Thomas L. Kane Memorial Chapel, Ken masih berdiri tegak dengan kedua kaki jenjangnya menghadap lurus pada bangunan kuno di depannya seraya menatapi salib yang terpasang di puncak bangunan. Otot-ototnya tak bisa merelaksasi begitu kakinya menapaki jalanan di mana bangunan itu berdiri tegak.Ia bukanlah seseorang yang religius semasa hidup sebagai manusia ratusan tahun silam, dan melangkah masuk ke dalam sana adalah keterpaksaan yang ia ambil karena seorang lelaki incaran yang tengah berusaha menenangkan diri dari kalutnya hati dan pikiran, lalu berlagak sebagai seorang protagonis untuk mendapatkan atensi lebih dari yang bersangkutan.
Tidak. Ken bukanlah mahluk yang anti akan salib. Selama benda itu tak terbuat dari perak dan menjamah kulitnya, ia tetap bisa berkeliaran di tempat peribadatan itu layaknya orang biasa.
Ken mulai mengambil langkah maju untuk menghampiri tempat yang dimaksud sembari menoleh ke kanan dan kiri.
Tempat ini masih berada di wilayah McKean County, namun cukup jauh dari pusat Smethport di mana Seokjin tinggal, dan ia tak menyangka pemuda itu bisa mengemudi sejauh ini, pun ia yakin bahwa Seokjin hanya berkendara tak tentu arah hingga batin pemuda itu menyerah dan memilih berhenti di suatu tempat untuk berdiam.
.
.
.
Kepala Seokjin masih tertunduk dalam bersama dengan tangan yang memangku kepala di sisi sandaran kursi di depannya. Tubuhnya lesu seakan tak ada lagi kekuatan bahkan untuk sekadar mengedipkan kedua mata yang sedari tadi terpejam. Tulang-tulang dalam tubuhnya seolah lebur dari tubuh hingga ia tak mampu beranjak dari tempatnya bergeming. Amarah masih menyeruak di hatinya, membakar segala percaya dan kasih yang telah lama dipupuknya teruntuk kedua orang tua Namjoon sampai habis. Membunuh semua kenangan berharga selama ia mengenal keduanya.
Semuanya terasa tak masuk akal begitu netranya berhadapan dengan manik pasangan itu bersama dengan seluruh anggota pack yang menatapnya dengan gamang, juga pada pria itu, yang kini Seokjin bingung untuk memanggilnya siapa.
Ray... Namjoon...
Jika pria itu benar Namjoon-nya, bagaimana bisa pria itu berada di sana sebagai seorang werewolf dari suatu kawanan yang sama?
Jika pria itu benar Namjoon-nya, bagaimana bisa lelaki itu selamat dari kecelakaan empat tahun lalu? Seokjin bahkan telah mengerahkan seluruh tenaga dan waktunya untuk mencari jejak Namjoon usai tragedi peledakan itu terjadi, tapi tak satupun sisa dari tubuh Namjoon tertinggal di sana sementara jasad lainnya ditemukan. Tak masuk akal jika pria itu berubah menjadi serpihan debu yang akan menghilang sepenuhnya ketika angin berhembus, dan sekalipun Seokjin mengelilingi Pennsylvania demi menyusuri satu persatu rumah sakit demi menemukan Namjoon-nya, namun ia selalu kembali lagi dan lagi dengan tangan hampa, lalu meluas menuju hatinya yang ia kosongkan teruntuk Namjoon seorang, dan menolak tiap tawaran yang datang untuk mengisinya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONCHILD [ Namjin ]
FanficEven in the crowd, you will never misunderstand your mate's scent. You will never be able to reject it when that happens to you. It will make you want to run and grab him as fast as you can in your arms. Realize, he is your soul mate. Alternate Univ...