjadi. Maka dari itu ia memutuskan untuk terus mengikuti si vampir.
Keduanya terus masuk hingga di meter kesekian, di mana sebuah tembok tinggi yang telah banyak ditumbuhi lumut menghentikan langkah mereka. Ray masih beberapa langkah di belakang yang bersangkutan saat vampir bersosok pria tinggi dengan potongan rambut pendek itu berhenti, membuat Ray menduplikasi gerakan pria tersebut.
Keduanya saling diam sampai Ray melihat pria di depannya itu berbalik dengan perlahan. Dan saat itu Ray dapat melihat dengan jelas iris kehijauan milik pria itu. Iris khas kaum vampir.
.
."Kupikir kucing liar, ternyata anjing hutan."
Ray tersentak tentu saja. Ia tahu bahwa pria itu tengah mengejeknya dengan kalimat bernada satir barusan. Namun hal yang membuatnya membatu adalah bahwa ia tak pernah melihat wajah vampir itu sebelumnya di wilayah ini.
"Siapa kau? Dari mana asalmu? Kau tak tahu bahwa wilayah ini telah dilindungi kaum kami?"
Vampir itu nampak menyeringai mendengar pertanyaan bertubi-tubi Ray, lalu melangkah maju tuk menatap yang bersangkutan dengan lebih jelas. "Sebut saja saudara jauh Neo, Tuan Werewolf."
"Neo?" Ray tahu nama itu. Pimpinan vampir yang juga hidup di kota ini. Hanya saja, kaum werewolf telah hidup lebih lama untuk melindungi warga Smethport, dan apapun atau siapapun yang berani mengganggu ketentraman di wilayah itu, terutama para vampir, mereka harus siap menerima konsekuensi untuk mati tercabik cakar para werewolf. "Sudah berani berkeliling untuk berburu rupanya." Kali ini Ray mencoba menyerang bersama suaranya yang bercampur dengan serigala dalam diri. Mencoba untuk sekadar menggertak.
Tangan si vampir terjulur demi memeriksa kumpulan kuku di satu tangan. "Tadinya. Tapi aku tentu saja tahu mengenai perjanjian yang kaummu dan kami buat, jadi terpaksa aku melepaskan gadis tadi. Padahal baunya enak sekali." Si vampir kemudian terkekeh, membuat Ray kembali mengeratkan gigi-giginya bersama dengan tangan yang terkepal keras di dalam saku bomber yang ia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONCHILD [ Namjin ]
FanfictionEven in the crowd, you will never misunderstand your mate's scent. You will never be able to reject it when that happens to you. It will make you want to run and grab him as fast as you can in your arms. Realize, he is your soul mate. Alternate Univ...